Framing PKS Sebagai Organisasi Gerakan Sosial Islam

44 pengetahuan, berorientasi Islami, berjiwa rendah hati, menyeluruh, modern, minhaji, dan perubahan secara total.” 81 Dari uraian Irwan Prayitno di atas, secara narasi atau ide, solusi untuk memperbaiki dan mengembalikan kejayaan Islam harus melalui harakah Islamiyah atau gerakan Islam yang menerapkan Islam secara kaffah dalam berbagai aspek kehidupan. Solusi ini berangkat dari realitas gerakan para pemikir Islam seperti Jamaluddin al-Afghani, Muhammad Iqbal, Muhammad Rasyid Ridha, dan Muhammad Abduh menjelang jatuhnya Khilafah Islam, mereka muncul secara individual dengan corak pemikiran yang berbeda sebagai akibat dari demoralisasi berbagai bidang kehidupan umat Islam, baik akidah, akhlaq, dan pemikiran umat Islam akibat dari ghouzul fikri yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam. 82 Kemudian solusi taktik dan strategi gerakan secara teknis pada level prognostik, yaitu gerakan TarbiyahPKS menempuh jalur politik secara formal dalam negara dengan mengikuti pemilu yang demokratis. Untuk mencapai tujuan- tujuan ideologis gerakan, PKS ikut masuk dalam sistem politik negara, yaitu ikut pemilu dan mengambil bagian dari pemerintahan. Dengan masuk dalam sistem politik formal, mereka dapat memperjuangkan tujuan gerakannya dengan cara yang efektif dan tidak selalu bermusuhan dengan rezim. Seperti memperjuangkan 81 Irwan Prayitno, Kepribadian Dai, hal.152. 82 Salim Segaf al-Jufri dalam pengantar Hussain bin Muhammad bin Ali Jabir, Menuju Jama‟atul Muslimin: Telaah Sistem Jamaah dalam Gerakan Islam. Jakarta: Rabbani Press, 2001, hal.3. 45 Undang-Undang Pornografi dan Pornoaksi di parlemen dan mendukung munculnya perda- perda syari‟ah di berbagai daerah. 83 Masuknya PKS dalam sistem politik formal, secara strategi inilah yang membedakan mereka dengan gerakan-gerakan Islam lain yang ada di Indonesia. Misanya, gerakan Salafi atau Jama‟ah Tabligh yang lebih menekankan pada aspek pembentukan ketaatan bagi para anggotanya dengan tidak masuk ke ranah politik, HTI Hizbut Tahrir Indonesia lebih menekankan pada aspek mempengaruhi opini publik untuk mencapai tujuan gerakannya tetapi tidak masuk dalam ranah politik formal pemilu. B.3. Bingkai Motivasi Pada level ini gerakan berusaha untuk memberikan alasan untuk memotivasi tumbuhnya dukungan dari anggota gerakan untuk melakukan aksi- aksi kolektif collective actions. Pada level ini gerakan Islam biasanya memberikan justifikasi Ideologis untuk memotivasi anggotanya untuk melakukan aksi dalam sebuah gerakan. Pada gerakan PKS, bingkai motivasi dapat dilihat dari tulisan Hasan Al-Banna: “Allah telah mewajibkan jihad secara tegas kepada setiap muslim. Tidak ada alasan bagi orang Islam untuk meninggalkan kewajiban ini. Islam mendorong umatnya untuk berjihad dan melipatgandakan pahala orang-orang yang berpartisipasi di dalamnya, apalagi yang mati Syahid. Tidak ada yang mampu menandingi dalam besarnya pahala, kecuali orang-orang yang mengikuti jejak mereka di medan jihad. Allah mengkaruniai mereka berbagai kelebihan ruhiah dan amaliah, baik di dunia maupun di akhirat, yang tidak diberikan kepada selain mereka. Allah menjadikan darah mereka yang suci sebagai harga bagi kemenangan dunia serta lambang kemuliaan bagi keuntungan dan kejayaan hari akhir” 84 83 Wawancara dengan Aan Rohana. Anggota Majelis Syuro PKS. Wawancara dilakukan di Bogor, Jawa Barat tanggal 7 Agustus 2014. 