BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi pendidikan menjadi sangat penting, karena merupakan aspek yang dapat menunjang kemajuan masa depan bangsa. Apabila
pendidikan suatu masyarakat berkembang dengan baik, maka masyarakat tersebut akan semakin berkualitas.
Dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, maka sekolah sebagai lembaga penyelenggaraan pendidikan formal merupakan
komponen penting dalam mempersiapkan generasi anak bangsa untuk mampu menghadapi kompetisi secara global di dalam aktivitas kehidupan masyarakat.
Proses pendidikan merupakan proses perubahan dan pembentukan kepribadian individu, seperti halnya pendapat para ahli tentang pendidikan
sebagai berikut: John Dewey, “pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-
kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia”.
1
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau
perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti
1
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 1997, hal.2
1
perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan.
2
Pengaruh pendidikan dapat dilihat dan dirasakan secara langsung dalam perkembangan serta kehidupan masyarakat, kehidupan kelompok, dan
kehidupan setiap individu. Jika bidang-bidang lain seperti ekonomi, pertanian, perindustrian berperan menciptakan sarana dan prasarana bagi
kepentingan manusia, maka pendidikan berusaha langsung dengan pembentukan manusianya. Pendidikan menentukan model manusia yang
akan dihasilkannya. Pendidikan juga memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa, dan merupakan wahana dalam
menterjemahkan pesan-pesan konstitusi, serta sarana dalam membangun watak bangsa.”
3
Dengan pendidikan maka manusia dan masyarakat akan mendapat jati dirinya, bukan hanya pendidikan lingkungan masyarakat akan tetapi
pendidikan formal juga sangat berpengaruh dalam perkembangan individu dan kualitas sumber daya manusia di masyarakat.
Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas sumber daya manusia
SDM yang mampu bersaing di era global. Dan satu-satunya wadah untuk meningkatkan kualitas SDM adalah melalui pendidikan.
Untuk mencapai
tujuan pendidikan
nasional pemerintah
telah menyelenggarakan perbaikan-perbaikan peningkatan mutu pendidikan pada
berbagai jenis jenjang. Namun fakta di lapangan belum menunjukkan hasil yang memuaskan.
Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal sekolah dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak
dari rata-rata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih rendah. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat
konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu. Dalam arti yang lebih substansial,
bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi
2
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran inovatif Progresif, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009, cet.1, hal.1
3
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenagkan, Jakarta, PT Remaja Rosdakarya, 2005, cet-1, hal 3-4
2
guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berpikirnya.
Menurut Arends 1997: “it is strange that we expect students to learn yet seldom teach then about learning, we expect student to solve problems yet
seldom teach then problem solving.”
4
Kalimat di atas mempunyai makna bahwa dalam mengajar guru selalu menuntut siswa untuk belajar dan jarang memberikan pelajaran tentang
bagaimana siswa untuk belajar, guru juga lebih menyuruh siswa untuk menyelesaikan masalah, tetapi jarang mengajarkan bagaimana siswa harus
menyelesaikan masalah. Berdasarkan masalah-masalah yang ada dewasa ini yang perlu kita lakukan
sebagai seorang pendidik adalah memperhatikan komponen-komponen pembelajaran yang kita gunakan apakah masih konvesional, pembelajaran
yang berpusat pada guru atau sudah menggunakan pembelajaran inovatif, progresif dan menyenangkan? Model-model pembelajaran inovatif-progresif
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pemebelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk
kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa, strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil.
Dalam pembelajaran sosiologi misalnya, pembelajaran ditekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan potensi agar siswa
mampu menjelajahi dan memahami lingkungan sekitar secara ilmiah. Sosiologi adalah salah satu mata pelajaran yang menarik untuk dikaji karena dalam
setiap materi sangat berhubungan erat dengan proses kehidupan sehari-hari, seperti pada materi; interaksi sosial, pengendalian sosial, tindakan sosial,
4
Trianto, Mendesain Model…hal.7, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2009, Cet-1, hal.7
3
konflik sosial, perubahan sosial, globalisasi, dan lain sebagainya. Pendidikan sosiologi diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat, sehingga dapat membantu
siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang diri sendiri dan lingkungan sekitarnya. Selanjutnya siswa diharapkan dapat
mengembangkan dan menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk menambah keaktifan siswa dalam belajar atau membahas materi yang diberikan oleh guru, maka dapat digunakan dengan model pembelajaran
berkelompok. Salah satu model pembelajaran berkelompok yang aktif yaitu dengan model Student Groups Achievement Division STAD, Jigsaw dan
Group Investigation Melihat kondisi yang ada di lingkungan SMA Sekolah Islam Terpadu
selanjutnya disingkat SIT Fajar Hidayah tempat penulis melakukan penelitian, dalam hal sarana belajar mengajar sudah masuk kategori memadai,
hanya saja keadaan siswa yang kurang antusias mengikuti pelajaran sosiologi menyebabkan hasil belajar kurang maksimal dan latar belakang siswa yang
kebanyakan dari lingkungan perumahan yang mengedepankan individualis dan mengakibatkan jiwa sosial siswa kurang peka, maka perlu dicarikan solusi
terutama model mengajar yang dapat meningkatkan efektifitas dan hasil belajar siswa. Selama penulis melakukan pengamatan dan penelitian dalam pelajaran
sosiologi di sekolah tersebut, tampak bahwa para siswa memang kurang antusias dalam belajar sosiologi. Akibatnya mereka kurang mampu untuk
memecahkan soal-soal sosiologi sehingga hasil belajarnya pun kurang memuaskan.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka dalam skripsi ini penulis akan meneliti tentang penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif model Group
Investigation Penelitian Kelompok dalam rangka meningkatkan efektifitas dan hasil belajar sosiologi para siswa kelas X SMA SIT Fajar Hidayah.
4
B. Identifikasi Masalah