Demikian juga dengan penelitian Ilmi 2005 di RSUD Ulin Banjarmasin menunjukkan bahwa tingkat stres kerja perawat dengan kategori tinggi sebesar 15,
tingkat stres kerja yang tinggi cenderung mengarah pada gangguan fisiologis, seperti: sering mengalami sakit kepala, pusing, tekanan darah meningkat, mengalami
ketegangan dalam bekerja, sering mengalami jantung berdebar, bola mata melebar, mulut kering berkeringat dingin, nyeri leher dan bahu.
5.2. Pengaruh Imbalan Jasa terhadap Stres Kerja Perawat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa stressor imbalan jasa dirasakan 57 perawat sebagai stressor rendah, 21,2 sebagai stressor sedang, 6,0 termasuk
stressor tinggi dan hanya 1,3 sebagai stressor sangat tinggi. Hal ini disebabkan oleh secara umum perawat sudah memperoleh berbagai jenis indikator dari imbalan jasa
seperti gaji, tunjang fungsional, tunjangan keluarga maupun tunjangan beras. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stressor imbalan jasa yang dirasakan
perawat bervariasi berdasarkan berbagai indikator Tabel 4.2. yaitu jumlah gaji, tunjangan keluarga, tunjangan fungsional, pemberian insentif, dan tunjangan beras.
Hasil penelitian ini selaras dengan pendapat Suryani 2003, Ilmi 2005, yang menyatakan bahwa kelelahan mental terjadi disebabkan oleh faktor keuangan
pendapatan yang rendah dan pemberian upah yang tidak adil. Namun demikian, terdapat perbedaan pendapat antara hasil penelitian ini dengan pendapat Greenberg
2004 yaitu : menurut Greenberg kesulitan keuangan merupakan sumber stres di luar organisasi, tetapi menurut penelitian ini kesulitan keuangan merupakan sumber stres
Asyiah Simanjorang : Pengaruh Karakteristik Organisasi Terhadap Stress Kerja Perawat Di RSU Dr. Pirngadi Medan, 2008
USU Repository © 2008
yang terdapat di dalam organisasi, hal ini terkait dengan jumlah imbalan jasa gaji, tunjangan fungsional, tunjangan keluarga, tunjangan beras dan insentif yang diterima
oleh perawat dirasakan kurang sehingga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan perawat dan keluarganya secara layak.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 47,0 responden mengatakan bahwa pemberian gaji kadang-kandang dirasakan menjadi beban pikiran, dari alasan
jawaban yang ditulis oleh responden diketahui bahwa gaji yang diterima tidak cukup karena harga kebutuhan hidup sehari hari semakin meningkat, seperti kebutuhan
pangan, sandang, perumahan sehubungan dengan peningkatan harga bahan bakar minyak, dan naiknya biaya transport. Sebagian staf termasuk membantu anggota
keluarga lainnya, berbagai keperluan sosial dan adat. Adanya perbedaan hasil penelitian ini, kemungkinan disebabkan oleh
perbedaan tingkat perkembangan suatu negara karena Greenberg melakukan penelitian di negara maju sehingga perawat di sana sudah menerima imbalan jasa
yang dapat mencukupi seluruh kebutuhan hidupnya dan dapat menjamin untuk hidup layak, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh suryani, ilmi dan penelitian ini
berada di Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, dan juga mengalami krisis ekonomi dalam jangka waktu yang lama sehingga standar imbalan jasa gaji
Pegawai Negeri Sipil tergolong rendah bila dibandingkan dengan kalkulasi biaya hidup minimal bulanan Thoha, 2005.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 35,8 responden mengatakan bahwa tunjangan fungsional kadang-kadang dirasakan menjadi beban pikiran. Perawat juga
Asyiah Simanjorang : Pengaruh Karakteristik Organisasi Terhadap Stress Kerja Perawat Di RSU Dr. Pirngadi Medan, 2008
USU Repository © 2008
mengatakan bahwa tunjangan fungsional yang diterima tidak sebanding dengan risiko kerja yang dihadapi dalam menjalankan tugas sehari-hari di rumah sakit, karena
dalam menjalankan tugas sehari-hari perawat rentan terhadap kecelakaan kerja pada saat perawat mengangkat pasien, pekerjaan menyuntik, dan sebagainya. Perawat
dalam melaksanakan pekerjaan sehari hari di rumah sakit juga rentan terhadap terjadinya penyakit akibat kerja yaitu berhubungan dengan kuman penyakit yang
berasal dari pasien, efek radiasi, antiseptik pada kulit dan lain lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 38,4 responden mengatakan bahwa
Tunjangan keluarga kadang-kadang dirasakan menjadi beban pikiran. Tunjangan anak dan suamiistri dirasakan terlalu kecil, tidak dapat memenuhi kebutuhan
keluarga dan biaya sekolah anak-anak yang sangat tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 50,3 perawat mengatakan bahwa
pemberian insentif kadang-kadang dirasakan menjadi beban pikiran Menurut alasan jawaban responden, insentif yang diterima perawat perlu ditambah karena jumlahnya
tidak mencukupi dan tidak dibagikan rutin setiap bulan, walaupun jumlahnya kecil dirasakan dapat membantu dalam memenuhi kebutuhan.
Menurut alasan jawaban responden, imbalan jasa perawat yang masih rendah menyebabkan sebagian perawat kurang bersemangat untuk bekerja, namun demikian
sebagian perawat mengatakan bahwa imbalan jasa yang masih rendah tidak menyebabkan mereka tidak bersemangat untuk bekerja karena mereka bekerja
sebagai perawat merupakan panggilan jiwa.
Asyiah Simanjorang : Pengaruh Karakteristik Organisasi Terhadap Stress Kerja Perawat Di RSU Dr. Pirngadi Medan, 2008
USU Repository © 2008
5.3. Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Stres Kerja Perawat