Sri Yusfinah Masfah Hanum : Hubungan Kadar CD4 Dengan Infeksi Jamur Superfisialis Pada Penderita HIV Di RSUP H.Adam Malik Medan, 2009
USU Repository © 2008
3.7. Cara Kerja
3.7.1. Bahan dan Alat Yang Digunakan
1. Formulir isian
2. Sarung tangan
3. Masker
4. Amplop
5. Skalpel, gunting, pinset
6. Kapas
7. Kaca objek dan kaca
penutup 8.
Transport swab 9.
Larutan KOH 10-30 10.
Larutan alkohol 70 11.
Larutan pewarna Gram 12.
Larutan pewarna Lactophenol Cotton Blue
13. Ose dan lampu bunsen
14. Cawan petri
15. Medium Sabouraud agar
16. Medium Potato Dekstrose
agar 17.
Medium Cornmeal agar 18.
Tinta Parker biru hitam 19.
Mikroskop 20.
Alat potret 21.
Inkubator 22.
Tabung reaksi 23.
Syringe 1 ml 24.
EDTA 25.
Reagensia “tritest” CD4 26.
Lysing solution 27.
Rotator 28.
Mikropipet 29.
Alat pembaca CD4 : FACS calibur
3.7.2. Cara
1. Subyek penelitian diseleksi sesuai kriteria inklusi dan kriteria eksklusi
2. Pengisian persetujuan ikut dalam penelitian
3. Pencatatan data dasar
Pencatatan meliputi identitas pasien, anamnesis, pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan CD4, hasil pemeriksaan KOH dari kerokan lesi, serta hasil
pemeriksaan kultur dan diagnosis kelainan kulit sesuai status subyek penelitian terlampir, yang mencakup :
a. Anamnesis
Anamnesis dicatat dalam status subyek penelitian, pertanyaan yang diajukan dalam bentuk kuesioner meliputi identitas dan karakteristik
demografik yaitu nama inisial, jenis kelamin, umur, alamat, tingkat pendidikan dan pekerjaan. Melalui anamnesis juga ditanyakan apakah ada
keluhan kelainan kulit atau mukosa serta lama dan lokasi kelainan kulit tersebut.
b. Pemeriksaan dermatologis
Pemeriksaan dermatologis dikhususkan untuk mencari tanda-tanda infeksi jamur superfisialis pada kulit atau mukosa. Dicatat lokasi, efloresensi, dan
pemeriksaan penunjang yang ditemukan. 4.
Pengambilan spesimen pemeriksaan KOH dan kultur Lesi pada kulit, kuku, skalp didesinfeksi dengan kapas alkohol 70,
tunggu kering. Bagian tepi lesi kulit yang aktif dikerok dengan skalpel tumpul steril. Bila lesi pada kuku, maka bagian kuku yang ada lesi dan
kulit sekitarnya dikerok, atau kuku dipotong. Sedangkan bila lesi pada kepala, spesimen pemeriksaan berupa rambut atau sisa rambut dipilih yang
kusam, disertai bahan kerokan dari kulit sekitarnya. Kemudian spesimen dikumpulkan dan diletakkan dalam amplop putih.
Sri Yusfinah Masfah Hanum : Hubungan Kadar CD4 Dengan Infeksi Jamur Superfisialis Pada Penderita HIV Di RSUP H.Adam Malik Medan, 2009
USU Repository © 2008
Bila lesi di mukosa, pengambilan spesimen dengan cara pulasan swab menggunakan kapas lidi steril yang kemudian dimasukkan dalam wadah
transport swab yang telah diisi larutan NaCl 0,9. Spesimen ini kemudian segera dibawa ke laboratorium Instalasi Mikrobiologi Klinik RSUP
HAMLaboratorium Mikrobiologi FK USU untuk pemeriksaan sediaan langsung dengan KOH dan pemeriksaan kultur.
5. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan elemen jamur KOH dan pemeriksaan kultur dilakukan di laboratorium Instalasi Mikrobiologi Klinik RSUP HAMLaboratorium
Mikrobiologi FK USU a.
