dalam melaksanakan tugasnya perawat diikat standar pelayanan keperawatan dan kode etik keperawatan Praptiningsih, 2006.
Sebagai Pegawai Negeri Sipil yang bekerja di rumah sakit, dalam pembinaan perawat berlaku ketentuan peraturan perundang-undangan kepegawaian. Manajemen
Pembinaan dilakukan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier yang dititikberatkan pada prestasi kerja Suradji, 2006.
2.2 Stres Kerja
Setiap orang bisa mengalami stres ketegangan yang disebabkan tuntutan, kesulitan, ancaman yang dialaminya dalam menjalani kehidupannya. Orang-orang
memiliki toleransi yang berbeda terhadap berbagai situasi stres. Menurut Towner 2002 stres adalah tekanan yang terlalu besar bagi individu.
Terjadinya stress di tempat kerja hampir tidak dapat dihindari dalam banyak jenis pekerjaan.
Menurut National Safety Council 2003 stres adalah ketidakmampuan mengatasi ancaman yang dihadapi oleh mental, fisik, emosional dan spiritual
manusia, yang pada suatu saat dapat mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut. Stres merupakan persepsi manusia terhadap situasi atau kondisi lingkungan. Di
tempat kerja, perasaan stres dapat diekspresikan sebagai : sikap pesimis, tidak puas, produktivitas rendah, dan sering absen.
Menurut Rasmun 2004 yang mengutip pendapat Hans Selye, Davis, Barbara stres adalah respon tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap kebutuhan
Asyiah Simanjorang : Pengaruh Karakteristik Organisasi Terhadap Stress Kerja Perawat Di RSU Dr. Pirngadi Medan, 2008
USU Repository © 2008
tubuh yang terganggu, suatu fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari, setiap orang mengalaminya, stres memberi dampak secara total
terhadap individu yaitu terhadap fisik, psikologis, intelektual, sosial dan spritual. Menurut Rosenthal 2002 stres diartikan sebagai sebuah pengalaman
emosional negatif yang dihubungkan dengan perubahan-perubahan biologis yang menggerakkan tubuh untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap
rangsangan-rangsangan dari luar external triggers. Stres kerja dapat terjadi pada karyawan yang frustrasi. Faktor yang diduga berkaitan dengan frustrasi kerja adalah
terhambatnya promosi, ketidakjelasan tugas dan wewenang serta penilaianevaluasi staf, ketidakpuasan gaji yang diterima.
Menurut Boenish 2005 yang mengutip pendapat Selye mengatakan bahwa stres dibedakan atas : stres baik eustres stres sampai derajat tertentu dianggap
sebagai sebuah motivasi positif dapat memberikan rasa keberhasilan, kepuasan, kebermaknaan, keseimbangan. Apabila melebihi poin optimal menjadi stres buruk
distres menyebabkan orang merasa tidak berdaya, frustrasi, kecewa, juga dapat mengakibatkan kerusakan fisik maupun psikologis.
Menurut National Safety Council 2003 distres dapat dibedakan menjadi 2 bentuk : stres akut dan stres kronis. Stres akut muncul cukup kuat, tetapi menghilang
dengan cepat, misalnya terlambat datang ke tempat rapat. Stres kronik tidak terlalu kuat, tetapi dapat bertahan sampai berhari-hari, berminggu minggu, bahkan berbulan
bulan, misalnya masalah keuangan, hubungan yang buruk dengan rekan kerja dan kejenuhan kerja. Stres kronik dapat mempengaruhi produktivitas kerja.
Asyiah Simanjorang : Pengaruh Karakteristik Organisasi Terhadap Stress Kerja Perawat Di RSU Dr. Pirngadi Medan, 2008
USU Repository © 2008
Menurut Boenish 2005 stres dalam jumlah sedikit dibutuhkan oleh manusia akan membantu dalam menghasilkan kinerja yang baik, namun stres yang terlalu
lama dapat meletihkan dan merusak sistem pertahanan tubuh sehingga dapat menyebabkan timbulnya penyakit. Stressor merupakan situasi yang dapat
menyebabkan timbulnya stres. Menurut Rasmun 2004 stressor adalah variabel yang dapat diidentifikasi
sebagai penyebab timbulnya stres, datangnya stressor dapat sendiri-sendiri atau dapat pula secara bersama-sama. Sumber stres dapat berupa : biologis, psikologik, sosial,
dan spritual, terjadinya stres karena stressor tersebut dirasakan dan dipersepsikan oleh individu sebagai suatu ancaman sehingga menimbulkan kecemasan.
Reaksi individu terhadap stressor dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain : 1 bagaimana individu mempersepsikan stressor, 2 bagaimana intensitas serangan
terhadap individu, 3 jumlah stressor yang dihadapi pada waktu yang sama, 4 lamanya pemaparan stressor, 4 pengalaman masa lalu, 5 tingkat perkembangan
Rasmun, 2004 Menurut Greenberg 2004 stres kerja adalah kombinasi dari sumber-sumber
stress pada pekerjaan, karateristik individu, dan stressor ekstra organisasi. Interaksi stressor kerja dengan karakteristik individu, merupakan bagian yang penting di
tempat kerja karateristik ini termasuk : tingkat kecemasan dan neurotik pekerja, toleransi terhadap ambiguitas, dan pola kepribadian. Sumber stress yang datang dari
luar tempat kerja dan diluar karyawan, yaitu sumber stress ekstraorganisasi : masalah keluarga, krisis kehidupan, keuangan, factor lingkungan.
Asyiah Simanjorang : Pengaruh Karakteristik Organisasi Terhadap Stress Kerja Perawat Di RSU Dr. Pirngadi Medan, 2008
USU Repository © 2008
Menurut Greenberg 2004 yang mengutip pendapat Yerkes Dodson bahwa stres dibedakan atas 3 tingkatan yaitu : 1 stres rendah, 2 stres sedang dan 3 stres
tinggi. Sedangkan menurut National Safety Council stres dibedakan atas : 1 stres kerja rendah, 2 stres kerja menengah, 3 stres kerja tinggi, dan stres kerja sangat
tinggi.
2.3 Karakteristik Organisasi