Proporsi infeksi jamur superfisialis

Begitu pula hasil penelitian oleh Fernandez NC dkk 1998 di Rio de Jeneiro yang menemukan dermatofita yang paling lazim menyebabkan dermatofitosis pada penderita HIV adalah Trichophyton rubrum, Trichophyton mentagrophytes dan Epidermophyton floccosum. 47

4.3. Proporsi infeksi jamur superfisialis

Tabel 4.8. Proporsi infeksi jamur superfisialis n=73 Proporsi Jumlah Persentase Infeksi jamur superfisialis - Positif 3 jenis TK+TKr+TF, TP+TM+O - Positif 2 jenis Tinea kapitis+Tinea fasialis - Positif 1 jenis KO,TK,O,TKr - Negatif 2 1 34 36 2,7 1,4 46,6 49,3 Jumlah 73 100,0 Keterangan : n=jumlah subyek; TK=tinea korporis; TKr=tinea kruris; KO=kandidiasis oral; TF=tinea fasialis; O=onikomikosis; TP=tinea pedis; TM=tinea manus Pada tabel 4.8 dapat dilihat proporsi beberapa jenis infeksi jamur superfisialis yang ditemukan dalam penelitian ini. Peneliti mendapatkan hasil proporsi infeksi jamur superfisialis sebesar 50,7, dengan rincian 2,7 subyek di antaranya menderita 3 jenis, 1,4 menderita 2 jenis dan 46,6 menderita 1 jenis infeksi jamur superfisialis. Secara klinis, ditemukan 42 kasus infeksi jamur superfisialis pada 37 penderita dari 73 subyek penelitian, yang dapat dilihat pada tabel 4.9. Penelitian ini mendapatkan kandidiasis sebanyak 41,1 berupa kandidiasis oral, dan dermatofitosis sebanyak 16,4 dengan rincian 4,1 tinea korporis, sedangkan tinea kruris, tinea Sri Yusfinah Masfah Hanum : Hubungan Kadar CD4 Dengan Infeksi Jamur Superfisialis Pada Penderita HIV Di RSUP H.Adam Malik Medan, 2009 USU Repository © 2008 fasialis dan onikomikosis masing-masing 2,7, dan tinea pedis, tinea manus, tinea kapitis masing-masing sebanyak 1,4. Tabel 4.9 . Tabel 4.9. Proporsi kasus infeksi jamur superfisialis berdasarkan bentuk klinis n=73 Infeksi jamur superfisialis Jumlah Persentase Kandidiasis oral Tinea korporis Tinea kruris Tinea fasialis Onikomikosis Tinea pedis Tinea manus Tinea kapitis 30 3 2 2 2 1 1 1 41,1 4,1 2,7 2,7 2,7 1,4 1,4 1,4 Keterangan: n=jumlah subyek Hasil ini hampir sama dengan hasil penelitian oleh Petmy dkk di Yaonde 2004 yang mendapatkan proporsi infeksi jamur superfisialis pada penderita HIVAIDS sebesar 53, dan secara klinis kandidiasis oral adalah yang tersering 77. 10 Sedangkan dermatofitosis jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan hasil penelitian Petmy dkk yang mendapatkan tinea korporis 21, tinea versikolor 15, tinea pedis 13 dan tinea unguium 12. 10 Bila dibandingkan dengan mikosis superfisialis yang terdapat pada penderita HIVAIDS Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FKUI-RSCM yaitu 53,5 kandidiasis dan 5,1 dermatofitosis, 2,6 hasil penelitian ini mendapatkan proporsi kandidiasis yang lebih kecil dan proporsi dermatofitosis yang lebih besar. Sri Yusfinah Masfah Hanum : Hubungan Kadar CD4 Dengan Infeksi Jamur Superfisialis Pada Penderita HIV Di RSUP H.Adam Malik Medan, 2009 USU Repository © 2008 Dalam penelitian Kaviarasan dkk di India 2002, prevalensi dermatofitosis lebih tinggi yaitu 22,2. Tinea korporis adalah infeksi dermatofita yang paling lazim 53,7 diikuti oleh tinea kruris 49,9, tinea pedis 17,1 dan tinea fasialis 14,6. 