84 Hasan Al-Banna, Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin, Solo: Era Intermedia, 2005, hal. 15-16. 46 Dari tulisan Hasan Al-Banna di atas terdapat dua unsur motivasi kepada anggota untuk melakukan aksi-aksi dalam gerakan. Pertama, bahwa aksi-aksi dalam gerakan jihad merupakan kewajiban dari Tuhan. Artinya, bawa aktifitas yang dilakukan meru pakan aktifitas yang “suci atau sakral” yang mendapat perintah langsung dari Tuhan, sehingga menimbulkan kebanggaan dan keberanian dari anggota untuk terlibat dalam agenda-agenda gerakan. Kedua, adanya insentif yang Tuhan berikan kepada mereka berupa pahala dan surga. Adanya insentif berupa pahala dan kenikmatan surga merupakan alasan bagi anggota untuk lebih termotivasi terlibat secara total dalam gerakan. Inilah yang bisa menjelasakan mengapa anggota-anggota gerakan PKS rela melakukan aksi-aksi kolektif gerakan berupa: memasang atribut partai, rapat-rapat rutin, kampanye, dan lain-lain, tanpa dibayar secara materi uang, justru memberikan materi uang mereka untuk kegiatan gerakan. 85 Setelah memotivasi secara ideologis dengan bingkai kewajiban dari Tuhan dan insentif berupa pahala dan syurga, maka gerakan PKS juga memberikan motivasi berupa ancaman secara ideologis. Yaitu, ancaman dan hukuman dari Tuhan berupa siksa yang pedih. Ancaman ini ditujukan bagi anggota yang tidak terlibat dalam gerakan. Sebagaiman Hasan Al-Banna menjelaskan: “Allah mengancam orang-orang yang tidak turut dalam jihad dengan ancaman siksa yang sangat pedih. Allah menghinakan mereka dengan berbagai gelar dan sebutan yang buruk, menganggap mereka pengecut, pemalas, lemah, dan tertinggal dibelakang. Allah menjanjikan untuk mereka kehinaan di dunia. Kehinaan yang tidak dapat dihapuskan kecuali dengan berangkat ke medan jihad. Sedangkan di akhirat, Allah menyiapkan mereka sisksa yang pedih. Mereka tidak dapat melepaskan diri dari siksa itu meskipun menebusnya dengan emas sebesar 85 Wawancara dengan Rahmat Aziz. Ketua Bidang Kaderisasi DPD PKS Jakarta Barat. Wawancara dilakukan di Kelurahan Semanan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat tanggal 23 Juli 2014. 47 gunung uhud. Islam menganggap duduk-duduk, tidak mengikuti jihad, dan lari meninggalkan medan perang sebagai salah satu dosa besar, bahkan termasuk salah satu di antara tujuh hal yang membinasakan amal” 86 Sebagaimana disebutkan bahwa aktifitas gerakan adalah aktifitas suci yang merupakan perintah dari Tuhan, maka bagi anggota gerakan yang tidak melaksanakannya merupakan sesuatu yang menyimpang. Dari uraian Hasan Al- Banna di atas jelas bahwa ancaman bagi orang yang tidak melakukan aktifitas gerakan akan mendapatkan siksa dari Tuhan dan akan dianggap sebagai orang yang tercela pengecut, pemalas, dan lemah oleh para anggota gerakan. Ancaman ini memberikan motivasi bagi para angggota gerakan untuk terlibat dalam agenda gerakan secara total. Keterlibatannya dalam aksi-aksi gerakan bukan hanya bagian dari motivasi melaksanakan perintah Tuhan dan ingin mendapatkan insentif pahala dan surga, tapi juga motivasi untuk menghindari hukuman yang berasal dari gerakan, seperti stigma: pengecut, pemalas, dan lemah yang dialamatkan bagi seorang kader yang tidak bekerja untuk gerakan.

