Sri Yusfinah Masfah Hanum : Hubungan Kadar CD4 Dengan Infeksi Jamur Superfisialis Pada Penderita HIV Di RSUP H.Adam Malik Medan, 2009
USU Repository © 2008
7. Diagnosis infeksi jamur superfisialis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan
klinis dan pemeriksaan penunjang, yaitu pemeriksaan elemen jamur dengan KOH dijumpai hifa atau artrospora, sel yeast dengan atau tanpa
pseudohifa, atau spora berkelompok dan pemeriksaan kultur ditemukan pertumbuhan jamur.
3.10. Metode Analisa
Data penelitian ini dicatat dalam formulir penelitian yang telah dibuat. Setelah melalui proses edting dan coding, data penelitian disajikan dalam
bentuk tabulasi, diagram dan dideskripsikan. Untuk melihat hubungan antara kadar CD4 dengan infeksi jamur superfisialis digunakan uji Chi-square
dengan signifikansi sebesar g 0,05.
3.11. Masalah Etika
Seluruh calon subyek diberikan penjelasan meliputi tujuan penelitian, cara kerja, dan perlakuan yang akan dialami. Keterangan ini tertulis pada lembar
penjelasan pada subyek penelitian terlampir. Calon subyek yang bersedia mengikuti penelitian, menandatangani lembar persetujuan ikut penelitian
terlampir. Apabila subyek merasa dirugikan dengan penelitian ini, subyek berhak menolak ikut serta dalam penelitian. Calon subyek, baik yang ikut
maupun yang tidak ikut penelitian akan mendapat pelayanan medis yang sama. Penelitian ini telah mendapat keterangan lolos kaji etik dari Komite Etik
FK USU terlampir.
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini telah dilakukan di Poliklinik Pusyansus AIDS RSUP H.Adam Malik Medan yang dimulai dari bulan Desember 2008 sampai Maret 2009.
Peserta penelitian ini adalah penderita HIV yang berkunjung ke poliklinik Pusyansus AIDS RSUP H.Adam Malik Medan. Dari 766 penderita yang berkunjung,
sebanyak 73 penderita memenuhi kriteria penelitian ini. Hasil penelitian akan dibahas sebagai berikut.
4.1. Karakteristik individu
Tabel 4.1. Karakteristik penderita berdasarkan jenis kelamin n=73
No. Jenis kelamin
Jumlah penderita Persentase
1 Laki-laki 49
67,1 2 Perempuan
24 32,9
Jumlah 73 100,0
Keterangan :n=jumlah subyek Dari tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar subyek penelitian berjenis kelamin
laki-laki 67,1 dibandingkan perempuan 32,9, dengan rasio 2,04:1. Menurut laporan Ditjen PPPL Depkes RI tahun 2005, rasio penderita HIVAIDS laki-laki
dan perempuan adalah 4,5:1 dari 9565 kasus HIVAIDS di seluruh Indonesia.
36
Menurut data Pusyansus RSUP H.Adam Malik Medan, dari jumlah seluruh kunjungan selama periode tahun 2007 dan 2008 ditemukan 73 penderita HIVAIDS
adalah laki-laki dan 27 perempuan.
37
Sri Yusfinah Masfah Hanum : Hubungan Kadar CD4 Dengan Infeksi Jamur Superfisialis Pada Penderita HIV Di RSUP H.Adam Malik Medan, 2009
USU Repository © 2008
Menurut peneliti, banyaknya penderita yang berjenis kelamin laki-laki dalam penelitian ini mungkin dipengaruhi oleh kunjungan di Poliklinik Pusyansus juga
sebagian besar laki-laki, atau disebabkan laki-laki memiliki faktor resiko terinfeksi lebih besar akibat perilaku individu itu sendiri, karena infeksi HIVAIDS tidak
dipengaruhi jenis kelamin kecuali individu tersebut memiliki faktor resiko dan terpapar dengan virus penyebab.
Data penelitian ini lebih rendah dari hasil penelitian oleh Esti PK yang dilakukan di RSUP Dr.Ciptomangunkusumo Jakarta pada tahun 2005 dengan subyek
penelitian penderita HIV baik yang belum maupun yang telah mendapat terapi ARV dimana rasio laki-laki dan perempuan yaitu 5,6:1.
38
Hasil ini juga lebih rendah dari hasil penelitian oleh Rajesh R, Subramaniam K, Padmavathy BK, Vasanthi S, di
India 2006 terhadap penderita HIV menemukan rasio laki-laki dan perempuan adalah 10,2:1.
39
Sedangkan bila dibandingkan dengan penelitian oleh Glassman S, Burgin S di India 1998 dalam penelitian yang dilakukan pada pasien yang baru terdiagnosis
HIV menemukan rasio laki-laki dan perempuan adalah 1,17:1,
40
hasil ini sedikit lebih tinggi.
