Variabel dan Definisi Operasional

alpa dengan nilai r tabel, dikatakan reliabel bila nilai Cronbach alpa nilai r tabel. Adapun hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner karakteristik organisasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa secara keseluruhan setiap butir pertanyaan pada setiap variabel, yaitu: dapat dilihat pada lampiran 3 dan 4 1 Variabel imbalan jasa terdiri dari 5 pertanyaan secara keseluruhan dinyatakan valid dan realibel 2 Variabel lingkungan kerja terdiri dari 5 pertanyaan secara keseluruhan dinyatakan valid dan realibel 3 Variabel pengembangan karir terdiri dari 7 pertanyaan secara keseluruhan dinyatakan valid dan realibel 4 Variabel tim kerja terdiri dari 2 pertanyaan secara keseluruhan dinyatakan valid dan realibel 5 Variabel aspek tugas terdiri dari 10 pertanyaan secara keseluruhan dinyatakan valid dan realibel

3.5 Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1 Variabel Independen Karakteristik organisasi adalah ciri-ciri dari organisasi atau institusi tempat perawat melakukan pekerjaannya, karakteristik organisasi pada penelitian ini terdiri dari 5 variabel yaitu : 1. Aspek Imbalan jasa adalah segala sesuatu bentuk upahpenghargaan yang diberikan oleh organisasi kepada perawat sebagai akibat dari pelaksanaan pelayanan Asyiah Simanjorang : Pengaruh Karakteristik Organisasi Terhadap Stress Kerja Perawat Di RSU Dr. Pirngadi Medan, 2008 USU Repository © 2008 keperawatan terhadap kliennya di rumah sakit, baik dalam bentuk imbalan langsung atau tidak langsung terutama dalam bentuk uang yang berasal dari gaji pokok, tunjangan, insentif. a. Gaji yaitu sejumlah uang yang diterima oleh perawat dalam bentuk gaji pokok besarnya ditentukan berdasarkan pangkat dan golongan ruangnya b. Tunjangan keluarga : sejumlah uang yang diterima berupa tambahan gaji sebagai bantuan bagi perawat yang memiliki suami atau istri, dan anak. c. Tunjangan jabatan fungsional : sejumlah uang yang diterima perawat berupa tambahan gaji sehubungan dengan jabatan fungsional yang diembannya d. Tunjangan pangan: sejumlah bantuan dalam bentuk beras atau uang yang diberikan kepada perawat e. Insentif : sejumlah uang yang diberikan kepada perawat untuk membangkitkan kegairahan dalam bekerja dan menumbuhkan kreativitas. Tingkat stressor kerja aspek imbalan jasa disusun menggunakan skala Likert, yang terdiri dari 5 tingkat stressor dengan operasionalisasinya sebagai berikut : a. Stressor kerja sangat rendah, jika imbalan jasa yang diberikan kepada perawat tidak pernah menjadi beban pikiran b. Stressor kerja rendah, jika imbalan jasa yang diberikan kepada perawat kadang-kadang menjadi beban pikiran c. Stressor kerja sedang jika imbalan jasa yang diberikan kepada perawat agak sering menjadi beban pikiran Asyiah Simanjorang : Pengaruh Karakteristik Organisasi Terhadap Stress Kerja Perawat Di RSU Dr. Pirngadi Medan, 2008 USU Repository © 2008 d. Stressor kerja tinggi jika imbalan jasa yang diberikan kepada perawat sering menjadi beban pikiran e. Stressor kerja tinggi jika imbalan jasa yang diberikan kepada perawat selalu menjadi beban pikiran 2. Lingkungan kerja adalah suatu kondisi dimana seorang perawat melaksanakan pekerjaannya, kondisi kerja perawat yang berpengaruh terhadap stres kerja antara lain meliputi : tempat kerja, sarana kerja dan resiko kerja a. Tempat kerja adalah lokasi seorang perawat bekerja di rumah sakit dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada kliennya. b. Sarana kerja, yaitu sejumlah peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas c. Resiko kerja adalah kemungkinan bahaya, kerugian atau akibat yang tidak menyenangkan yang dialami oleh perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada kliennya. Tingkat stressor kerja aspek lingkungan kerja disusun menggunakan skala Likert, terdiri