Pemeriksaan Elemen Jamur : Bahan pemeriksaan yang didapat, dipindahkan ke gelas objek, lalu ditetesi
dengan larutan KOH 10-30. Untuk bahan berasal dari rambut dibiarkan selama 2-5 menit, sedangkan bahan yang berasal dari kuku
dibiarkan lebih lama lagi. Tutup dengan gelas penutup, tekan perlahan untuk menghilangkan gelembung udara. Kemudian dipanaskan tetapi
jangan sampai mendidih. Sediaan diperiksa dengan mikroskop, mulai dengan pembesaran rendah objektif 10x. Bila elemen jamur sudah
terlihat, pembesaran dapat dinaikkan 20-40x agar pemeriksaan lebih detil. Pada sediaan yang berasal dari swab mukosa oral dilakukan juga
pewarnaan Gram. Bahan pemeriksaan yang didapat diletakkan pada kaca objek, lalu direkatkan dengan api dan biarkan dingin terlebih dulu. Pulas
dengan larutan karbol-gentianviolet selama 60 detik, lalu cuci dengan air
Sri Yusfinah Masfah Hanum : Hubungan Kadar CD4 Dengan Infeksi Jamur Superfisialis Pada Penderita HIV Di RSUP H.Adam Malik Medan, 2009
USU Repository © 2008
suling. Kemudian pulas dengan larutan jodium selama 30 detik, dan cuci dengan aquadest. Tambahkan alkohol 95 hingga tidak ada warna violet
yang dilepaskan lagi oleh sediaan, kemudian cuci dengan air suling. Pulas dengan larutan safranin selama 10 detik, kemudian cuci dengan aquadest
dan biarkan kering di udara. Periksa sediaan dengan mikroskop pembesaran rendah objektif 10x. Bila elemen jamur sudah terlihat,
pembesaran dinaikkan 20-40x. Interpretasi hasil :
Elemen jamur dermatofit : ditemukan hifa dan artrospora Kandida : ditemukan sel yeast, dengan atau tanpa pseudohifa
Malassezia furfur : ditemukan spora berkelompok b.
Pemeriksaan kultur Bahan pemeriksaan dari swab dioleskan ke media agar Sabouraud dan
disebar dengan menggunakan ose steril, disimpan selama 24 jam dengan suhu 37ºC. Koloni yang diduga yeast diwarnai dengan pewarnaan Gram.
Kemudian dilakukan slide culture kedalam media agar Corn meal selama 3 hari dengan suhu 37ºC, dan dilihat dibawah mikroskop. Bila dari slide
culture kurang jelas, dilakukan uji fermentasi. Bahan pemeriksaan yang berasal dari kerokan ditaburkan dalam media
agar Sabouraud dan media Potato Dekstrose agar dan disimpan dengan suhu kamar. Evaluasi hasil kultur dilakukan setiap hari dan diidentifikasi
pertumbuhan jenis jamurnya. Koloni akan tumbuh dalam 1-4 minggu. Koloni dermatofita yang tumbuh dinilai makroskopis dan dilanjutkan
Sri Yusfinah Masfah Hanum : Hubungan Kadar CD4 Dengan Infeksi Jamur Superfisialis Pada Penderita HIV Di RSUP H.Adam Malik Medan, 2009
USU Repository © 2008
dengan pengambilan sebagian koloni, diletakkan di atas kaca objek ditetesi Lactophenol Cotton Blue, ditutup dengan kaca penutup dan dilihat
dibawah mikroskop. 6.
Pemeriksaan CD4 di laboratorium Patologi Klinik RS HAM Diambil darah vena sebanyak 1 ml dan diletakkan dalam tabung reaksi
yang telah diberi EDTA. Darah EDTA 50 µL diletakkan dalam tabung reaksi lain dan ditambahkan reagensia 20 µL, kemudian diputar dengan
rotator selama 1-2 menit. Lalu didiamkan dalam suhu ruangan selama 15 menit. Kemudian ditambahkan lysing solution yang telah diencerkan
dengan aquadest dalam perbandingan 1:10 sebanyak 450 µL, diputar dengan rotator selama 1-2 menit, lalu didiamkan selama 15 menit dalam
suhu ruangan. Putar dengan rotator kembali selama 1-2 menit, lalu letakkan tabung reaksi tersebut pada alat: FACS calibur dan dilakukan
pembacaan hasil pemeriksaan CD4.
3.8. Kerangka Operasional