Resonansi Pembingkaian Peran Aktor

78 Menurut Aan Rohana, dalam kasus Luthfi Hasan Ishaaq, Pada level Majelis Syuro PKS atau DPP Dewan Pengurus Pusat PKS, mereka diintruksikan untuk tidak menjawab pertanyaan atau membuat pernyataan di media. 142 Menurut penulis, fenomena ini bertujuan: 1 agar penjelasan kasus Luthfi Hasan Ishaaq terhadap kader hanya melalui mekanisme internal gerakan, seperti dalam halaqoh atau satu arah top-down, 2 menghindari pernyataan kader yang mengeluarkan pernyataan “dipelintir bad news is good news” oleh media, yang akan membuat gaduh anggota gerakan. Hal di atas berbeda pada level bawah, seperti tingkat DPD, DPC, dan DPRa. Dari ketiga level struktur PKS yang penulis wawancara, semuanya di intruksikan untuk tidak mempercayai berita oleh media massa. Mereka berpandangan bahwa berita dari media terkait kasus Luthfi Hasan Ishaaq sudah “digoreng” dan tidak menggambarkan kebenaran. Untuk itu, semua penjelasan framing tentang kasus Luthfi Hasan Ishaaq, mewajibkan setiap kader PKS menunggu penjelasan dari struktur dalam gerakan yang lebih tinggi, dalam hal ini Majelis Syuro. Suhada menjelaskan: “Saya sebagai penanggung jawab, maka dalam kasus Ustad Luthfi ini semua kader menanyakan kepada saya, karena saya tidak punya jawaban sendiri, saya harus menunggu informasi dari struktur yang di atas saya, dan informasi dari struktur itu, baru saya sampaikan kepada kader-kader dibawah saya. Yang saya sampaikan kepada kader-kader dibawah saya: jangan nonton berita dulu, berita bukan menjadi rujukan utama atau hanya sebagai hiburan, jangan jadi konsumsi utama mereka, terimalah informasi dari saya, yang saya terima dari struktur yang lebih tinggi” 143 142 Wawancara dengan Aan Rohana. 143 Wawancara dengan Suhada. Ketua Dpra Dewan Pengurus Ranting PKS Kelurahan Duri Kosambi, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat tanggal 25 Juli 2014. 79 Untuk memastikan proses encapsulation berjalan baik, penulis mencatat bahwa halaqohliqo menjadi sarana yang efektif. Karena menurut para informan di setiap level, bahwa keterlibatan dalam halaqohliqo itu merupakan bukti bahwa seorang adalah kader gerakan PKS. 144 Artinya apabila seorang kader sudah tidak terlibat lagi dalam aktifitas halaqohliqo, maka dia sudah dianggap keluar dari gerakan. Keterlibatan dalam halaqoh mempunyai konsekuensi tertentu bagi seorang kader. Pada bab IV poin A penulis menjelaskan adanya insentif selektif dan insentif solider yang didapatkan seorang kader ketika terlibat dalam gerakan. Selain mendapatkan insentif-insentif tersebut, anggota gerakan diwajibkan untuk mengikuti ideologi dan aturan perilaku yang ditetapkan oleh gerakan. Fenomena ini dalam kajian gerakan sosial disebut organisasi yang ekslusif. Yaitu organisasi yang menetapkan kriteria yang sangat ketat bagi anggotanya, dan orang-orang yang meyakini sebuah keyakinan yang sama dan memenuhi tuntutan standar perilaku tertentu yang bisa diterima sebagai anggota. 145 Sebagai organisasi yang ekslusif terdapat konsekuensi apabila seorang anggota keluar dari gerakan PKS. Alasan yang umum adalah mereka tidak bisa lagi berhubungan secara emosional yang intim dengan teman-teman mereka sesama anggota gerakan. Selain itu apabila seorang kader dikeluarkan dari gerakan karena melanggar ideologi atau aturan perilaku dalam gerakan, ada mekanisme pemutusan hubungan secara total dengan kader yang dianggap bermasalah tersebut. Obi Alim menjelaskan pengalamannya tentang hal ini: 144 Hasil wawancara dengan Aan Rohana, Rahmat Aziz, Sugianto, Suhada, dan Sutrisna. 145 Hohammad M. Hafez dalam Quintan Wiktorowicz edt, Aktivisme Islam: Pendekatan Teori Gerakan Sosial, hal. 118. 