BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Stres Kerja Perawat
Stress kerja perawat dalam penelitian ini didasarkan pada tujuh indikator yang dijabarkan dalam lima belas indikator yang mengacu pada determinan terjadinya
stress kerja. Stress kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu keadaan yang menekan dan merasa tertekan yang dirasakan perawat dalam melaksanakan
pekerjaannya,disebabkan oleh kondisi-kondisi yang dihadapinya dalam melaksanakan pekerjaannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 59,6 perawat di RSU dr Pirngadi Medan menunjukkan tingkat stress kategori sedang, hanya 9,9 termasuk kategori
tinggi dan 4,6 termasuk kategori sangat tinggi. Indikasi stress kerja kategori sedang tersebut tercermin dari lebih dominannya perawat yang mengalami gejala-gejala
berbagai indikator stress. Seperti diketahui 76,8 perawat sulit mengalami konsentrasi dalam melakukan pekerjaanya, selain itu 68,9 merasa bosan dan tidak
puas dalam bekerja, 67,5 merasa cepat lelah. Keadaan yang dialami oleh perawat tersebut menunjukkan adanya indikasi
mengalami stress kerja. Hal ini sesuai dengan pendapat Rosenthal 2002 bahwa stres dapat terjadi pada karyawan yang frustrasi yang disebabkan oleh terhambatnya
promosi, ketidakjelasan tugas dan wewenang serta ketidakjelasan penilaianevaluasi staf, ketidakpuasan gaji yang diterima, selain itu juga disebabkan oleh kondisi
Asyiah Simanjorang : Pengaruh Karakteristik Organisasi Terhadap Stress Kerja Perawat Di RSU Dr. Pirngadi Medan, 2008
USU Repository © 2008
fisiologis dan kesehatan perawat juga memberikan kontribusi terhadap gejala-gejala stress kerja.
Gejala stres kerja lain yang juga terjadi pada perawat adalah perawat 68,2 kadang-kadang merasa kualitas kerjanya rendah, dan 74,2 kurang semangat dalam
bekerja dan 65,6 tidak muncul kreativitas dan inovasinya dalam melakukan pekerjaanya, sehingga secara akumulasi akan mempengaruhi pikiran dan
psikologisnya yang mengarah stress kerja. Konsekuensi dari stress kerja tersebut adalah tidak terlaksananya pekerjaan
secara maksimal dalam mewujudkan visi dan misi rumah sakit. Selain itu bagi individu perawat konsekuensi stress kerja yang berkelanjutan akan menyebabkan
gangguang psikis yang berat, dan menurunnya produktivitas kerja perawat. Hal ini sejalan dengan pendapat Boenish 2005 stres dalam jumlah sedikit
menguntungkan atau dibutuhkan, namun stres yang terlalu lama dapat meletihkan atau merusak sistem tubuh sehingga akan mengakibatkan timbulnya penyakit. stres
kerja ada kalanya berguna untuk menimbulkan persaingan yang dinamis dalam rangka meningkatkan kinerja, tetapi dapat pula menjadi penghalang bagi kreatifitas
dan prestasi kerja jika stres sudah melewati ambang batas tertentu.
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Nursalam 2005, bahwa implikasi dari stress kerja perawat akan menyebabkan gangguan kesehatan.
Umumnya disebabkan oleh kejenuhan dan beban kerja yang sangat banyak sehingga perawat tidak bisa bekerja secara maksimal.
Asyiah Simanjorang : Pengaruh Karakteristik Organisasi Terhadap Stress Kerja Perawat Di RSU Dr. Pirngadi Medan, 2008
USU Repository © 2008
Demikian juga dengan penelitian Ilmi 2005 di RSUD Ulin Banjarmasin menunjukkan bahwa tingkat stres kerja perawat dengan kategori tinggi sebesar 15,
tingkat stres kerja yang tinggi cenderung mengarah pada gangguan fisiologis, seperti: sering mengalami sakit kepala, pusing, tekanan darah meningkat, mengalami
ketegangan dalam bekerja, sering mengalami jantung berdebar, bola mata melebar, mulut kering berkeringat dingin, nyeri leher dan bahu.
5.2. Pengaruh Imbalan Jasa terhadap Stres Kerja Perawat