Latar Belakang Drs. Rujiman, MA. 4. Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemerataan pembangunan ekonomi bagi bangsa Indonesia sudah lama dinantikan serta diinginkan oleh rakyat Indonesia. Harapan dan cita-cita yang ingin dijadikan kenyataan tersebut dapat diimplementasikan melalui pembangunan ekonomi untuk dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Oleh karena itu dalam Pembangunan Nasional intinya adalah untuk kesejahteraan dan kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia. Sampai sekarang pembangunan ekonomi belum banyak tersentuh dalam pembangunan, sehingga perlu untuk ditingkatkan. Pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Menurut Kadin 2008, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2007 diperkirakan mencapai atau setidaknya mendekati target yang ditetapkan pemerintah di dalam APBN 2007. Momentum percepatan pertumbuhan sudah kembali hadir, sebagaimana ditandai oleh pertumbuhan produk domestik bruto PDB yang praktis selama enam triwulan berturut-turut menunjukkan peningkatan terus menerus. Pada tahun 2007 pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 6,2 persen. 1 Angandroa Gulo: Analisis Pengaruh Aspek Fiskal dan Moneter Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. USU e-Repository © 2008. 2 Kestabilan makro ekonomi cukup terjaga dengan kecenderungan membaik. Hal ini antara lain tercermin dari nilai tukar Rupiah yang relatif tak bergejolak, kecenderungan penurunan suku bunga, dan laju inflasi yang jauh lebih rendah dari tahun 2006. Kinerja neraca pembayaran balance of payments juga membaik di segala lini: akun perdagangan barang trade account, akun semasa current account, maupun akun modal capital account. Perbaikan kinerja neraca pembayaran bermuara pada peningkatan cadangan devisa yang cukup signifikan. Posisi cadangan devisa per 30 November 2007 tercatat sebesar US54,9 miliar, suatu peningkatan tajam dibandingkan posisi akhir tahun 2006 sebesar US34,7 miliar. Sementara itu, di pasar modal diwarnai oleh rekor-rekor baru IHSG indeks harga saham gabungan, SUN Surat Utang Negara yang terus diminati oleh investor domestik maupun asing, serta ORI Obligasi Republik Indonesia yang selalu terserap oleh investor perseorangan dengan nilai yang melebihi target. Dilihat dari komposisi SUN yang dipegang oleh investor asing terlihat bahwa yang jatuh tempo di atas 10 tahun menduduki porsi terbesar. Ini menandakan bahwa di mata investor institusional asing, prospek ekonomi Indonesia dalam jangka panjang cukup menjanjikan. Sejak semester kedua 2007 ekspansi kredit perbankan meningkat relatif tajam, dan lebih tinggi ketimbang peningkatan dana pihak ketiga. Sehingga, LDR loan-to-deposit ratio juga naik mendekati 70 persen. Dari gambaran tersebut, Angandroa Gulo: Analisis Pengaruh Aspek Fiskal dan Moneter Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. USU e-Repository © 2008. 3 bahwa secara umum dan agregat, kinerja perekonomian Indonesia selama tahun 2007 menunjukkan kemajuan yang cukup baik. Namun, jika kita telaah lebih mendalam dan rinci, gambarannya tak sebaik tampak luar. Paling tidak, pola dan arah perkembangan ekonomi menunjukkan mixed signals. Seandainya signals yang terhadirkan lebih konsisten, niscaya perkembangan ekonomi Indonesia akan jauh lebih baik dan sekaligus lebih tangguh dalam menghadapi goncangan eksternal dan menjawab persoalan-persoalan sosial di dalam negeri. Perkembangan perekonomian Indonesia akan dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, khususnya kebijakan dibidang fiskal dan moneter, yaitu menyangkut pengeluaran pemerintah pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan, jumlah uang beredar dan juga kebijakan tentang pajak. Dalam kenyataannya kebijakan pemerintah dalam bidang fiskal dan moneter juga tergantung pada kondisi perekonomian, dimana kebijakan fiskal dan moneter berbeda pada saat kondisi sebelum krisis ekonomi terjadi dan kebijakan setelah krisis ekonomi terjadi. Perkembangan pengeluaran pemerintah, jumlah uang beredar dan penerimaan pajak di Indonesia tahun 2001 – 2006 adalah sebagaimana disajikan pada tabel berikut: Angandroa Gulo: Analisis Pengaruh Aspek Fiskal dan Moneter Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. USU e-Repository © 2008. 4 Tabel 1.1. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah, Jumlah Uang Beredar dan Pajak Tahun 2001 – 2006 Milyar Rupiah Pengeluaran Pemerintah G Tahun Rutin Pembangunan Jumlah Uang Beredar M Pajak T 2001 190.092 125.664 844.053 179.892 2002 198.741 145.268 883.908 219.627 2003 208.584 162.008 955.692 254.147 2004 155.438 218.913 1.033.527 272.175 2005 117.817 279.952 1.203.215 297.844 2006 311.157 336.511 1.382.074 416.313 Sumber: BPS Indonesia, 2007. Data Tabel 1.1. menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah, jumlah uang beredar maupun penerimaan pajak di Indonesia terus menunjukkan peningkatan setiap tahun. Dengan meningkatnya pengeluaran tersebut diharapkan juga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yang dapat dilihat dari PDB yang semakin meningkat. Karena tujuan pengeluaran pemerintah baik rutin maupun pembangunan adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang semakin baik dan stabil sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena besarnya peranan kebijakan pemerintah di bidang fiskal dan moneter baik pada kondisi sebelum krisis maupun setelah terjadinya krisis ekonomi, perlu dilakukan suatu penelitian bagaimana pengaruh kebijakan pemerintah di bidang fiskal dan moneter terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dalam hal ini kebijakan pemerintah di bidang fiskal dan Angandroa Gulo: Analisis Pengaruh Aspek Fiskal dan Moneter Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. USU e-Repository © 2008. 5 moneter yang dianalisis adalah pengeluaran pemerintah rutin dan pembangunan, jumlah uang beredar dan pajak.

1.2. Perumusan Masalah