80 “Misalkan ada orang yang sudah keluar karena bermasalah, maka ada intruksi dari struktur PKS untuk tidak bermuamalah atau berhubungan secara sosial kepada dia kader yang bermasalah. Ane tau itu waktu terjadi di LT3Besar Liqo Tarbawi 3 Besar....Tidak dijelaskan alasannya...Yang menyampaikan adalah Akh Ero Sukarna; Ketua DPRa PKS Semanan, Kalideres” 146 Melalui halaqohliqo, proses framing dapat berjalan dengan efektif. Halaqoh juga menjadi sarana spiral of encapsulation spiral pengucilan diri, dimana hubungan para aktivis dengan dunia luar sepenuhnya terputus seiring dengan semakin kuatnya ikatan di dalam kelompok. 147 Halaqohliqo digunakan sebagai sarana mobilisasi oleh strukturelit PKS untuk mem-framing kadernya dalam kasus Luthfi Hasan Ishaaq. Sugianto menjelasakan bagaimana halaqoh menjadi tempat framing dalam kasus Luthfi Hasan Ishaaq: “Memang kasus tersebut sudah di sampaikan oleh pimpinan-pimpinan partai dan juga melalui halaqoh-halaqoh, bahwa itu merupakan bagian dari upaya pendeskriditkan PKS, karena pada saat ini Islam secara umum dan PKS sedang mengalami peningkatan dalam hal kedekatan dengan masyarakat dalam menghadapi pemilu, sehingga ada upaya-upaya dari pihak luar PKS untuk menjatuhkan PKS.” 148 Beberapa alasan psikologis juga menjadikan halaqohliqo dianggap penting bagi kehidupan kader gerakan PKS. Kader gerakan PKS merasa bahwa dengan mengikuti halaqohliqo, mereka merasa terbentengi dari perilaku-perilaku yang buruk. Selain itu, kepercayaan dan kepatuhan penuh kepada murabbiustad dalam halaqohliqo menjadi kewajiban bagi setiap anggota gerakan, karena terdapat rukun bai‟at yaitu tsiqoh percaya dan taat patuh. Sehingga informasi yang kader PKS dapatkan dalam halaqohliqo menjadi sangat berpengaruh 146 Wawancara dengan Obi Alim. 147 Hohammad M. Hafez dalam Quintan Wiktorowicz edt, Aktivisme Islam: Pendekatan Teori Gerakan Sosial, hal. 120. 148 Wawancara dengan Sugianto. 81 terhadap kognisi anggota gerakan. Mengenai hal ini, Sutrisna memaparkan pengalamannya: “Kalau bisa dibilang liqo itu merupakan benteng terakhir untuk menjaga dari hal- hal yang kurang baik. Karena kalau kita orang Islam biasa, kan benteng terakhirnya sholat, kalau kita disini benteng terakhirnya di liqo-an. Karena kalau lepas dari liqo berarti kan dia akan mencari informasi dari mana saja....Maksudnya kalau orang liqo itu kan informasi yang didapatkan bisa di filter lagi, kemudian bisa ditanyakan ke ustad yang lebih paham tentang informasi-informasi yang didapat. Jadi jangan mentah-mentah ditelan semua, karena kan informasi juga ada yang baik dan ada yang buruk, ada yang membangun dan ada yang merusak, kita tahu itu bahwa tidak mungkinlah informasi yang datang ke kita benar semua.... Untuk itulah, karena kekurangan ilmu kita, kita membutuhkan orang lain yang lebih paham –yaitu murabbiustad- ”. 149 Faktor pemutusan informasi dari dunia luar dan didukung pengaruh halaqohliqo, membuat framing menjadi sangat berpengaruh terhadap kader gerakan. Keduanya membuat kognisipengetahuan anggota gerakan sepenuhnya dikendalikan oleh gerakan strukturelit PKS. Interpretasi terhadap kasus Luthfi Hasan Ishaaq, menjadi sah menurut versi gerakan, dan menganggap informasi selain dari gerakan menjadi tidak benar. Ini menyebabkan kader PKS tidak terpengaruh secara kognisi terhadap kasus Luthfi Hasan Ishaaq, dan tetap melaksanakan kerja-kerja untuk gerakan.

E. Peng aruh Rukun Bai’at dalam Proses Framing

Faktor ideologi yang penulis temukan berpengaruh dalam proses framing gerakan PKS agar kadernya tetap melakukan kerja-kerja untuk gerakan adalah rukun bai‟at. Aan Rohana berkata mengenai rukun bai‟at: “yang namanya rukun maka itu wajib dilaksanakan oleh setiap kader PKS, kalau tidak maka kader itu 149 Wawancara dengan Sutrisna.