Jumlah Uang Beredar Drs. Rujiman, MA. 4. Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D

21 Deregulasi 4 Juni 1994, serta Paket Deregulasi Juli 1997. Paket-paket deregulasi ini, antara lain berisi penurunan tarif, penyederhanaan prosedur, penanaman modal, dan kebijaksanaan perkreditan. Salah satu tujuan dari keseluruhan paket tersebut adalah untuk memperlancar distribusi dan penyediaan berbagai barang dan jasa kebutuhan rakyat serta untuk meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia dalam menghadapi persaingan global Muhammad, 2007.

2.4. Jumlah Uang Beredar

Dalam perkembangan sejarah peradaban manusia, peranan uang dirasakan sangat penting. Hampir tidak ada satupun kehidupan ekonomi manusia yang tidak berhubungan dengan uang. Pengalaman menunjukkan bahwa jumlah uang beredar diluar kendali dapat menimbulkan konsekwensi atau pengaruh buruk terhadap perkembangan variabel-variabel ekonomi utama, yaitu tingkat produksi dan tingkat harga. Pada awalnya, yang digolongkan dalam definisi uang hanyalah uang kartal yang terdiri dari uang koin dan kertas yang beredar di masyarakat. Kemudian dengan berkembangnya peranan bank, yang termasuk sebagai uang adalah uang kartal dan uang giral demand deposit. Pekembangan jenis-jenis uang ini mengikuti perkembangan kebutuhan sarana pembayaran dan transaksi dalam perekonomian. Pada dasarnya, penggolongan berbagai jenis uang ini berdasarkan pada sifat likuid tidaknya jenis uang tersebut. Uang tergolong dalam aktiva yang Angandroa Gulo: Analisis Pengaruh Aspek Fiskal dan Moneter Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. USU e-Repository © 2008. 22 memiliki sifat likuid yang sangat tinggi. Jenis uang yang tidak dapat dipakai sebagai alat tukartransaksi secara seketika disebut sebagai dana terbatas. Di Amerika Serikat, terdapat empat agregat moneter utama, yaitu: uang kartal, M1, M2, M3 dan L Dornbusch, Fischer dan Startz, 2004. a. M1 terdiri dari aset-aset yang digunakan secara langsung, instan dan tanpa hambatan dalam melakukan pembayaran. Aset ini bersifat likuid. M1 berhubungan dengan kebanyakan definisi tradisional mengenai uang sebagai alat pembayaran. b. M2, terdiri dari M1 ditambah aset yang tidak likuid secara instan, penarikan deposito berjangka misalnya memerlukan pemberitahuan kepada institusi penyimpanan; dana mutual pasar uang menentukan nilai minimum yang dapat diambil. c. M3, terdiri dari M2 ditambah item yang tidak pernah dilihat kebanyakan orang, yang disebut large negotiable deposits dan repurchase agreements. Sebagian dimiliki perusahaan, tetapi sebagian juga dimiliki individu. d. L, terdiri dari M3 ditambah beberapa aset likuid yang bersubstitusi dekat dengan uang, namun bukan uang itu sendiri. Dalam melaksanakan kewajibannya, otoritas moneter memiliki kewajiban sistem moneter yang terdiri atas mengeluarkan uang kartal Currency, yakni uang kertas dan uang logam yang diedarkan oleh Bank Indonesia, ditambah dengan uang giral demand deposit yaitu sipanan giro masyarakat, pengertian tersebut Angandroa Gulo: Analisis Pengaruh Aspek Fiskal dan Moneter Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. USU e-Repository © 2008. 23 disebut juga dengan uang beredar dalam arti sempit M 1 . Kewajiban yang meliputi M 1 plus uang kuasi quasy money yang terdiri dari deposito berjangka dan tabungan yang dimiliki oleh sektor swasta domestik pada bank-bank umum disebut uang beredar dalam arti luas M 2 atau likuiditas perekonomian Pratomo, 2003 Peningkatan uang beredar yang berlebihan dapat mendorong peningkatan harga melebihi tingkat yang diharapkan sehingga dalam jangka penjang dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, apabila peningkatan uang beredar sangat rendah, maka kelesuan ekonomi akan terjadi. Menurut Suseno 2002 apabila hal ini terus menerus terjadi, kemakmuran masyarakat secara keseluruhan pada gilirannya akan mengalami penurunan. Kondisi tersebut antara lain melatar belakangi upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah atau otoritas moneter suatu negara dalam mengendalikan jumlah uang beredar. Dalam literatur dikenal dua jenis kebijakan moneter, yaitu kebijakan moneter ekspansif dan kebijakan moneter kontraktif. Kebijakan moneter ekspansif adalah kebijakan moneter yang ditujukan untuk mendorong kegiatan ekonomi, yang antara lain dilakukan melalui peningkatan uang beredar. Sebaliknya, kebijakan moneter kontraktif adalah kebijakan moneter yang ditujukan untuk memperlambat kegiatan ekonomi, yang antara lain dilakukan melalui penurunan uang beredar. Angandroa Gulo: Analisis Pengaruh Aspek Fiskal dan Moneter Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. USU e-Repository © 2008. 24 Untuk menjaga kestabilan nilai mata uang, Bank sentral sebagai pemegang otoritas moneter diberikan beberapa wewenang dalam melakukan tugasnya. Pertama adalah tugas dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter untuk mengendalikan uang beredar dan suku bunga dalam perekonomian agar dapat mendukung pencapaian tujuan kestabilan nilai uang. Pengendalian ini tidak boleh dilakukan secara ketat dan berlebihan karena akan mempersulit dan menyebabkan aktivitas ekonomi menjadi terkendala dan lesu. Sebaliknya, pengendalian uang beredar dan suku bunga tidak boleh terlalu longgar karena akan menyebabkan tidak terpeliharanya kestabilan nilai uang yang akan mendorong merosotnya kepercayaan masyarakat dan mempersulit perencanaan bisnis para pengusaha. Hasil analisa dan pemantauan yang dilakukan oleh bank sentral kemudian akan digunakan dalam melaksanakan kebijakan moneternya, melalui pengendalian jumlah uang beredar dan suku bunga. Pengendalian terhadap jumlah uang beredar akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara. Menurut Samuelson dan Nordhaus 2003, pengurangan jumlah uang beredar akan cenderung meningkatkan tingkat suku bunga dan memperketat syarat-syarat kredit. Dengan suku bunga yang lebih tinggi dan kekayaan yang lebih rendah, maka pengeluaran yang sensitif terhadap suku bunga, khususnya investasi, akan cenderung turun. Pada akhirnya, tekanan uang ketat, dengan pengurangan permintaan agregat, akan menurunkan pendapatan, output dan kesempatan kerja. Hal ini sesuai dengan pendapat Angandroa Gulo: Analisis Pengaruh Aspek Fiskal dan Moneter Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. USU e-Repository © 2008. 25 Dornbusch, Fischer dan Startz 2004, bahwa permintaan keseimbangan uang riil berespon negatif terhadap tingkat suku bunga. Kenaikan suku bunga akan menurunkan permintaan uang. Menurut Mankiw 2003, jumlah uang beredar tergantung pada basis moneter, rasio deposito-cadangan, dan rasio deposito-uang kartal. Kenaikan basis moneter menyebabkan kenaikan yang proporsional jumlah uang beredar. Penurunan rasio deposito-cadangan atau rasio deposito-uang kartal meningkatkan pengganda uang dan jumlah uang beredar.

2.5. Pajak