Landasan Konsepsional Kewenangan Pemberian Persetujuan Dan Perizinan Penanaman Modal Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal (Studi Di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam)

multilateral Agreement on Trade Related Investment Measures TRIMs, melarang adanya diskriminasi terhadap investor asing dan lokal. 27 Pemerintah menyebutkan sasaran utama UUPM adalah menciptakan iklim investasi yang kondusif. Salah satu caranya adalah adanya jaminan kepastian hukum bagi investor, adanya kejelasan dari pemerintah pusat untuk melimpahkan wewenang penyelenggaraan penanaman modal kepada pemerintah daerah, khususnya wewenang pemberian persetujuan dan perizinan penanaman modal bisa dilimpahkan kepada daerah. Dengan kata lain wewenang di daerah dilakukan menurut wewenang yang ada. Maka harus ada koordinasi antar pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dalam hal investasi agar pengusaha atau investor tidak dirugikan.

2. Landasan Konsepsional

Untuk mengarahkan penelitian ini ada beberapa landasan konsepsional yang dipergunakan, diantaranya adalah: a. Kewenangan Kewenangan adalah kemampuan untuk melakukan tindakan hukum tertentu yaitu tindakan-tindakan yang dimaksud untuk menimbulkan akibat hukum, yang mencakup timbul dan lenyapnya akibat hukum tertentu. Hak berisi kebebasan untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan tertentu atau menuntut pihak lain untuk 27 Sentosa Sembiring, Hukum Investasi, Bandung : Nuasa Aulia, 2007 hal. 105. Nasrianti: Kewenangan Pemberian Persetujuan Dan Perizinan Penanaman Modal Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Studi Di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2008. USU e-Repository © 2008 melakukan tindakan tertentu, sedangkan kewajiban memuat keharusan untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan tertentu. 28 Menurut Bagir Manan, wewenang dalam bahasa hukum tidak sama dengan kekuasaan macht. Kekuasaan hanya menggambarkan hak untuk berbuat dan tidak berbuat. Dalam hukum, wewenang sekaligus berarti hak dan kewajiban rechten en plichten. Dalam kaitan dengan otonomi daerah, hak mengandung pengertian kekuasaan untuk mengatur sendiri dan mengelola sendiri, sedangkan kewajiban secara horizontal berarti kekuasaan untuk menyelenggarakan pemerintahan sebagaimana mestinya. Secara vertikal berarti kekuasaan untuk menjalankan pemerintahan dalam satu tertib ikatan pemerintahan negara secara keseluruhan. 29 b. Persetujuan dan Perizinan Penanaman Modal Izin merupakan perbuatan hukum administrasi negara bersegi satu yang mengaplikasikan peraturan hukum dalam hal konkreto berdasarkan persyaratan dan prosedur sebagaimana ditetapkan oleh ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dengan kata lain izin berfungsi sebagai pengendali kegiatan agar kegiatan usaha tersebut tidak melanggar kepentingan yang dilindungi oleh hukum. 30 Menurut Aminuddin Ilmar pengertian izin adalah kewenangan pemerintah untuk mengatur sesuatu hal yang berhubungan dengan peran atau tugasnya. Izin 28 Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2006 hal. 102. 29 Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Jakarta : UII Press Indonesia, 2002 hal. 73. 30 Alvi Syahrin, Pengaturan Hukum Dan Kebijakan Pembangunan Perumahan Dan Permukiman Berkelanjutan Medan : Pustaka Bangsa Press, 2003 hal. 167 Nasrianti: Kewenangan Pemberian Persetujuan Dan Perizinan Penanaman Modal Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Studi Di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2008. USU e-Repository © 2008 adalah salah satu instrumen yang paling banyak digunakan dalam hukum administrasi. Pemerintah menggunakan izin sebagai sarana yuridis untuk mengemudikan tingkah laku para warganya. 31 Pengertian persetujuan penanaman modal yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pengertian persetujuan yang terdapat dalam Keputusan Presiden No. 29 Tahun 2004. Dimana dirumuskan persetujuan penanaman modal adalah persetujuan yang diberikan dalam rangka pelaksanaan penanaman modal yang berlaku pula sebagai persetujuan prinsip fasilitas fiskal dan persetujuan prinsipizin usaha sementara sampai dengan memperoleh izin usaha tetap. 32 Pengertian perizinan pelaksanaan persetujuan penanaman modal yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pengertian perizinan sebagaimana yang terdapat dalam Keputusan Presiden No. 29 Tahun 2004. Rumusan perizinan penanaman modal adalah “perizinan pelaksanaan persetujuan penanaman modal adalah izin-izin yang diperlukan untuk pelaksanaan lebih lanjut atas surat persetujuan penanaman modal”. 33 Dari berbagai rumusan tentang yang dimaksud dengan izin, maka dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya izin merupakan kewenangan pemerintah, sehingga dalam hal pemberian izin peranan pemerintah menjadi sangat menentukan. 31 Aminuddin Ilmar, Hukum Penanaman Modal Di Indonesia, Jakarta : Prenada Media Group, 2007 hal. 131-132. 32 Pasal 1 angka 3 Keputusan Presiden No. 29 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Penanaman Modal Dalam Rangka Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri Melalui Sistem Pelayanan Satu Atap 33 Pasal 1 angka 4 Keputusan Presiden No. 29 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Penanaman Modal Dalam Rangka Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri Melalui Sistem Pelayanan Satu Atap Nasrianti: Kewenangan Pemberian Persetujuan Dan Perizinan Penanaman Modal Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Studi Di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2008. USU e-Repository © 2008 c. Penanaman modal Pengertian penanaman modal yang dipergunakan dalam penelitian ini berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. rumusannya adalah “Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia”. 34 Pengertian penanaman modal dalam negeri yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pengertian penanaman modal dalam negeri berdasarkan UUPM. Adapun yang dimaksud dengan penanaman modal dalam negeri adalah “ kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri”. 35 Pengertian penanaman modal asing yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pengertian penanaman modal asing yang terdapat dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang penanaman modal, bahwa pengertian penanaman modal asing adalah “kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri”. 36 34 Pasal 1 angka 1 UUPM 35 Pasal 1 angka 2 UUPM 36 Pasal 1 angka 3 UUPM Nasrianti: Kewenangan Pemberian Persetujuan Dan Perizinan Penanaman Modal Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Studi Di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2008. USU e-Repository © 2008 d. Sistem Desentralisasi Sistem Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur atau mengurus pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. 37 Dalam sistem desentralisasi wilayah negara dibagi menjadi daerah-daerah otonom yang diberi wewenang tertentu untuk mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-perundangan yang berlaku. Sebagian urusan pusat diserahkan kepada daerah otonom untuk menjadi urusannya sendiri. Bentuk negara semacam ini nampaknya lebih cocok dengan perkembangan politik global sekarang yang mengakomodasi gagasan demokratisasi, karena desentralisasi memungkinkan partisipasi berbagai elemen masyarakat di tiap daerah di dalam urusan-urusan kenegaraan. e. Sistem sentralisasi Sistem sentralisasi adalah memusatkan seluruh wewenang kepada pemerintah pusat atau yang berada di posisi puncak pada suatu struktur organisasi. Dengan kata lain dalam sentralisasi segala urusan dilakukan langsung oleh pemerintah pusat yang 37 Pasal 1 angka 7 Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah Selanjutnya Dirubah Dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah . Nasrianti: Kewenangan Pemberian Persetujuan Dan Perizinan Penanaman Modal Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Studi Di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2008. USU e-Repository © 2008 disebarkan ke seluruh wilayah negara, sentralisasi banyak digunakan pada pemerintahan lama di Indonesia sebelum adanya otonomi daerah. 38