39 Berbeda pula dengan yang ditemukan oleh Rajesh R, Subramaniam K, Padmavathy BK, Vasanthi S, yang meneliti prevalensi dermatofitosis pada penderita HIV di India 2006 dimana mereka mendapatkan frekuensi dermatofitosis lebih rendah yaitu 6,06, dengan dermatofitosis terbanyak yaitu tinea korporis 82,14, diikuti tinea kruris 69,64, tinea manus 7,14, tinea fasialis 5,35, tinea aksilaris 3,53 dan tinea genitalis 3,53. 39 Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Kheira H, Selselet AG, Bensoltane SA di Algeria 2007 yang mendapatkan frekuensi dermatofitosis yang lebih tinggi yaitu tinea pedis sebanyak 45,25, tinea kapitis 41,46, tinea korporis 33,33 dan tinea unguium 20. 50 Dermatofitosis lazim terjadi pada pasien terinfeksi HIV dan dapat terjadi kapan saja dalam perjalanan penyakit. Kumarasamy dkk dalam penelitian mereka di India menemukan 8 pasien terinfeksi HIV mengalami dermatofitosis, 39 lebih rendah dibandingkan dengan hasil penelitian ini. Dalam penelitian ini, diantara pasien dermatofitosis, tinea korporis adalah yang paling lazim 4,1 yang sesuai dengan penelitian oleh Kaviarasan dkk, Petmy dkk, dan Rajesh dkk. Dan ini berlawanan dengan penelitian Goodman dkk, Torssander dkk, dan Kheira dkk, dimana tinea pedis adalah yang paling lazim. 39,50 Sri Yusfinah Masfah Hanum : Hubungan Kadar CD4 Dengan Infeksi Jamur Superfisialis Pada Penderita HIV Di RSUP H.Adam Malik Medan, 2009 USU Repository © 2008 Tinea pedis hanya terlihat pada 1,4 populasi penelitian ini. Pada penelitian Goodman dkk dan Torssander dkk tampak pada 25-40 kasus, 39 dan pada penelitian Kheira dkk sebanyak 42,25. 50 Subyek penelitian kami ini tidak menggunakan sepatualas kaki tertutup, yang dapat merupakan alasan bagi rendahnya frekuensi tinea pedis. Menurut laporan penelitian Kumarasamy dkk, tidak ada perbedaan gambaran klinis pada pasien HIV dibandingkan dengan populasi umum, begitu pula hasil pengamatan dalam penelitian ini. Tabel 4.10. Distribusi jenis infeksi jamur superfisialis berdasarkan kadar CD4 n=37 CD4 1 2 3 4 5 6 7 Total 51 24 2 1 1 1 0 1 30 51-200 6 0 0 0 0 1 0 7 200 0 0 0 0 0 0 0 0 Total 30 2 1 1 1 1 1 37 Keterangan: n=jumlah subyek; 1=kandidiasis oral; 2=tinea korporis; 3=tinea pedis+tinea manus+onikomikosis; 4=tinea kapitis+tinea fasialis; 5=onikomikosis; 6=tinea kruris; 7=tinea korporis+tinea kruris+tinea fasialis Dari tabel 4.10 di atas terlihat bahwa semua subyek yang menderita infeksi jamur superfisialis baik hanya satu jenis atau dua dan tiga jenis sekaligus, memiliki kadar CD4 200 selµL, yang menunjukkan rendahnya mekanisme pertahanan diri subyek sehingga mempermudah timbulnya infeksi jamur superfisialis ini. Hasil ini sesuai dengan penelitian oleh Esti PK 2005 yang dilakukan di RSUP Dr.Ciptomangunkusumo pada tahun 2005 dengan subyek penelitian penderita HIV menemukan bahwa pada kadar CD4 200 selµL lebih banyak subyek yang menderita infeksi jamur. Sri Yusfinah Masfah Hanum : Hubungan Kadar CD4 Dengan Infeksi Jamur Superfisialis Pada Penderita HIV Di RSUP H.Adam Malik Medan, 2009 USU Repository © 2008

4.4. Hubungan kadar CD4 dengan infeksi jamur superfisialis