Pengeluaran Pemerintah dengan Pembangunan Ekonomi

27 Menurut Samuelson dan Nordhaus 2003 pajak cenderung menurunkan permintaan agregat dan GNP. Kenaikan pajak akan berarti bahwa kita memiliki pendapatan disposable yang lebih rendah; dan pendapatan disposable yang lebih rendah berarti kita harus mengurangi pengeluaran konsumsi. Jika pengeluaran investasi dan pemerintah tetap pada jumlah yang sama, maka pengurangan jumlah konsumsi berikutnya akan menurun dan akan menurunkan kesempatan kerja. Dengan demikian, dalam model pengganda pajak yang lebih tinggi tanpa peningkatan pengeluaran pemerintah, akan cenderung untuk mengurangi GNP riil. Sehingga dengan model pengganda pajak akan sangat mudah dilihat bahwa pajak akan menurunkan output.

2.6. Pengeluaran Pemerintah dengan Pembangunan Ekonomi

Menurut Sukirno 2000 pengeluaran pemerintah dapat dipandang sebagai perbelanjaan otonomi karena pendapatan nasional bukanlah merupakan faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan pemerintah untuk menentukan anggaran belanja. Pada dasarnya ada tiga faktor penting yang akan menentukan pengeluaran pemerintah pada suatu tahun tertentu, yaitu 1 pajak yang diharapkan akan diterima, 2 pertimbangan-pertimbangan politik, dan 3 persoalan-persoalan ekonomi yang dihadapi. Menurut Samuelson dan Nordhaus 2004, pemerintah harus mengelola pendapatan untuk membiayai barang-barang publiknya dan untuk program- Angandroa Gulo: Analisis Pengaruh Aspek Fiskal dan Moneter Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. USU e-Repository © 2008. 28 program redistribusi pendapatannya. Pendapatan seperti itu berasal dari pajak- pajak yang dikenakan atas pendapatan pribadi dan pendapatan perusahaan, atas upah, atas penjualan barang-barang konsumen, dan atas hal-hal lain. Seluruh tingkatan pemerintahan mengumpulkan pajak-pajak untuk membiayai pengeluarannya. Sementara Wijaya 2000 mengatakan bahwa pengeluaran pemerintah mempunyai efek pengganda multiplier effect dan merangsang kenaikan pendapatan nasional yang lebih besar daripada pembayaran dalam jumlah yang sama. Pengeluaran pemerintah akan menaikkan pendapatan serta produksi secara berganda sepanjang perekonomian belum mencapai tingkat kesempatan kerja penuh full employment karena ia menaikkan permintaan aggregatif didasarkan pada anggapan bahwa pengeluaran pemerintah tidaklah pada proyek-proyek yang menghalangi atau menggantikan investasi sektor swasta. Teori mengenai perkembangan persentase pengeluaran pemerintah yang semakin besar terhadap GNP juga dijelaskan oleh hukum Wagner, dimana dinyatakan dalam suatu perekonomian apabila pendapatan per kapita meningkat, secara relatif pengeluaran pemerintah pun akan meningkat Mangkoesoebroto, 2000. Pengeluaran pemerintah merupakan komponen dari permintaan agregat dalam pasar barang, sebagaimana ditunjukkan dengan persamaan berikut Mankiw, 2003: Angandroa Gulo: Analisis Pengaruh Aspek Fiskal dan Moneter Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. USU e-Repository © 2008. 29 Y = C Y – T + I r + G + NXe Persamaan ini menyatakan bahwa permintaan agregat Y adalah jumlah konsumsi C, investasi I, belanja pemerintah G, dan ekspor neto NX. Konsumsi bergantung secara positif pada disposable income Y – T. Investasi berhubungan secara negatif dengan tingkat bunga, yang sama dengan tingkat bunga dunia r . Ekspor neto berhubungan secara negatif dengan kurs e.

2.7. Penelitian Sebelumnya