32
2.4.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial
Menurut Ahmadi 2002 faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial, baik secara tunggal maupun secara bergabung adalah:
1. Faktor imitasi Sebagian besar dari kemampuan interaksi sosial seseorang terlihat karena
pengaruh imitasi, misalnya; anak belajar berbicara, mula-mula anak mengulang-ulang bunyi, meng-imitasi bunyi-bunyian yang dibentuknya
sendiri sambil melatih fungsi lidah, selanjutnya ia meniru ucapan orang lain dan belajar mengucapkan kata-kata.
2. Faktor sugesti Sugesti yang dimaksud disini adalah pengaruh psychis, baik yang datangnya
dari diri sendiri maupun dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya daya kritik. Dalam psikologi sugesti dibedakan menjadi:
a. Auto sugesti, yaitu sugesti terhadap diri yang datang dari dirinya sendiri. b. Hetero sugesti, yaitu sugesti yang datang dari orang lain.
3. Faktor identifikasi Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identik sama
dengan orang lain, baik secara lahiriah dan batiniah. Identifikasi terjadi ketika individu terlebih dahulu mengenal dengan teliti individu yang diidentifikasi.
4. Faktor simpati Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang lain.
Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilaian perasaan seperti juga pada proses identifikasi. Bahkan orang yang
33 dapat tiba-tiba merasa tertarik kepada orang lain dengan sendirinya karena
keseluruhan cara-cara bertingkah laku orang itu menarik baginya. Dari penjelasan diatas penulis menyimpulkan ada empat faktor yang
mempengaruhi interaksi sosial, yaitu; faktor imitasi, faktor sugesti, faktor identifikasi dan faktor simpati.
2.4.4. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Menurut Gillin dan Gillin dalam Soekanto; 2004 membedakan ada dua macam proses sosial yakni proses asosiatif dan proses disasosiatif.
Proses asosiatif adalah proses yang cenderung menciptakan persatuan dan meningkatkan solidaritas diantara masing-masing anggota kelompok, seperti
melalui: 1 Kerjasama yaitu bergabungnya individu atau sekelompok individu untuk
mencapai tujuan bersama. 2 Akomodasi yaitu usaha manusia untuk meredakan ketegangan akibat konflik
atau pertikaian dalam rangka mencapai kestabilan. 3 Asimilasi yaitu proses ketika masing-masing individu atau kelompok yang
sebelumnya saling berbeda perhatian dan pandangan dan sekarang memiliki perhatian dan pandangan yang sama atau dapat juga diartikan sebagai proses
perkembangan dua atau lebih kebudayaan yang semula berbeda-beda berangsur-angsur menjadi sama, seperti contohnya perkawinan.
4 Akulturasi yaitu suatu keadaan dimana unsur-unsur kebudayaan asing lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan
hilangnya kepribadian kebudayaan itu.
34 Sedangkan proses disosiatif adalah proses yang cenderung menciptakan
perpecahan dan meregangkan solidaritas diantara masing-masing anggota kelompok. Bentuk proses disasosiatif yakni:
1 Kompetisi atau persaingan adalah suatu bentuk perjuangan sosial yang berlangsung secara damai. Persaingan terjadi apabila dua pihak saling
berlomba dan berebut untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 2 Konflik atau pertentangan adalah kompetensi yang hebat sehingga
menimbulkan pertentangan karena munculnya rasa benci, emosi, rasa amarah. Masing-masing pihak yang bertikai berusaha menyerang, melukai, merusak
dan memusnahkan lawannya. Menurut Soekanto 2004 adanya interaksi dapat mengabaikan proses
sosial. Proses sosial tersebut dapat menimbulkan terjadinya kerjasama maupun perpecahan antara individu yang terlibat. Bahwa bentuk-bentuk interaksi sosial
dapat berupa kerjasama cooperatif, persaingan competition, pertikaian conflict dan akomodasi. Bentuk-bentuk interaksi sosial tersebut akan diuraikan
sebagai berikut: 1. Kerjasama cooperatif
Menurut Cooley dalam Soekanto, 2004 kerjasama sebagai salah satu bentuk interaksi sosial merupakan gejala umum yang terjadi pada masyarakat
dimanapun. Beberapa orang menganggap bahwa kerjasama disini dimaksudkan sebagai salah satu usaha bersama antara orang perseorangan atau
kelompok manusia sehingga dapat bekerjasama dan dapat memberikan dukungan untuk mecapai satu atau beberapa tujuan yang sama, kerjasama
35 timbul apabila orang menyadari bahwa individu mempunyai kepentingan-
kepentingan yang sama pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-
kepentingan tersebut melalui kerjasama. 2. Persaingan competition
Menurut Soekanto 2004 persaingan diartikan suatu preses sosial dimana individu atau kelompok manusia bersaing mencari keuntungan melalui
bidang-bidang kehidupan yang menjadi pusat perhatian atau mempertajam prasangka yang persaingan dalam batas-batas tertentu dapat mempunyai
beberapa fungsi, antara lain: a. Menyalurkan keinginan-keinginan individu atau kelompok yang bersifat
kompetitif. Sifat manusia pada umumnya selalu hendak memperoleh yang terbaik, yang dihargai, karena makin banyak yang dihargai maka semakin
meningkat pula keinginan untuk memperolehnya. b. Sebagai jalan dimana keinginan, kepentingan serta nilai-nlai yang ada
pada suatu masa menjadi pusat perhatian, tersalurkan dengan baik oleh mereka yang bersaing.
c. Merupakan alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan sosial. Pesaingan berfungsi untuk mendudukkan individu pada kedudukan serta
peranan yang sesuai dengan kemampuannya. d. Persaingan dapat juga sebagai alat menyaring pada warga karyawan yang
akhirnya akan menghasilkan pembagian kerja yang efektif dan efisien.
36 3. Pertikaian conflict
Menurut Soekanto 2004 pertikaian atau konflik adalah suatau proses sosial, dimana orang perseorangan atau kelompok manusia berusaha memenuhi
tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan. Sebab musabab pertikaian adalah adanya perbedaan antara
orang perseorangan, perbedaan pendirian dan perasaan mungkin menyebabkan bentrokan antara orang perseorangan dan juga perbedaan kebudayaan.
Pertikaian atau konflik diartikan sebagai bentuk interaksi sosial dimana terjadi usaha menyingkirkan yang lain yang menjadi lawannya suatu pertikaian
tersebut akan diselesaikan. 4. Akomodasi
Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu proses dimana orang atau kelompok orang mula-mula orang atau sekelompok orang yang mula-mula
saling bertentangan, kemudian saling mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Dengan kata lain, akomodasi merupakan
suatau cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa mnghancurkan pihak lawan, sehingga lawan tidak kehilangan kepribadian.
Berdasarkan penjelasan di atas penulis menyimpulkan bahwa interaksi sosial tersebut dapat berbentuk kerjasama, persaingan atau pertikaian, dimana
kerjasama terjadi apabila terdapat adanya persamaan kepentingan dalam mencapai tujuan, sedangkan persaingan yang sering terjadi disaat seseorang atau
sekelompok orang yang ingin mencapai targetnya yang diterapkan. Berbeda dengan pertikaian, dimana suatu tindakan yang telah menggunakan kekerasan
37 untuk mencapai keinginan setiap individu. Untuk dapat mengatasi hal tersebut
individu dapat berakomodasi atau menyesuaikan diri dengan kondisi dan situasi yang menegangkan atau yang memanas.
2.4.5. Gambaran Interaksi Sosial Penderita HIVAIDS