23 3 Mereka dianggap bertanggung jawab secara pribadi atas keberadaan mereka.
Anggapan masyarakat pada penderita HIVAIDS. Persepsi bahwa penderita AIDS bertanggung jawab secara pribadi atas penyakit yang disandangnya dari
publikasi besar-besaran mengenai kalangan yang beresiko tertinggi tertular HIVAIDS.
Dari definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa alasan terjadinya stigma pada penderita HIVAIDS karena ketakutan masyarakat, moril yaitu tingkah laku
yang melatarbelakangi penderita HIVAIDS dan ketidak acuhan dari media masa.
2.2.5. Akibat Stigma
Dalam Phulf dalam Simajuntak; 2005 hasil penelitian menemukan ada beberapa akibat dari stigma yaitu:
1 Stigma sulit mencari bantuan. 2 Stigma membuat semakin sulit memulihkan kehidupan karena stigma dapat
menyebabkan erosinya self-confidence sehingga menarik diri dari masyarakat. 3 Stigma menyebabkan diskriminasi sehingga sulit mendapatkan akomodasi dan
pekerjaan. 4 Masyarakat bisa lebih kasar dan kurang manusiawi.
5 Keluarganya menjadi lebih terhina dan terganggu.
2.3. HIV
2.3.1. Pengertian HIVAIDS
AIDS Acruired Immunodeficiency Syndrome atau disebut dengan sindroma kehilangan kekebalan sedangkan HIV Human Immunodeficiency Virus
24 yaitu jasad renik yang menyebabkan AIDS. HIV melumpuhkan system kekebalan
tubuh, terutama sel-sel darah putih yang membantu dalam menghadang penyakit Hutapea; 2004.
AIDS merupakan suatu penyakit dimana sistem kekebalan tubuh sangat menurun karena HIV, sehingga menyebabkan individu beresiko tinggi menderita
penyakit fatal Sarcoma Kaposi, jenis kanker limpa yang jarang terjadi dan berbagai macam infeksi jamur, virus dan bakteria yang berbahaya Davidson,
2004. Dari
definisi di
atas penulis
menyimpulkan HIV
Human Immunodeficiency Virus yaitu virus yang menyebabkan AIDS, sedangkan AIDS
Acruired Immunodeficiency Syndrome disebut dengan sindrom kehilangan kekebalan tubuh. Jadi, AIDS adalah suatu penyakit dimana sistem kekebalan
tubuh menurun dan menyebabkan penderitanya mudah atau beresiko terkena penyakit fatal.
2.3.2. Penyebaran HIVAIDS
HIV paling sering ditularkan melalui hubungan seksual beresiko, terlepas dari penularan seksualnya. Menurut Davidson 2004 HIV terdapat dalam darah,
sperma, cairan vagina. Dan penularan terjadi jika cairan yang terinfeksi tersebut masuk kedalam aliran darah. AIDS tidak dapat ditularkan melalui hubungan sosial
atau bahkan dengan tinggal bersama dengan penderita AIDS atau positif HIV, dengan catatan mencegah terjadinya kontak dengan darah yang terinfeksi.
Kategori perilaku beresiko tinggi, diantaranya: pengguna narkoba suntik,
25 pengguna jarum suntik yang tidak steril secara bersama-sama, bayi yang
dilahirkan oleh ibu yang positif HIV. Sedangkan menurut Kaplan 1997 penularan HIV paling sering terjadi
melalui hubungan seksual atau perpindahan darah yang terkontaminasi, seks anal, seks vaginal dan virus yang terkontaminasi paling mungkin menularkan virus.
Penularan dari darah yang terkontaminasi paling sering terjadi jika seseorang yang ketergantungan pada zat intravena memungkinkan jarum hipodermik bersama-
sama atau teknik sterililasi yang tepat dan anak-anak dapat terinfeksi in-utera atau melalui air susu ibu jika ibunya terinfeksi dengan HIV.
Penulis menyimpulkan HIV Human Immunodeficiency Virus terdapat dalam darah, sperma dan cairan vagina. Penularan virus ini akan terjadi ketika
cairan yang terinfeksi masuk kedalam aliran darah, penularan atau penyebaran melalui seks anal, vaginal dan oral yang tidak terlindungi dapat menularkan virus.
HIVAIDS tidak akan menular melalui hubungan sosial maupun tinggal bersama, dengan catatan mencegah terjadinya kontak dengan darah yang terinfeksi.
Kategori yang beresiko tinggi adalah pengguna nakoba suntik yang tidak steril yang digunakan bersama-sama dan bayi yang dilahirkan dari ibu yang positif
HIV.
2.3.3. Pencegahan HIVAIDS