J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan trusworthiness Studi
Sebelum test dilakukan, test tersebut harus terlebih dahulu memenuhi persyaratan seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi, “instrumen yang baik
harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu, valid dan variabel.
2
1. Validitas Salah satu ciri tes itu baik adalah apabila test itu dapat tepat mengukur apa
yang hendak diukur, atau istilahnya valid atau sahih. Dalam penelitian ini digunakan validitas isi content validity yang berarti tes disusun sesuai dengan
materi dan tujuan pembelajaran khusus. Sedangkan pengujian validitas instrumen validitas butir menggunakan rumus korelasi biserial:
3
r
pbi =
SDt Mt
Mp −
q p
r
bis
=
i
X
-
i
X
i i
q P
Keterangan :
r
pbi
: Koefisien korelasi point yang dianggap sebagai koefisien validitas
item Mp
: Skor rata-rata hitung yang menjawab benar Mt
: Skor rata-rata total SDt
: Standar Deviasi p
: Proporsi siswa yang menjawab benar terhadap butir item q
: Proporsi siswa yang menjawab salah terhadap butir item. Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka hasil perhitungan r
bis
dibandingkan r
tabel
product moment yaitu 0.361. Jika hasil perhitungan r
bis
atau = r
tabel,
maka soal tersebut valid. Jika hasil perhitungan r
bis
r
tabel
, maka soal dinyatakan tidak valid.
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Jakarta: Rineka Cipta, 1995 h.158
3
Anas Sudjono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2000 cet-3, h.185
36
2. Reliabilitas Reliabilitas adalah ketetapan atau ketelitian suatu alat evaluasi, sedangakan
alat evaluasi atau test disebut reliabel, jika test tersebut dapat dipercaya, konsisten atau stabil produktif, jadi yang diperhitungkan di sini adalah ketelitiannya.
Pengujian reliabilitas ini menggunakan rumus K-R 20 Kuder-Richardson 20 yaitu:
11
r
: ⎥⎦
⎤ ⎢⎣
⎡ −1
n n
⎥ ⎥
⎦ ⎤
⎢ ⎢
⎣ ⎡ −
∑
2 2
s pq
s
Keterangan :
11
r
: Reliabilitas menggunakan persamaan KR-20 p
: Proporsi siswa yang menjawab benar q
: Proporsi sisawa yang menjawab salah n
: Banyaknya soal s
2 n
: Standar deviasi atau simpangan baku 3. Pengujian Taraf kesukaran
Untuk mengetahui apakah soal itu sukar, sedang atau mudah maka soal-soal tersebut diujuikan taraf kesukarannya terlebih dahulu. Pengujian taraf kesukaran
ini menggunakan rumus:
4
I = N
B Keterangan :
I : Indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B : Banyak siswa yang menjawab benar untuk setiap butir soal
N : Banyak siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksud
Kriteria indeks kesukaran :
5
0.00 – 0.30 : sukar
4
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 1999 h.137
5
Nana Sudajana,….hal.137
37
0.31 – 0.70 : sedang
0.70 – 1.00 : mudah
4. Daya Pembeda Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk
mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu tinggi prestasinya dengan siswa yang tergolong kurang mampu lemah
prestasinya. Cara perhitungan daya pembeda adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
D = PA – PB, dimana P
A =
JA BA
dan P
B
= JB
BB Keterangan :
D : Daya pembeda soal
PA : Proporsi kelas atas
PB : Proporsi kelas bawah
BA : Banyak siswa kelas atas yang menjawab benar untuk setiap butir soal
BB : Banyak siswa kelas bawah yang menjawab benar untuk setiap butir
soal JA
: Jumlash siswa kelas atas JB
: Jumlah siswa kelas bawah
Klasifikasi Daya Pembeda Soal D 0.2
: buruk D = 0.2 – 0.4 : cukup
D = 0.4 – 0.7 : baik D = 0.7 – 1
: sangat baik
38
K. Analisa Data dan Interpretasi Hasil Analisis