4.2.3. Penyebab infeksi jamur superfisialis
Tabel 4.7. Spesies jamur penyebab infeksi jamur superfisialis n=37 No Spesies Jumlah
penderita Persentase
1 Candida albicans
22 59,5
2 Candida tropicalis
7 18,9
3 Trichophyton rubrum
5 13,5
4 Candida parapsilosis
1 2,7
5 Trichophyton mentagrophytes
1 2,7
6 Trichophyton schoenleinii
1 2,7
Jumlah 37
100,0
Keterangan:n=jumlah subyek Dari 73 subyek penelitian ditemukan infeksi jamur superfisialis pada 37
subyek. Dari tabel 4.7 di atas diketahui bahwa secara keseluruhan spesies Candida memiliki persentase terbesar 81,1, dan hanya 18,9 spesies dermatofita yang
ditemukan sebagai penyebab infeksi jamur superfisialis. Hasil ini hampir sama dengan penelitian oleh Petmy dkk di Yaonde 2004
yang mendapatkan 77 kandidiasis dan 46 dermatofitosis.
2
Spesies Candida merupakan penyebab kandidiasis oral pada 30 subyek penelitian, dan di antara spesies Candida tersebut terlihat bahwa Candida albicans
merupakan penyebab tersering, diikuti Candida tropicalis dan Candida parapsilosis. Hasil ini hampir sama dengan hasil penelitian Petmy dkk di Yaonde yang
mendapatkan penyebab kandidiasis tersering pada penderita HIVAIDS adalah
Sri Yusfinah Masfah Hanum : Hubungan Kadar CD4 Dengan Infeksi Jamur Superfisialis Pada Penderita HIV Di RSUP H.Adam Malik Medan, 2009
USU Repository © 2008
Candida albicans 71 diikuti Candida glabrata, Candida krusei dan Candida tropicalis.
2
Pada kepustakaan disebutkan bahwa Candida spp adalah bagian dari flora normal mulut pada 25-50 persen individu sehat.
Bila mekanisme pertahanan pejamu terganggu akan menimbulkan infeksi, maka terjadi kandidiasis orofaring oral
thrush.
42
Limfosit CD4 kurang dari 200 selµL merupakan faktor resiko terjadinya kandidiasis oral pada penderita HIVAIDS.
Hasil ini juga sesuai dengan kepustakaan yang menyebutkan bahwa kandidiasis oral umumnya disebabkan oleh Candida albicans, dan Candida
tropicalis.
21
Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa dermatofita penyebab infeksi jamur superfisialis pada 7 subyek, yang tersering ditemukan adalah Trichophyton rubrum,
diikuti Trichophyton mentagrophytes dan Trichophyton schoenleinii. Hasil ini hampir sama dengan hasil penelitian oleh Petmy dkk 2004 di
Yaonde yang mendapatkan Trichophyton rubrum adalah penyebab dermatofitosis tersering pada penderita HIVAIDS.
2
Pada kepustakaan disebutkan bahwa dermatofita yang paling lazim menyebabkan infeksi tinea adalah Trichophyton rubrum.
41,47,50
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Rajesh R,Subramaniam K, Padmavathy BK, Vasanthi S 2006 di India dimana Trichophyton rubrum adalah
spesies yang paling lazim terisolasi diikuti oleh Trichophyton mentagrophytes. Torssander dkk juga menemukan Trichophyton rubrum sebagai penyebab
dermatofitosis tersering pada pasien terinfeksi HIV.
39 Sri Yusfinah Masfah Hanum : Hubungan Kadar CD4 Dengan Infeksi Jamur Superfisialis Pada Penderita HIV Di
RSUP H.Adam Malik Medan, 2009 USU Repository © 2008
Begitu pula hasil penelitian oleh Fernandez NC dkk 1998 di Rio de Jeneiro yang menemukan dermatofita yang paling lazim menyebabkan dermatofitosis pada
penderita HIV adalah Trichophyton rubrum, Trichophyton mentagrophytes dan Epidermophyton floccosum.
47
4.3. Proporsi infeksi jamur superfisialis