Defenisi Patogenesis Infeksi HIV dan AIDS

Konsentrasi plasma ritonavir meningkat bila bersamaan dengan posakonazol. 2 Golongan inhibitor sintesis glukan : Konsentrasi caspofungin menurun bila bersamaan dengan efavirenz, nelfinavir, nevirapin. 31

2.2. Infeksi HIV dan AIDS

2.2.1. Defenisi

Acquired immunodeficiency syndrome AIDS adalah sindrom dengan gejala penyakit infeksi atau kanker tertentu akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh akibat infeksi HIV Human immunodeficiency virus, suatu retrovirus. 32

2.2.2. Patogenesis

Virus masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui perantara darah, semen dan sekret vagina. HIV tergolong retrovirus yang mempunyai materi genetik RNA. Bila virus masuk ke dalam tubuh penderita, maka RNA virus diubah menjadi DNA oleh enzim reverse transcryptase yang dimiliki oleh HIV. DNA pro-virus tersebut kemudian diintegrasikan ke dalam sel pejamu dan selanjutnya diprogramkan untuk membentuk gen virus. 32 HIV cenderung menyerang jenis sel tertentu, yaitu sel-sel yang mempunyai antigen permukaan CD4, terutama limfosit T CD4 yang memegang peranan penting dalam mengatur dan mempertahankan sistem kekebalan tubuh. Selain limfosit T CD4, virus juga dapat menginfeksi sel monosit dan makrofag, sel Langerhans pada kulit, sel dendrit folikuler pada kelenjar limfe, makrofag Sri Yusfinah Masfah Hanum : Hubungan Kadar CD4 Dengan Infeksi Jamur Superfisialis Pada Penderita HIV Di RSUP H.Adam Malik Medan, 2009 USU Repository © 2008 pada alveoli paru, sel retina, sel serviks uteri dan sel-sel mikroglia otak. Virus yang masuk ke dalam limfosit T CD4 selanjutnya mengadakan replikasi sehingga menjadi banyak dan akhirnya menghancurkan sel limfosit itu sendiri. 32 HIV juga mempunyai sejumlah gen yang dapat mengatur replikasi maupun pertumbuhan virus baru. Salah satu gen tersebut ialah tat yang dapat mempercepat replikasi virus sedemikian hebat sehingga terjadi penghancuran limfosit T CD4 secara besar-besaran yang akhirnya menyebabkan sistem kekebalan tubuh menjadi lumpuh. Kelumpuhan sistem kekebalan tubuh ini mengakibatkan timbulnya berbagai infeksi oportunistik dan keganasan yang merupakan gejala-gejala klinis AIDS. 32 Infeksi HIV memberikan gambaran klinis yang tidak spesifik dengan spektrum luas, mulai dari infeksi tanpa gejala pada infeksi primer HIV hingga gejala berat pada stadium yang lebih lanjut. Karena gejala infeksi tidak spesifik dan pengidap HIV biasanya tampak sehat untuk beberapa waktu sebelum timbul gejala klinis, maka pemeriksaan laboratorium lebih berperan untuk menegakkan diagnosis infeksi. 33 Sejalan dengan meningkatnya stadium klinis infeksi HIVAIDS serta penurunan kadar CD4, mulai terjadi berbagai infeksi oportunistik yang merupakan penyebab kematian pada 80 ODHA 1 . Limfosit T CD4 merupakan target utama HIV, karena afinitas virus tersebut terhadap penanda permukaan CD4. limfosit T CD4 berperan pada beberapa fungsi imunologik penting dan hilangnya fungsi limfosit tersebut menyebabkan penurunan respon imun secara progresif. Banyak peneliti yang menemukan hubungan erat antara munculnya infeksi oportunistik dengan jumlah Sri Yusfinah Masfah Hanum : Hubungan Kadar CD4 Dengan Infeksi Jamur Superfisialis Pada Penderita HIV Di RSUP H.Adam Malik Medan, 2009 USU Repository © 2008 atau persentase limfosit T CD4. Menurunnya jumlah CD4 akan meningkatkan resiko dan keparahan infeksi oportunistik. 1

2.2.3. Diagnosis