Menteri Dalam Negeri Tanggal 15 Januari 2004 Gubernur Sumtara Utara Bapak T. Rizal Nurdin melantik Bapak Drs. H. Chairullah S.IP, MAP sebagai Pejabat
Bupati Serdang Bedagai. Setelah masa transisi 1 satu tahun diangkat kembali pejabat Drs. H. Kasim Siyo, Msi pada tanggal 3 maret 2005 yang ditugaskan
untuk melaksanakan pemilihan kepala daerah pilkada secara langsung maka terpilihlah Ir. H. T. Erry Nuradi, MBA menjadi Bupati dan Ir. Soekirman menjadi
wakil Bupati Serdang Bedagai masa bakti 2005-2009. Secara geografis Kabupaten Serdang Bedagai terletak di antara 2
57” Lintang Utara 3
16”, Lintang Selatan dan 98 33” Bujur Timur, 99
27” Bujur Barat yang berbatasan dengan Selat Malaka sebelah Utara, Kabupaten
Simalungun disebelah Selatan, Kabupaten Deli Serdang disebelah Barat, serta Kabupaten Batubara dan Kabupaten Simalungun disebelah Timur.
Luas wilayah Kabupaten Serdang Bedagai ± 1.900,22 km
2
atau ± 2,65 dari luas Provinsi Sumatera Utara, yang terbagi atas 17 wilayah kecamatan, 237
desa, 6 kelurahan dan 1.130 dusun dengan jumlah penduduk ± 603.000 jiwa.
3.2 Sejarah Pembentukan Kantor Pelayanan Terpadu KPT
“Penyakit birokrasi”, memang telah menjangkit di banyak pemerintah daerah – bahkan sebetulnya termasuk pemerintah pusat. “Penyakit birokrasi” ini
bisa diartikan para birokrat selalu lamban dalam melayani masyarakat -- khususnya dalam hal perijinan, prosedur yang bertele-tele alias tidak praktis,
wabah pungutan liar pungli, tidak transparan dan tidak jelas biayanya serta waktu penyelesaiannya. Tentu saja, birokrasi semacam ini akan menciptakan mutu
pelayanan yang buruk. Akibatnya, masyarakat dan kalangan usaha enggan untuk
Universitas Sumatera Utara
mengurus perijinan, terutama ijin usaha sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hal ini berimbas pada menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap Pemerintah
Daerah, dan kalangan dunia usahainvestor akan ragu melakukan investasi. Maka, ketika pemilihan Kepala Daerah Pilkada Serdang Bedagai
pertama kali dilaksanakan pada tahun 2005 dan terpilih Bupati H.T. Erry Nuradi, MBA, yang dilantik 5 Agustus 2005, ia pun bertekad untuk tidak terjangkit
“penyakit birokrasi” di daerahnya. Untuk itu, ia perkenalkan visi Kabupaten Serdang Bedagai: “Menjadikan Kabupaten Serdang Bedagai sebagai salah satu
Kabupaten Terbaik di Indonesia dengan masyarakatnya yang Pancasilais, Religius, Modern dan Kompetitif”.
Salah satu upaya mewujudkan visi tersebut adalah dengan menciptakan iklim investasi yang kondusif agar dapat menarik minat kalangan investor, baik
dalam negeri maupun luar negeri, untuk menanamkan modalnya di wilayah Kabupaten Serdang Bedagai. Upaya untuk menciptakan iklim yang kondusif itu
dilakukan dengan meningkatkan pelayanan publik kepada para pelaku usaha dan para calon investor.
Caranya, dibentuklah Unit Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu UPPTSP, yang diresmikan September 2006. Pembentukannya melalui Peraturan
Bupati Nomor 10 Tahun 2006 tentang Pembentukan Unit Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu UPPTSP, yang didasarkan pada Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Per20M.PAN042006 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Publik dan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Cara ini juga sekaligus merupakan upaya untuk mengubah
Universitas Sumatera Utara
imej masyarakat–termasuk pelaku usaha—terhadap buruknya pelayanan publik di kalangan pemerintahan.
Latar Belakang Pemikiran Pembentukan Unit Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu UPPTSP adalah
1. Kebijakan Pemerintah RI untuk mewujudkan Good Governance dan Clean
Government bagi aparatur pemerintah. 2.
Adanya komitmen BupatiWakil Bupati untuk memberikan pelayanan publik yang lebih baik.
