Jenis dan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Metode Analisis Data

Tahun ajaran 2004-2008 yang berjumlah 2491 orang pengguna shampoo Clear Men. b. Sampel Teknik pengambilan sampel menggunakan metode judgement sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan penilaian terhadap beberapa karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian Kuncoro, 2003:111, dengan kriteria bahwa responden yang dijadikan sampel penelitian adalah mahasiswa berjenis kelamin laki-laki dan pernah menggunakan shampoo Clear Men. Untuk menentukan ukuran sampel dari populasi, penulis menggunakan metode Slovin Umar, 2004:78, yaitu teknik pengambilan sampel dimana peneliti menentukan sampel dari populasi dengan rumus: n = N 1+Ne 2 , keterangan : n = Jumlah sampel N = Ukuran populasi e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang masih dapat ditolerir. Sehingga dalam penelitian ini jumlah sampel dapat ditentukan dengan cara : n = 2491 1 + 2491 x 0.1 2 n = 96,14 dibulatkan menjadi 100 orang.

8. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yakni : a. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden yang terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan daftar pertanyaan questionnaire dan melakukan wawancara interview. b. Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah, informasi dari perusahaan ataupun internet untuk mendukung penelitian ini.

9. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara Interview Melalukan wawancara langsung kepada sampel yang dijadikan responden. b. Daftar pertanyaan Questionnaire Memberikan daftar pertanyaan kepada sampel yang dijadikan respoden, yaitu mahasiswa FE-USU Medan. c. Studi dokumentasi Mengumpulkan dan mempelajari informasi yang bersumber dari jurnal dan artikel.

10. Metode Analisis Data

a. Metode analisis deskriptif Metode analisis deskriptif adalah kegiatan menyimpulkan data mentah dalam jumlah yang besar sehingga hasilnya dapat ditafsirkan. Mengelompokkan, atau memisahkan komponen atau bagian yang relevan dari keseluruhan data, juga merupakan salah satu bentuk analisis untuk menjadikan data mudah dikelola. Pengaturan, pengurutan, atau manipulasi data bisa memberikan informasi deskriptif yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam definisi masalah. Semua bentuk analisis tersebut mencoba untuk menggambarkan pola- pola yang konsisten dalam data, sehingga hasilnya dapat dipelajari dan ditafsirkan secara singkat dan penuh makna Kuncoro, 2003:172. b. Metode analisis regresi berganda Analisis regresi berganda dilakukan untuk mengadakan prediksi nilai dari variabel terikat yaitu citra merek Y dengan ikut memperhitungkan nilai-nilai variabel bebas penempatan posisi yang terdiri dari derajat kepentingan X 1 , kekhususan X 2 , keunggulan X 3 , pesan yang dapat dikomunikasikan X 4 , pelopor X 5 dan harga yang terjangkau X 6 , sehingga dapat diketahui pengaruh positif atau negatif penempatan posisi terhadap citra merek shampoo Clear Men. Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi software SPSS Statistic Product and Service Solution 17.0 for Windows. Adapun model persamaan yang digunakan adalah menurut Sugiyono 2005: 211, dimana: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 + b 6 X 6 + e Dimana : Y = Citra Merek a = konstanta b 1 – b 5 = koefisien regresi X 1 = Derajat kepentingan X 2 = Kekhususan X 3 = Keunggulan X 4 = Pesan yang dapat dikomunikasikan X 5 = Pelopor X 6 = Harga terjangkau e = term of error Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada di dalam daerah kritis daerah dimana H ditolak. Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H diterima. Dalam analisis regresi ada 3 jenis kriteria ketepatan, yaitu : 1. Uji Signifikansi Simultan Uji – F Uji–F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh positif dan signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikat. H : b 1 , b 2 , b 3 , b 4, b 5, b 6 = 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas X 1 , X 2 , X 3 , X 4 , X 5 , X 6 yaitu berupa variabel derajat kepentingan, kekhususan, keunggulan, pesan yang dapat dikomunikasikan, pelopor, harga yang terjangkau berpengaruh terhadap citra merek shampoo Clear Men, yaitu variabel terikat Y. H a : b 1 , b 2 , b 3 , b 4 , b 5, b 6 ≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas X 1 , X 2 , X 3 , X 4 , X 5 , X 6 yaitu berupa variabel derajat kepentingan, kekhususan, keunggulan, pesan yang dapat dikomunikasikan, pelopor, harga yang terjangkau berpengaruh terhadap citra merek shampoo Clear Men, yaitu variabel terikat Y. Kriteria Pengambilan Keputusan : H diterima jika F hitung F tabel pada = 5 H a diterima jika F hitung F tabel pada = 5 2. Uji Signifikan Individual Uji – t Uji–t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat. H : b 1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas X 1 , X 2 , X 3 , X 4 , X 5 , X 6 yaitu berupa variabel derajat kepentingan, kekhususan, keunggulan, pesan yang dapat dikomunikasikan, pelopor, harga yang terjangkau berpengaruh terhadap citra merek shampoo Clear Men, yaitu variabel terikat Y. H a : b 1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas X 1 , X 2 , X 3 , X 4 , X 5 , X 6 yaitu berupa variabel derajat kepentingan, kekhususan, keunggulan, pesan yang dapat dikomunikasikan, pelopor, harga yang terjangkau berpengaruh terhadap citra merek shampoo Clear Men, yaitu variabel terikat Y. Kriteria Pengambilan Keputusan : H diterima jika t hitung t tabel pada = 5 H a diterima jika t hitung t tabel pada = 5 3. Koefisien Determinasi R 2 Koefisien determinasi R 2 pada intinya mengukur seberapa kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R 2 semakin besar mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X 1 , X 2 , X 3 , X 4 , X 5, X 6 adalah besar terhadap variabel terikat Y. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika R 2 semakin mengecil mendekati nol maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X 1 , X 2 , X 3 , X 4 , X 5, X 6 terhadap variabel terikat Y semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.

BAB II URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Baros 2008, dengan judul “Analisis pengaruh atribut produk terhadap pembentukan citra merek brand image di PT. KISS FM Medan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar atribut produk yang terdiri dari kemasan acara yang ditawarkan, koleksi lagu, kualitas pemberitaan, request time, dan kualitas penyiar mempengaruhi pembentukan citra merek PT. KISS FM Medan. Hasil penelitian menunjukkan kelima atribut berpengaruh signifikan terhadap terbentuknya citra merek brand image dan variabel yang berpengaruh paling dominan dalam terbentuknya citra merek adalah kualitas penyiar. Banaim 2007, dengan judul “Pengaruh Iklan Televisi terhadap Pembentukan Brand Image Coca Cola pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip UISU”, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh iklan TV terhadap pembentukan brand image Coca-Cola pada mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UISU. Hasil penelitian dan pembahasan menggunakan analisis deskriptif dan model regresi linear sederhana. Hasil Penelitian menunjukkan Iklan TV memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pembentukan citra merek Coca Cola pada mahasiswa ilmu komunikasi Fisip UISU, dengan nilai koefisien determinan R 2 sebesar 0.660 artinya variabel iklan TV mampu memberikan penjelasan variabel brand image sebesar 66,0 dan sisanya sebesar 34,0 dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan pada penelitian.