Keputusan Presiden No. 21 Tahun 1973

Keempat, berkaitan dengan kewajiban departemen yang bersangkutan dan Panitia Teknis Penanaman Modal untuk melaporkan kepada Presiden. Sebagaimana dalam Keputusan Presiden No. 63 Tahun 1969 menyatakan “Baik Departemeninstansi yang bersangkutan, maupun Panitia Teknis Penanaman Modal setiap triwulan wajib melaporkan kepada Presiden tentang pelaksanaan rencana penanaman modal oleh para penanam modal”. 69 Beberapa hal yang dikutip dari Keputusan Presiden tersebut di atas memperlihatkan adanya sentralisasi persetujuan dan perizinan penanaman modal, baik penanaman modal asing maupun penanaman modal dalam negeri. Keputusan Presiden No. 63 Tahun 1969 kemudian dicabut dengan Keputusan Presiden No. 21 Tahun 1973 tentang Ketentuan Pokok Tata Cara Penanaman Modal.

3. Keputusan Presiden No. 21 Tahun 1973

Sentralisasi persetujuan dan perizinan penanaman modal asing menurut Keputusan Presiden ini adalah: a. Calon penanam modal asing yang berminat untuk menanamkan modalnya dalam rangka undang-undang penanaman modal asing, apabila memerlukan keterangan- keterangan yang mendalam mengenai kemungkinan-kemungkinan penanaman modal di Indonesia, dapat menghubungi Koordinator Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM Pusat untuk meperoleh keterangan yang diperlukan. Koordinator Bidang Promosi dalam memberikan keterangan-keterangan yang terperinci yang diperlukan calon penanam modal apabila perlu didampingi oleh pejabat departemen yang bersangkutan. b. Apabila memang terbuka kemungkinan untuk menanam modal dalam bidang yang dikehendaki oleh calon penanam modal, maka calon penanam modal 69 Pasal 3 angka 1 Keputusan Presiden No. 63 Tahun 1969 Tentang Peraturan dan Prosedur Mengenai Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal Nasrianti: Kewenangan Pemberian Persetujuan Dan Perizinan Penanaman Modal Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Studi Di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2008. USU e-Repository © 2008 kemudian mengajukan letter of intent kepada Koordinator Bidang Administrasi dan Pengawasan BKPM Pusat, sesuai dengan bentuk dan tata cara yang akan diatur lebih lanjut oleh Ketua BKPM. c. Koordinator Bidang Administrasi dan Pengawasan setelah meneliti Letter of intent tersebut, kemudian meneruskan kepada Ketua BKPM untuk mendapat keputusannya setelah diadakan koordinasi dengan koordinator-koordinator yang lain serta departemen yang bersangkutan dengan bidang penanaman modal yang dimohon. d. Keputusan BKPM tersebut segera diberitahukan kepada calon penanam modal yang bersangkutan, apabila BKPM menyetujui permohonan penanaman modal tersebut, maka calon penanam modal yang bersangkutan segera mengajukan usulan proyek secara lengkap kepada BKPM dengan mengisi formulir sesuai dengan bentuk dan tata cara yang akan diatur lebih lanjut oleh Ketua BKPM dengan melampirkan: 1. masterlist 2. daftar kebutuhan tenaga asing 3. rencana lokasi penanaman modal 4. keterangan lain yang diperlukan e. Sementara menunggu penyelesaian permohonan tersebut pada huruf d di atas, calon penanam modal menghubungi Notaris untuk membuat Akte Notaris guna pendirian Badan Hukum perusahaannya. f. Setelah permohonan penanaman modal tersebut dibahas dan dipertimbangkan dalam rapat koordinasi BKPM maka Ketua BKPM kemudian menyampaikan hasil pertimbangannya dalam bentuk surat rekomendasi kepada Presiden untuk mendapatkan persetujuan. g. Jika Presiden menyetujui permohonan penanaman modal tersebut, maka dengan dikoordinir oleh BKPM, departemen-departemen yang bersangkutan akan mengeluarkan keputusan-keputusanizin-izin yang diperlukan. h. Keputusan-keputusan yang dikeluarkan oleh departemen yang bersangkutan disampaikan oleh Koordinator Administrasi dan Pengawas kepada calon penanaman modal yang bersangkutan. i. Besarnya biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh keputusan- keputusanizin-izin dalam rangka penanaman modal asing diatur dalam Keputusan Presiden ini, dibebankan kepada penanam modal yang bersangkutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 70 Berdasarkan Keputusan Presiden di atas dapat disimpulkan bahwa persetujuan dan perizinan penanaman modal asing harus berdasarkan persetujuan Presiden dan 70 Keputusan Presiden No. 21 Tahun 1973 Tentang Ketentuan Pokok Tata Cara Penanaman Modal Nasrianti: Kewenangan Pemberian Persetujuan Dan Perizinan Penanaman Modal Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Studi Di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2008. USU e-Repository © 2008 perizinan-perizinan lainnya dikeluarkan oleh departemen teknisnya. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa persetujuan dan perizinan penanaman modal asing berdasarkan Keputusan presiden di atas sangatlah sentralistik. Berdasarkan konsepsi di atas menyebutkan bahwa persetujuan dan perizinan penanaman modal asing harus berdasarkan persetujuan Presiden dan perizinan- perizinan lainnya dikeluarkan oleh departemen teknis. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa pesetujuan dan perizinan penanaman modal asing berdasarkan Keputusan Presiden No. 21 Tahun 1973 tentang Ketentuan Pokok Tata Cara Penanaman Modal sangatlah bersifat sentralistik. Kemudian Kuputusan Presiden No. 21 Tahun 1973 dicabut dengan Keputusan Presiden No. 54 Tahun 1977 tentang