dari 5 tingkat stressor dengan operasionalisasinya sebagai berikut : a. Stressor kerja sangat rendah, jika lingkungan kerja tidak pernah dirasakan menjadi tekanan beban pikiran oleh perawat b. Stressor kerja rendah, jika lingkungan kerja dirasakan kadang-kadang menjadi tekanan beban pikiran oleh perawat c. Stressor kerja sedang jika lingkungan kerja dirasakan agak sering menjadi tekanan beban pikiran oleh perawat Asyiah Simanjorang : Pengaruh Karakteristik Organisasi Terhadap Stress Kerja Perawat Di RSU Dr. Pirngadi Medan, 2008 USU Repository © 2008 d. Stressor kerja tinggi jika lingkungan kerja dirasakan sering menjadi tekanan beban pikiran oleh perawat e. Stressor kerja sangat tinggi jika lingkungan kerja dirasakan selalu menjadi tekanan beban pikiran oleh perawat 3. Pengembangan karir : kemajuan yang dialami perawat dalam jenjang jabatan atau kepangkatan yang dapat dicapai selama masa kerja. Indikator yang digunakan adalah : a. Kesesuaian kompetensi dengan pekerjaan yaitu kecocokan antara kewenangan yang dimiliki dengan segala sesuatu yang dilakukan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien. b. Beban angka kredit, yaitu sejumlah nilai yang harus dikumpulkan oleh seorang perawat sesuai dengan golongan kepangkatannya untuk memenuhi syarat kenaikan jabatan atau kepangangkatan yang lebih tinggi. c. Peningkatan keahlian yaitu kesempatan yang dimiliki oleh perawat untuk mempertinggi atau menambah pengetahuan, sikap maupun ketrampilannya baik melalui diklat maupun pendidikan berjenjang. d. Penilaian prestasi kerja yaitu suatu perbuatan yang dilakukan pimpinan untuk menilai pelaksanaan tugas perawat, sesuai cakupan tugas dan kegiatan yang dibebankan kepada perawat. e. Informasi karir adalah proses pemberitahuanpenyampaian keterangan yang disampaikan oleh pejabat yang berwenang untuk kemajuan pekerjaan seorang perawat. Asyiah Simanjorang : Pengaruh Karakteristik Organisasi Terhadap Stress Kerja Perawat Di RSU Dr. Pirngadi Medan, 2008 USU Repository © 2008 Tingkat stressor kerja aspek pengembangan karir disusun menggunakan skala Likert, terdiri dari 5 tingkat stressor dengan operasionalisasinya sebagai berikut : a. Stressor kerja sangat rendah, jika pengembangan karir tidak pernah dirasakan menjadi tekanan beban pikiran oleh perawat b. Stressor kerja rendah, jika pengembangan karir kadang-kadang dirasakan menjadi tekanan beban pikiran oleh perawat c. Stressor kerja sedang jika pengembangan karir dirasakan agak sering menjadi tekanan beban pikiran oleh perawat d. Stressor kerja tinggi jika pengembangan karir dirasakan sering menjadi tekanan beban pikiran oleh perawat e. Stressor kerja sangat tinggi jika pengembangan karir dirasakan selalu menjadi tekanan beban pikiran oleh perawat 4. Tim kerja adalah kumpulan beberapa orang yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama, diukur dengan indikator : a. Hubungan dengan tim kerja, yaitu situasikeadaan kelompok kerja yang memiliki pertalian dengan pekerjaan perawat dalam pelaksanaan tugas. b. Dukungan atasan, yaitu sokongan atau bantuan yang diberikan atasan kepada perawat dalam melaksanakan pekerjaan Tingkat stressor kerja aspek tim kerja disusun menggunakan skala Likert, terdiri dari 5 tingkat stressor dengan operasionalisasinya sebagai berikut : a. Stressor kerja sangat rendah, jika tim kerja tidak pernah dirasakan menjadi tekanan beban pikiran oleh perawat Asyiah Simanjorang : Pengaruh Karakteristik Organisasi Terhadap Stress Kerja Perawat Di RSU Dr. Pirngadi Medan, 2008 USU Repository © 2008 b. Stressor kerja rendah, jika tim kerja sekali-sekali dirasakan menjadi tekanan beban pikiran oleh perawat c. Stressor kerja sedang jika tim kerja dirasakan agak sering menjadi tekanan beban pikiran oleh perawat d. Stressor kerja tinggi jika tim kerja dirasakan berulang-ulang menjadi