J. Landasan Ideologis Gerakan

Sebagaimana gerakan Islamisme lainnya, landasan ideologis gerakan tarbiyah adalah Al- Qur‟an dan Al-Hadits. 87 Gerakan tarbiyah mendasarkan seluruh kegiatannyya berdasarkan dua azas tersebut. Gerakan Islamisme, seperti PKS memandang bahwa Al- Qur‟an dan Hadits merupakan panduan hidup utama bagi umat Islam. Menurut mereka, Karena di dalam Al- Qur‟an terkandung secara lengkap yang mengatur hidup manusia, mulai dari aspek: ibadah, ilmu 86 Hasan Al-Banna, Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin, hal. 16. 87 Lembaga Kajian Manhaj Tarbiyah, Manhaj Tarbiyah 1433, hal.26. 48 pengetahuan, masyarakat, politik, sampai aspek negara atau kepemimpinan, semuanya diatur dan ada panduannya dalam Al- Qur‟an dan Hadits. Mengenai urgensi Al- Qur‟an dan Hadits dalam gerakan PKS, sebagaimana dikemukakan oleh Salim Segaf Al-Jufri: “Sebagai sistem ajaran value system, Islam tetap menjadi alternatif satu-satunya bagi manusia yang ingin selamat dunia maupun akhirat. Islam juga akan tetap menjadi satu-satunya alternatif peradaban modern umat manusia, pada hari ini dan hari depan. Secara konseptual, Islamlah yang paling layak untuk menggantikan seluruh konsepsi spiritual yang telah ada. Hujjah tekstual tak perlu dipertanyakan lagi. Semuanya bisa lihat dan dikaji dalam kebenarannya dari sumber-sumber pokok ajaran Islam, yaitu al- Qur‟an dan as-Sunnah.” 88 Sedangkan secara landasan operasional, gerakan tarbiyah banyak mengambil dari pemikiran-pemikiran Hasan Al-Banna yang merupakan pendiri gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir. Adapaun beberapa landasan operasional tersebut yang penulis kutip dalam Manhaj Tarbiyah 1433, seperti: Sepuluh Rukun Bai‟at oleh Hasan Al-Banna, Sepuluh wasiat oleh Hasan Al-Banna, Tiga puluh delapan wajibatul akh shadiq oleh Hasan Al-Banna, dan semua yang terdapat dalam buku Ri salah Ta‟lim Risalah Pergerakan yang merupakan kumpulah pidato dan tulisan Hasan Al-Banna. 89 Buku Majmu‟ah Rasa‟il buku Risalah Pergerakan Hasan Al-Banna adalah materi tarbiyah yang sangat penting dalam gerakan TarbiyahPKS, sehingga masuk di dalam kurikulum tarbiyah. 90 Buku ini secara khusus diterjemahkan oleh Abu Ridho, seorang ideolog gerakan PKS yang juga merupakan anggota Majelis Syuro PKS. Buku “Risalah Pergerakan” 88 Salim Segaf al-Jufri dalam pengantar Hussain bin Muhammad bin Ali Jabir, Menuju Jama‟atul Muslimin: Telaah Sistem Jamaah dalam Gerakan Islam. Jakarta: Rabbani Press, 2001, hal.5. 89 Lembaga Kajian Manhaj Tarbiyah, Manhaj Tarbiyah 1433, hal.29. 90 Lembaga Kajian Manhaj Tarbiyah, Manhaj Tarbiyah 1433, hal.103. 49 menjelasakan pemikiran-pemikiran Hasan Al-Banna yang isinya banyak diadopsi oleh gerakan PKS. Buku ini memberikan penjelasan tentang ideologi PKS, seperti: Tujuan dan sarana gerakan, Rukun bai‟at yang akan dijelaskan kemudian, tahapan dakwah, dan kewajiban seorang anggota gerakan PKS.

K. Tarbiyah Sebagai Sarana Kaderisasi Gerakan: Tujuan dan Proses

Tujuan tarbiyah adalah pembentukan kader-kader gerakan yang mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari dan bekerja melakukan Islamisasi pada level masyarakat dan negara. Sebagaimana tarbiyah didefinisikan sebagai proses pembentukan seseorang untuk mempunyai kepribadian yang syakhshiyyah Islamiyah memahami dan menjalankan ajaransyari‟at Islam secara kaffah atau menyeluruh , syakhshiyyah da‟iyah bekerja mendakwahkan Islam, syakhshiyyah Ijtima‟iyah berinteraksi dan berkiprah positif dalam masyarakat, dan syakhshiyyah Dauliyah mampu berperan dalam mengurus negara. 