Sri Yusfinah Masfah Hanum : Hubungan Kadar CD4 Dengan Infeksi Jamur Superfisialis Pada Penderita HIV Di RSUP H.Adam Malik Medan, 2009
USU Repository © 2008
Tabel 4.2. Karakteristik penderita berdasarkan umur n=73
No Kelompok umur
Jumlah penderita
Persentase
1 16 – 20 tahun
1 1,4
2 21 – 25 tahun
13 17,8
3 26 – 30 tahun
22 30,2
4 31 – 35 tahun
16 21,9
5 36 – 40 tahun
14 19,2
6 41 – 45 tahun
3 4,1
7 46 – 50 tahun
2 2,7
8 50 tahun
2 2,7
Jumlah 73
100,0
Keterangan : n=jumlah subyek Dari tabel 4.2 diatas diketahui bahwa subyek penelitian pada kelompok umur
26-30 tahun merupakan kelompok umur terbanyak 30,2 dan secara keseluruhan, subyek yang berumur 21-40 tahun sebesar 89,1. Secara nasional, pada tahun 2005
penderita AIDS didominasi kelompok umur 20-30 tahun. Pada penelitian ini kelompok umur 21-30 tahun adalah sebanyak 69,9. Umur rerata subyek adalah
31,95 tahun Std. Deviation 7,172, dengan umur termuda 19 tahun dan umur tertua 52 tahun. Hasil penelitian ini hampir sama dengan hasil penelitian Glassman S,
Burgin S di India 1998 pada pasien yang baru terdiagnosis HIV menemukan umur rata – rata pasien HIV positif 31,4 tahun.
40
Menurut data di Pusyansus AIDS RSUP H.Adam Malik Medan, umur rata-rata adalah 29 tahun.
37
Data hasil penelitian ini hampir sama dengan penelitian oleh Esti PK 2005 yang mendapatkan kelompok umur penderita HIV yang terbanyak adalah 26-30 tahun
Sri Yusfinah Masfah Hanum : Hubungan Kadar CD4 Dengan Infeksi Jamur Superfisialis Pada Penderita HIV Di RSUP H.Adam Malik Medan, 2009
USU Repository © 2008
40 dan secara keseluruhan subyek yang berumur 21-40 tahun adalah 96.
38
Sedangkan Rajesh R, Subramaniam K, Padmavathy BK, Vasanthi S 2006 menemukan hampir setengah dari pasien dalam penelitian mereka adalah kelompok
usia seksual aktif 20-34 tahun.
39
Banyaknya penderita pada kelompok umur seksual aktif ini mungkin menunjukkan sebagian besar penderita memiliki faktor resiko
seksual. Tabel 4.3. Karakteristik penderita berdasarkan tingkat pendidikan n=73
No Tingkat pendidikan Jumlah penderita
Persentase
1 Rendah 12
16,4 2 Menengah
57 78,1
3 Tinggi 4
5,5
Jumlah 73
100,0
Keterangan : n=jumlah subyek Dari tabel 4.3 diatas diketahui bahwa sebagian besar penderita memiliki
tingkat pendidikan menengah yaitu 78,1. Hanya sebagian kecil yang berpendidikan rendah 16,4 atau tinggi 5,5.
Data ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Esti PK 2005 yang menemukan 74 penderita memiliki tingkat pendidikan menengah, sedangkan
11 berpendidikan rendah dan 15 berpendidikan tinggi.
38
Menurut penelitian Rajesh R, Subramaniam K, Padmavathy BK, Vasanthi S di India 2006 kira-kira dua pertiga penderita memiliki pendidikan primer SD atau
tidak bersekolah. Hanya 9 mendapat pendidikan perguruan tinggi, dan hampir 82 berada pada kelompok berpendidikan menengah.
39
Sri Yusfinah Masfah Hanum : Hubungan Kadar CD4 Dengan Infeksi Jamur Superfisialis Pada Penderita HIV Di RSUP H.Adam Malik Medan, 2009
USU Repository © 2008
Tabel 4.4. Karakteristik penderita berdasarkan pekerjaan n=73
No. Pekerjaan Jumlah penderita
Persentase
1 Tidak bekerja
25 34,3
2 Pegawai Negeri Sipil
2 2,7
3 Pegawai Swasta
8 11
4 Buruh 9
12,3 5 Wiraswasta
29 39,7
Jumlah 73 100,0
Keterangan : n=jumlah subyek Dari tabel 4.4 diatas diketahui bahwa pekerjaan terbanyak penderita adalah
wiraswasta yaitu 29 orang 39,7. Menurut penelitian Rajesh R, Subramaniam K, Padmavathy BK, Vasanthi S
di India 2006 sebagian besar penderita memiliki pekerjaan yang tidak memerlukan keahlian atau semi keahlian, diikuti pekerjaan petani dan supir. Perempuan
kebanyakan adalah ibu rumah tangga. Ini menunjukkan kecenderungan terjadinya penyakit HIV pada semua kelompok masyarakat.
39
4.2. Karakteristik Klinis dan Laboratoris