38 yang tertular HIVAIDS sering dihindarkan disekolah dan ditepiskan oleh
tetangga dan anak-anaknya. Pemahaman HIV di masyarakat perlu dimaksimalkan agar penanganan
HIVAIDS bukan dengan cara memerangi ODHA tetapi memerangi terjadinya cara penyebaran dan penularan virus HIV. Dari hasil penelitian Waluyo, dkk
2007 menyebutkan bahwa karena kurang diterimanya penderita HIVAIDS di tengah-tengah masyarakat serta macam-macam stigma yang diberikan masyarakat
membuat ODHA tidak terbuka. Kenapa terjadi demikian, karena lingkungan tidak mau menerima orang dengan penyakit HIVAIDS dan stigma yang diberikan
masyarakat kepada mereka. Dari pernyataan diatas penulis menyimpulkan kecenderungan rendahnya
pemahaman masyarakat tentang HIVAIDS dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya stigma. Akan tetapi ada sebagian dari masyarakat yang masih peduli
dan bersimpati serta mendukung ODHA yaitu dengan cara mendirikan yayasan HIVAIDS yang didirikan oleh orang-orang yang tidak terinfeksi HIVAIDS.
Tetapi di sisi lain banyak pula yang memusuhi atau menolak mereka secara halus, perlakuan yang berbeda-beda dalam hal perumahan dan pekerjaan. Akibat kurang
diterima penderita HIVAIDS di masyarakat dan stigma yang diberikan masyarakat terhadap ODHA ini telah membuat mereka menjadi orang yang
kurang terbuka.
2.5. Kerangka Berpikir
HIVAIDS merupakan penyakit yang memang sampai saat ini belum ditemukan obatnya, para penderita hanya diberikan obat untuk memperlambat
39 penyebaran virus dalam tubuh. Data dari KPA Komisi Penanggulangan AIDS
menyebutkan kasus HIVAIDS meningkat 100 persen dari tahun 2009, 10,2 persen PSK di lokalisasi, 5,7 persen PSK tidak di lokalisasi, dari tahun 2000
sampai 2008 kasus HIVAIDS meningkat 500 persen. HIVAIDS ditemukan di Indonesia pada tahun 1987, meskipun sejak
adanya kasus ini sampai sekarang masih banyak masyarakat yang acuh tak acuh bahkan stigma mereka semakin negatif Hutapea, 2004. Stigma yang diberikan
oleh masyarakat pun bermacam-macam diantaranya HIVAIDS berkonotasi negatif, orang yang pergaulannya bebas, orang yang melanggar norma agama dan
sosial, dan kutukan Tuhan karena perilaku mereka. Menuruyt Green dalam Cholil; 1997 ada tiga sumber yang mendasari
mengapa stigma terjadi pada penderita HIVAIDS. Pertama: ketakutan, semua tahu infeksi belum ada obatnya. Kedua: moril, penyakit HIVAIDS sering terkait
dengan seks bebas dan penyalahgunaan obat terlarang atau obat bius, kutukan Tuhan karena ODHA adalah orang-orang yang melanggar norma agama. Ketiga;
ketidak acuhan oleh media masa, adanya ketakutan dan pikiran moril pembaca. Persepsi negatif masyarakat terhadap penderita HIVAIDS berdasarkan
stimulus yang mereka terima, stimulus ini salah satunya adalah melalui informasi yang masyarakat terima tentang HIVAIDS, sehingga terbentuknya stigma dan
diskriminasi masyarakat terhadap ODHA. Persepsi ODHA terhadap stigma yang diberikan masyarakat kepada mereka sangat beragam diantaranya pandangan dan
pengetahuan masyarakat sempit tentang penderita HIVAIDS, penyakit sebagai hukuman dari Tuhan, masyarakat memandang penderita HIVAIDS orang yang
perlu dihindari, ODHA memang layak terinfeksi HIV karena perilaku yang melatar belakangi penderita HIVAIDS, masyarakat takut dan pada akhirnya
40 mengucilkan penderita HIVAIDS, masyarakat berpikir bahwa penyakit
HIVAIDS adalah penyakit yang sangat ditakuti, sangat menular dan sangat mematikan Waluyo, dkk, 2007.
Menurut Robbins 2006 persepsi dipengaruhi oleh sikap, motif, kepentingan, pengalaman dan harapan. Akibat stigma yang diberikan masyarakat
akan berpengaruh kepada ODHA orang dengan HIVAIDS. Hasil penelitian Waluyo dkk 2007 menyatakan bahwa stigma yang diberikan masyarakat kepada
ODHA telah menjadi orang yang kurang terbuka. Untuk dapat dipahami secara lebih jelas, berikut adalah gambaran skema
tersebut:
Fakta HIVAIDS di Jakarta •
Kasus HIVAIDS meningkat 100 persen dari tahun 2009.
• 10,2 persen PSK di lokalisasi, dan 5,7
persen tidak di lokalisasi. •
Data dari KPA DKI Jakarta tahun 2000 sampai 2008 meningkat 500
persen. Persepsi penderitaHIVAIDS terhadap
stigma yang diberikan masyarakat kepada mereka;
• Pengetahuan masyarakat sempit tentang
HIVAIDS. •
Penyakit kutukan Tuhan. •
ODHA perlu dihindari •
ODHA terinfeksi HIVAIDS karena perilaku yang melatar belakangi mereka.
• Penyakit yang ditakuti, sangat menular,
dan sangat mematikan penelitian FIK- UI, Waluyo, dkk, 2007.
Syarat-syarat interaksi sosial: •
Kontak sosial •
komunikasi
Hubungan persepsi ODHA terhadap stigma HIVAIDS Masyarakat dengan
interaksi sosial pada ODHA Proses pemberian stigma:
• proses interpretasi
• perilaku menyimpang
• perilaku diskriminasi
41
2.6. Hipotesis