3. Upaya peningkatan PAD melalui peningkatan kualitas pelayanan publik.
Sebelum dibentuknya Unit Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu UPPTSP di Kabupaten Serdang Bedagai, pola pengurusan perizinan yaitu:
1. Dilaksanakan pada tempat terpisah-pisah di beberapa dinasinstansi satuan
kerja 2.
Terkesan sulit dan tidak transparan 3.
Tidak jelas pembiayaan 4.
Waktu penyelesaian perizinan tidak pasti Peningkatan kualitas pelayanan publik mengalami akselerasi ketika The
Asia Foundation TAF melalui lokal Yayasan Bitra Indonesia menawarkan program kerja sama peningkatan pelayanan khususnya dibidang perizinan ditandai
dengan ditandatanganinya kesepakatan Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dengan TAF dan Yayasan Bitra Indonesia yakni dilaksanakannya asistensi dalam
rangka peningkatan pelayanan publik dibidang perizinan. Tim Asistensi peningkatan pelayanan di bidang perizinan yang dibentuk
guna mewujudkan pelayanan publik yang lebih baik, melakukan berbagai kajian.
Universitas Sumatera Utara
Diantaranya melakukan konsultasi, diskusi terfokus dalam perencanaan program FGD, penataan kelembagaan dan SDM, termasuk didalamnya rekruitmen staff.
Guna melihat secara langsung bagaimana praktek pelayanan publik berjalan dengan baik dan secara terpadu, Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai
bersama Yayasan Bitra Indonesia dan TAF melakukan pembelajaran kunjungan ke Kabupaten Sragen di Jawa Tengah, Pemko Surakarta dan Pemko Jogjakarta.
Hasil dari pembelajaran kunjungan tersebut diaplikasikan sesuai kondisi dan kebutuhan Kabupaten Serdang Bedagai yakni dengan membentuk Unit
Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu UPPTSP yang diresmikan bulan September 2006. Dibentuknya Unit Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu
UPPTSP di Kabupaten Serdang Bedagai merupakan wujud nyata komitmen Bupati Wakil Bupati Serdang Bedagai dalam memberikan pelayanan publik
yang lebih baik kepada masyarakat dan merupakan salah satu implementasi Good Governance dan Clean Government.
Acuan dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan yakni pelayanan prima sebagaimana dimaksud dalam keputusan menteri pemberdayaan aparatur Negara
nomor 63 Tahun 2003 yang intinya meliputi 10 sepuluh unsur: 1.
Kesederhanaan, yaitu prosedur atau tata cara pelayanan umum harus didesain sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan pelayanan umum
menjadi mudah, lancar, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.
2. Kejelasan
a.
Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik;
Universitas Sumatera Utara
b.
Unit kerjapejabat yang berwenang dan bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhanpersoalansengketa dalam
pelaksanaan pelayanan publik;
c.
Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran.
3. Keamanan, yaitu usaha untuk memberikan rasa aman dan bebas pada
pelanggan dari adanya bahaya, resiko, dan keragu-raguan. Proses serta hasil pelayanan umum dapat memberikan keamanan dan kenyamanan
serta dapat memberikan kepastian hukum. 4.
Kepastian waktu, yaitu
pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
5.
Akurasi, yaitu produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat, dan sah.
6.
Tanggung jawab, yaitu pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan dan
penyelesaian keluhan persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.
7.
Kelengkapan sarana dan prasarana, yaitu tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan
sarana teknologi telekomunikasi dan informatika telematika.
8.
Kemudahan Akses, yaitu tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi
telekomunikasi dan informatika.
9.
Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan, yaitu pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta memberikan pelayanan dengan
ikhlas.
10.
Kenyamanan, yaitu lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta
Universitas Sumatera Utara
dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat ibadah dan lain-lain.
Unit Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu UPPTSP Kabupaten Serdang Bedagai, pada Juni 2007 telah ditingkatkan statusnya menjadi Kantor.