91 Jadi, fokus unit yang diperhatikan dalam proses tarbiyah adalah terbentunya individu- individu gerakan yang Islami dan mampu meng-Islamiasasi masyarakat dan negara. Berangkat dari penjelasan Greg Fealy 92 yang menggungkapkan bahwa PKS mempunyai dua agenda atau tujuan dalam aktifitas gerakannya. Pertama agenda elektoral yang difokuskan pada kinerja pelayanan sosial, wacana anti korupsi, dan wacana penciptaan good governance. Di sisi lain dalam training- 91 Arief Munandar, Antara Jamaah dan Politik: Dinamika Habitus Kader Partai Keadilan Sejahtera PKS dalam Arena Politik Indonesia Paska Pemilu 2004, Depok: Disertasi, Universitas Indonesia, 2011, Hal.175. 92 Greg Fealy dalam Zachary Abuza, Political Islam and Violence in Indonesia, New York: Routledge, 2007, hal.25. 50 training proses tarbiyah yang mereka lakukan, terlihat bahwa PKS mempunyai agenda internal private agenda yang menekankan pada pemurnian ajaran Islam, disiplin internal, dan penerapan syariah. Menurut gerakan PKS tidak ada dikotomi antara agama dan politik negara dalam Islam. Menurut mereka Islam adalah agama yang universal dan integral, yang mencakup seluruh aspek kehidupan, mulai dari aspek akidah, ibadah, politik, hukum, pendidikan, jihad, militer, dan pemikiran. 93 Ini merupakan manfestasi dari ideologi Islamisme yang memandang bahwa Islam adalah agama yang Kaffah dan mencakup seluruh bidang kehidupan manusia. Secara eksplisit kader PKS tidak membantah kalau tujuan dari gerakan mereka adalah untuk menerapakan nilai atau syariah Islam. Menurut mereka dakwah secara umum adalah proses mengaplikasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari manusia di segala bidang. 94 Mereka menganggap bahwa proses tarbiyah merupakan proses yang dilakukan para nabi dan rasul, sehingga aktivitas yang dilakukan dalam proses dakwah ini adalah proses yang mulia. 95 Penulis melakukan wawancara dengan Aan Rohana yang sekarang menjadi salah satu anggota Majelis Syuro PKS berkaitan dengan tujuan dan agenda ideologis PKS tersebut. Penulis bertanya mengenai strategi dakwah PKS yang disebut empat mihwar orbit dakwah. Mihwar tersebut meliputi: tanzhimi pembentukan organisasi , sya‟bi berinteraksi dengan masyarakat, muassasi 93 Cahyadi Takariawan, Rekayasa Masa Depan Menuju Kemenangan Dakwah Islam, Jakarta: Pustaka Tarbiatuna,2003, hal.85. 94 Cahyadi Takariawan, Rekayasa Masa Depan Menuju Kemenangan Dakwah Islam, hal.1. 95 Cahyadi Takariawan, Rekayasa Masa Depan Menuju Kemenangan Dakwah Islam, hal.1. 51 masuk dalam institusi-institusi politik, daulah pendirian negararegional, ustazatul alam soko guru dunia. Menyangkut hal ini terutama pada mihwar daulah , Aan Rohana menjelaskan “bahwa yang dimaksud adalah agar masyarakat Indonesia menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari- hari”. 96 Usaha PKS, lanjut Aan Rohana, seper ti “mendukung perda-perda syari‟ah atau undang- u ndang yang “berbau” nilai Islam, seperti UU Pornografi Pornoaksi yang PKS perjuangkan di parlemen”. 97 Dari jawaban Aan Rohana tersebut, jelas bahwa PKS mempunyai agenda internal untuk penerapan syariah Islam atau melakukan Islamisasi di Indonesia. Tarbiyah merupakan proses yang terencana dalam gerakan TarbiyahPKS, dalam konteks menguatkan disiplin dan kapasitas kader. Proses tarbiyah mempunyai beberapa sarana, antara lain: halaqohusrahliqo, mabit malam bina iman dan taqwa, tasqif tarbiyah tsaqofiyah atau pendidikan untuk memperluas wawasan ke-Islaman kader, daurah pelatihan, ta‟lim, rihlah liburan, mukhayyam berkemah, dan lain-lain. 98 Sarana-sarana tersebut merupakan suatu hal yang wajib diikuti oleh para kader-kader PKS. Melalui proses terbiyah ini, proses kaderisasi dan pembentukan kader yang loyal terhadap gerakan berlangsung. Sarana tarbiyah yang terpenting bagi gerakan PKS dalam pengkaderan adalah halaqohliqo. Halaqohliqo merupakan sebuah aktifitas inti dari gerakan PKS, dan menjadi pembatas antara anggota gerakan dan bukan anggota gerakan. Melalui keterlibatannya dalam halaqohliqo seseorang dikatakan sebagai bagian 96 Wawancara dengan Aan Rohana. 97 Wawancara dengan Aan Rohana. 98 Lembaga Kajian Manhaj Tarbiyah, Manhaj Tarbiyah 1433, hal.157-158.