tekanan beban pikiran oleh perawat e. Stressor kerja sangat tinggi, jika tim kerja senantiasa dirasakan menjadi tekanan beban pikiran oleh perawat 5. Aspek tugas adalah segala sesuatu bentuk uraian kegiatan yang harus dilaksanakan oleh seorang perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada kliennya di rumah sakit. Indikator yang digunakan yaitu : a. Tugas pokok : segala sesuatu yang wajib dilakukan atau ditentukan untuk dilakukan oleh seorang perawat sebagai tugas utamanya. b. Tugas tambahan : seperangkat tugas atau kegiatan tambahan yang diberikan oleh atasan yang harus dilaksanakan oleh seorang perawat. c. Beban kerja : kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang perawat dalam melaksanakan pelayanan asuhan keperawatan kepada klien. d. Otonomi : jenjang atau tingkatan kewenangan dan pertanggungjawaban yang dapat dilakukan atau diatur sendiri oleh perawat dalam melaksanakan pekerjaannya. Tingkat stressor kerja aspek tugas disusun menggunakan skala Likert, terdiri dari 5 tingkat stressor dengan operasionalisasinya sebagai berikut : Asyiah Simanjorang : Pengaruh Karakteristik Organisasi Terhadap Stress Kerja Perawat Di RSU Dr. Pirngadi Medan, 2008 USU Repository © 2008 a. Stressor kerja sangat rendah, jika aspek tugas tidak pernah dirasakan menjadi tekanan beban pikiran oleh perawat b. Stressor kerja rendah, jika aspek tugas sekali-sekali dirasakan menjadi tekanan beban pikiran oleh perawat c. Stressor kerja sedang jika aspek tugas dirasakan agak sering menjadi tekanan beban pikiran oleh perawat d. Stressor kerja tinggi jika aspek tugas dirasakan sering menjadi tekanan beban pikiran oleh perawat e. Stressor kerja sangat tinggi, jika aspek tugas selalu dirasakan menjadi tekanan beban pikiran oleh perawat 3.5.2 Variabel Dependen Stres kerja, yaitu suatu keadaan yang menekan dan merasa tertekan yang dirasakan perawat dalam melaksanakan pekerjaannya, disebabkan oleh kondisi- kondisi yang dihadapinya dalam melaksanakan pekerjaannya, diukur dengan 7 indikator, yaitu : 1. Kepuasan kerja : suatu keadaan dimana perawat merasakan bahwa keinginannya dalam bekerja terpenuhi 2. Kinerja : keadaan yang menunjukkan prestasi kerja perawat 3. Semangat kerja : kemauan dan kekuatan yang dimiliki oleh seorang perawat untuk bekerja Asyiah Simanjorang : Pengaruh Karakteristik Organisasi Terhadap Stress Kerja Perawat Di RSU Dr. Pirngadi Medan, 2008 USU Repository © 2008 4. Komunikasi : kemampuan yang dimiliki oleh seorang perawat untuk berhubungan dengan orang lain. 5. Kreatifitas dan inovasi : kemampuan menghasilkan buah pikiran dan daya imajinasi yang dimiliki oleh seorang perawat 6. Pengambilan keputusan : kemampuan perawat untuk menentukan apa yang akan dilakukan dalam pelaksanaan tugasnya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. 7. Pemanfaatan waktu : kemampuan perawat untuk menggunakan seluruh kesempatan yang ada untuk memberikan pelayanan kepada klien. Tingkat stres kerja disusun menggunakan skala Likert, terdiri dari 5 tingkat stres dengan operasionalisasinya sebagai berikut : 1. Stres sangat ringan artinya jika seorang perawat dalam melaksanakan pekerjaannya tidak pernah merasakan adanya tekanan 2. Stres ringan artinya jika seorang perawat dalam melaksanakan pekerjaannya kadang-kadang merasakan adanya tekanan 3. Stres sedang, artinya jika seorang perawat dalam melaksanakan pekerjaanya agak sering merasakan adanya tekanan dalam melaksanakan pekerjaannya 4. Stres berat, artinya jika perawat dalam melaksanakan pekerjaannya sering merasakan adanya tekanan 5. Stres sangat berat, artinya jika perawat dalam melaksanakan pekerjaannya selalu merasakan adanya tekanan. Asyiah Simanjorang : Pengaruh Karakteristik Organisasi Terhadap Stress Kerja Perawat Di RSU Dr. Pirngadi Medan, 2008 USU Repository © 2008

3.6 Metode Pengukuran