G. Metode Penelitian

Untuk menjawab permasalahan yang timbul dari latar belakang permasalahan, maka penentuan metode penelitian sangatlah penting untuk menjawab permasalahan tersebut. Pentingnya metode penelitian tidak hanya diperlukan di saat permulaan penelitian tetapi juga dipergunakan di akhir penelitian. 39 Maka oleh karena itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian hukum normatif. Metode penelitian normatif disebut juga sebagai penelitian doktrinal doctrinal research yaitu suatu penelitian yang menganalisis hukum baik yang tertulis di dalam buku law as it is written in the book, maupun hukum yang diputuskan oleh hakim melalui proses pengadilan law it is decided by the judge through judicial process. 40 Penelitian hukum normatif didasarkan data sekunder dan menekankan pada langkah-langkah spekulatif-teori dan analisis normatif kualitatif. Adapun data yang digunakan dalam menyusun penulisan ini diperoleh dari penelitian kepustakaan Library research, sebagai suatu teknis pengumpulan data dengan memanfaatkan berbagai literatur berupa peraturan perundang-undangan, 38 Riset Aceh Institute,“Pemetaan Kewenangan Pemerintahan Aceh Berdasarkan UU No. 11 Tahun 2006”, http: www.acehinstitute.orgRiset_UU_No_112006”, diakses Tanggal 14 Februari 2008. 39 Myra A. Harris, Legal Reseacrh, ed.10, New York : Prentice Hall, 1997 hal. 2 40 Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2006 hal. 118 Nasrianti: Kewenangan Pemberian Persetujuan Dan Perizinan Penanaman Modal Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Studi Di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2008. USU e-Repository © 2008 buku-buku, karya-karya ilmiah, bahan kuliah, putusan pengadilan, wawancara serta sumber data sekunder lain yang dibahas oleh penulis. Digunakan pendekatan yuridis normatif karena masalah yang diteliti berkisar mengenai keterkaitan peraturan yang satu dengan yang lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode yang digunakan adalah metode penelitian normatif yang merupakan suatu prosedur penelitian ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi normatifnya. Logika keilmuan dalam penelitian hukum normatif dibangun berdasarkan disiplin ilmiah dan cara-cara kerja ilmu hukum normatif, yaitu ilmu hukum yang objeknya hukum itu sendiri 41 .

1. Tipe atau Jenis Penelitian