Pemutusan Informasi yang Berasal dari Luar Gerakan

81 terhadap kognisi anggota gerakan. Mengenai hal ini, Sutrisna memaparkan pengalamannya: “Kalau bisa dibilang liqo itu merupakan benteng terakhir untuk menjaga dari hal- hal yang kurang baik. Karena kalau kita orang Islam biasa, kan benteng terakhirnya sholat, kalau kita disini benteng terakhirnya di liqo-an. Karena kalau lepas dari liqo berarti kan dia akan mencari informasi dari mana saja....Maksudnya kalau orang liqo itu kan informasi yang didapatkan bisa di filter lagi, kemudian bisa ditanyakan ke ustad yang lebih paham tentang informasi-informasi yang didapat. Jadi jangan mentah-mentah ditelan semua, karena kan informasi juga ada yang baik dan ada yang buruk, ada yang membangun dan ada yang merusak, kita tahu itu bahwa tidak mungkinlah informasi yang datang ke kita benar semua.... Untuk itulah, karena kekurangan ilmu kita, kita membutuhkan orang lain yang lebih paham –yaitu murabbiustad- ”. 149 Faktor pemutusan informasi dari dunia luar dan didukung pengaruh halaqohliqo, membuat framing menjadi sangat berpengaruh terhadap kader gerakan. Keduanya membuat kognisipengetahuan anggota gerakan sepenuhnya dikendalikan oleh gerakan strukturelit PKS. Interpretasi terhadap kasus Luthfi Hasan Ishaaq, menjadi sah menurut versi gerakan, dan menganggap informasi selain dari gerakan menjadi tidak benar. Ini menyebabkan kader PKS tidak terpengaruh secara kognisi terhadap kasus Luthfi Hasan Ishaaq, dan tetap melaksanakan kerja-kerja untuk gerakan.

E. Peng aruh Rukun Bai’at dalam Proses Framing

Faktor ideologi yang penulis temukan berpengaruh dalam proses framing gerakan PKS agar kadernya tetap melakukan kerja-kerja untuk gerakan adalah rukun bai‟at. Aan Rohana berkata mengenai rukun bai‟at: “yang namanya rukun maka itu wajib dilaksanakan oleh setiap kader PKS, kalau tidak maka kader itu 149 Wawancara dengan Sutrisna. 82 kurang sempurna pemahamannya terhadap geraka n dakwah PKS”. 150 Urgensi rukun bai‟at merupakan salah satu framing ideasional ideologi dari gerakan PKS yang diajarkan dalam halaqoh-halaqoh gerakan mereka. Dua rukun bai‟at yang penulis tekankan dalam penelitian ini adalah taat kepatuhan dan tadhiyyah pengorbanan, karena sesuai dengan pertanyaan penelitian penulis. Mengenai taat, Hasib, Lc. menjelaskan “dalam halaqoh- halaqoh yang ada di PKS, setiap kader diberikan pemahaman bahwa ketaatan pertama adalah untuk Allah, kedua Rasul, dan ketiga adalah taat kepada pemimpin”. 151 Kemudian mengenai Tadhiyyah, Aan Rohana melanjutkan “bahwa setiap kader mngeluarkan seluruh apa yang mereka punya untuk dakwah, dan bertujuan untuk mendapat Ridho Allah. Jadi dengan kasus Ustad Luhfi, tidak terlalu berpengaruh terhadap kesolidan kader, karena tidak ada figuritas dalam PKS”. 152 Dengan pemaparan konsep ideasional mengenai rukun bai‟at, terutama konsep taat dan tadhiyyah yang dijelaskan Hasib Lc dan Aan Rohana, PKS mempunyai mekanisme ideologis untuk tetap memperkuat soliditas anggotanya di tengah kasus Luthfi Hasan Ishaaq. Konsep taat dan tadhiyyah menjadi penawar bagi PKS apabila terjadi permasalahan ataupun perubahan strategi gerakan, agar kadernya tetap setia dan terlibat dalam gerakan tanpa banyak “kegaduhan”. Pada akhirnya, ketaatan kepada pemimpin tampak terinternalisasi pada kader gerakan 150 Wawancara dengan Aan Rohana. 151 Wawancara dengan Ust. Hasib, Lc. Pendiri Partai Keadilan PK dan PKS, mantan anggota Majelis Syuro, Dewan Syariah, dan Kaderisasi DPP PKS. Wawancara dilakukan di Bogor, Jawa Barat pada 7 Agustus 2014. 152 Wawancara dengan Aan Rohana. 83 PKS. Ketika penulis menanyakan kepada Suhada, mengapa dia taat kepada pimpinan PKS di atasnya secara struktural. Dia menjelaskan: “Kami di PKS ada istilah taat kepada pimpinan, itulah yang ditarbiyah kepada kami untuk tsiqoh atau percaya kepada pimpinan, karena itu menjadi rukun baiat. Walaupun saya tidak mengenal secara langsung, begitupun sebaliknya, ada keyakinan dalam diri saya bahwa beliau adalah orang-orang baik dan semua yang ada di PKS adalah orang-orang yang baik dan shaleh. Mereka pemimpin jauh lebih kebaikannya daripada saya di level bawah, inilah yang mendasari keyakinan saya kepada Ustad Anis Matta. ” 153 Dalam teori psikologi sosial dinamika partisipasi dalam gerakan berdasarkan atas asumsi bahwa kita dapat membedakan tiga alasan fundamental mengapa seorang terlibat dalam sebuah gerakan sosial. Keikutsertaan dalam gerakan menarik seseorang: ingin merubah keadaan mereka, mereka ingin “berbuat” sebagai anggota kelompok mereka, atau mereka ingin memberikan arti untuk dunia mereka dan mengekspresikan pandangan dan perasaan mereka. 154 Dalam kaitannya dengan motif keterlibatan dalam gerakan, faktor psikologi sosial menjadi penting untuk menganalisa keterlibatan kader PKS dalam kerja-kerja untuk gerakan menjelang pemilu 2014. Pidato Anis Matta di bawah ini menggambarkan terdapat alasan untuk seorang kader berkerja untuk gerakan menurut teori psikologi sosial: Jadi kalau ada diantara Antum nanti yang memasang bendera di sudut kota Medan, atau di Binjai, atau di Sipirok atau di Nias, Antum memasang bendera, membagikan stiker, melakukan direct selling, Antum jangan menganggap itu pekerjaan yang kecil, tapi satu pekerjaan yang terhubung dalam satu rangkaian kerja besar membangun kembali peradaban Islam ini. Dan memberikan semangat baru bagi dunia Islam yang sekarang sedang mengalami pukulan berat. 155 153 Wawancara dengan Suhada. 154 Bert Klandermans, The Demand and Supply of Participation: Social-Psychological Correlates of Participation in Social Movement, dalam David Snow, Sarah A. Soule, dan Hanspeter Kriesi,edt. The Blackwell Companion to Social Movements United Kingdom: Blackwell Publishing, 2004, hal.361. 155 Pidato Anis Matta, “Apel Siaga Pemenangan Pemilu 2014” Selasa, 4 Februari 2014. Lihat http:www.kabarpks.com201402taujih-presiden-pks-anis-matta.html. Diunduh pada Senin, 25 Agustus 2014. 84 Pidato Anis Matta tersebut menggambarkan alasan keterlibatan seorang kader dalam gerakan. Bahwa keterlibatan mereka dalam gerakan merupakan sebuah kerja besar untuk membangun kembali peradaban Islam yang telah runtuh. Pada pidato tersebut terdapat alasan ideologis dan identitas gerakan yang memungkinkan kader PKS terlibat dalam kerja-kerja untuk gerakan. Pada akhirnya, kasus Luthfi Hasan Ishaaq bukan lagi dipandang sebagai pelanggaran terhadap ideologi dan idealisme gerakan. Bahkan, dianggap sebagai ujian dan rintangan dalam berjuang menegakkan cita-cita gerakan, dan semakin menambah semangat kader untuk tetap melakukan kerja-kerja untuk gerakan. Karena aktifitas dalam gerakan dianggap sebagai sebuah aktifitas yang mulia, yaitu bertujuan untuk mendirikan kejayaan Islam. sebagaimana diungkapkan Suhada mengenai hal ini: “Bahwa ujian dalam dakwah adalah sesuatu yang niscaya, seperti kasus Ustad Luthfi. Kita percaya ini adalah sebuah ujian bagi PKS. Dengan ujian seperti itu, disampaikan bahwa di dalam dakwah banyak terjangan topan dan badai tidak menurunkan semangat kader, artinya apabila itu bagian dari ujian, bahwa kita harus mampu melalui ujian it u” 156 156 Wawancara dengan Suhada. 85

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Terdapat beberapa jawaban pertanyaan penelitian mengenai mengapa kader PKS tetap melakukan aksi-aksi kolektif kampanye, rapat rutin, direct selling, memasang atribut partai, dan lain-lain menjelang pemilu 2014 di tengah kasus yang menjerat Luthfi Hasan Ishaaq. Jawabannya PKS melakukan framing terhadap kader mereka. Framing tersebut ada yang bersifat konstruk dibuat maupun yang bersifat ideologis. Secara konstruk gerakan melakukan reinterpretasi kasus Luhfi Hasan Ishaaq yang ditujukan kepada kader mereka, seperti: framing melalui pidato perdana Anis Matta ketika menjadi presiden PKS, memberikan framing motivasi, dan melakukan spiral of encapsulation dengan memutus informasi kader dari dunia luar terkait kasus tersebut. Setelah Luthfi Hasan Ishaaq ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK pada tanggal 30 Januari 2013, Gerakan TarbiyahPKS dengan cepat melakukan reinterpretasi kasus tersebut yang ditujukan kepada kadernya. Reinterpretasi itu berupa framing yang dilakukan pada tanggal 1 Februari 2013 oleh Anis Matta ketika pidato pertama kali setelah ditunjuk sebagai presiden PKS menggantikan Luthfi Hasan Ishaaq. Dalam pidato tersebut, Anis menyampaikan dua framing penting dan berpengaruh terkait kasus Luthfi Hasan Ishaaq. Pertama, bahwa kasus yang