Hal ini ditandai dengan disetujuinya Rancangan Peraturan Daerah Ranperda menjadi Peraturan Daerah oleh DPRD Kabupaten Serdang Bedagai tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai. Saat inipun dalam roses pelaporan kepada Pemerintah Propinsi
untuk selanjutnya akan mengubah Unit menjadi Kantor Pelayanan Terpadu KPT. Sekedar informasi, proses pembentukan ini yang baru pertama kali di
Sumatera Utara termasuk yang tercepat, karena launching pembentukannya baru dilakukan pada September 2006 atau hanya dalam tempo 9 bulan telah disetujui
Peraturan DaerahPerda. Saat ini, Kantor Pelayanan Terpadu telah melayani 23 jenis pelayanan
perijinan dan non perijinan. Kendati demikian, masih ada lagi keinginan Kepala Daerah, yaitu Kantor Pelayanan Terpadu tersebut pada tahun 2008 dapat
ditingkatkan lagi menjadi DinasBadan. Hal ini sebagai bentuk komitmen Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat, dan mendorong peningkatan masuknya investasi di Kabupaten Serdang Bedagai.
Penguatan lembaga, selanjutnya merupakan target yang akan dicapai oleh Kantor Pelayanan Terpadu. Untuk itu, perlu dilakukan perbaikan sistem dan
prosedur, peningkatan kualitas SDM, peningkatan sarana dan prasarana, serta peningkatan status dari Kantor menjadi Dinas Pelayanan Terpadu pada tahun
2008. Akan tetapi, semuanya itu dilakukan sambil menunggu revisi PP No. 8
Universitas Sumatera Utara
Tahun 2003 tentang Organisasi Pemda, termasuk penambahan pelayanan jenis perijinan yang akan dituangkan melalui Peraturan Bupati Perbup.
Melihat hasil yang telah dicapai Kantor Pelayanan Terpadu KPT ini, menjadikan Kabupaten Serdang Bedagai sebagai daerah percontohan di Sumatera
Utara. Imbasnya, kabupaten hasil pemekaran yang baru berusia 3 tahun ini kerap menerima kunjungan dari beberapa Pemerintah Daerah, khususnya Pemda di
Sumatera Utara yang tergolong memiliki masyarakat yang heterogen. Selain itu, daerah lain yang juga mengunjungi Kabupaten Serdang Begadai adalah, antara
lain, Pemko Medan, Pemkab Mandailing Natal Madina, Pemkab Nias, Pemko Pematang Siantar, Pemko Aceh dan Pemko Tanjung Balai. Pemerintah Daerah
tersebut berkeinginan menerapkan pola dan sistem Pelayanan Perijinan Terpadu yang diterapkan di Serdang Bedagai untuk dapat dikembangkan dan disesuaikan
dengan kondisi dan kebutuhan di daerahnya masing-masing. Adapun yang menjadi dasar Hukum Pembentukan Kantor Pelayanan
Terpadu KPT yaitu: 1.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 tahun 2006 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu
2. Peraturan Menteri Dalam Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
Per20M.PAN2006 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Publik 3.
Keputusan Bupati Serdang Bedagai Nomor 291 Tahun 2006 Tentang Pembentukan Tim Seleksi Pegawai Negeri Sipil PNS Pada Unit Pelayanan
Perizinan Terpadu Satu Pintu UPPTSP Kabupaten Serdang Bedagai 4.
Keputusan Bupati Serdang Bedagai Nomor 292 Tahun 2006 Tentang pelimpahan wewenang dari dinas pendapatan, dinas pekerjaan umum, dinas
Universitas Sumatera Utara
prindustrian, perdagangan dan koperasi, dinas pertanian dan perternakan, bagian pengendalian pembangunan kepada Unit Pelayanan Perizinan Terpadu
Satu Pintu UPPTSP dalam Pengurusan Permohonan Izin Gangguan HO, Izin Mendirikan Bangunan IMB, Surat Izin Usaha Perdagangan SIUP, Izin
Usaha Industri IUI, Izin Usaha Gudang IUG, Tanda Daftar Perusahaan TDP, Dan Izin Usaha Penggilingan Padi, Huller Dan Penyosohan Beras,
Retribusi Usaha Konstruksi Dan Konsultasi IUJK di kabupaten serdang bedagai
5. Keputusan bupati serdang bedagai nomor 293 tahun 2006 tentang tata laksana
Pelayanan Perizinan pada Unit Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu UPPTSP kabupaten serdang bedagai
6. Keputusan bupati serdang bedagai nomor 294 tahun 2006 tentang standar
pelayanan minimal pada Unit Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu UPPTSP
7. Keputusan bupati serdang bedagai nomor 295 tahun 2006 tentang tim
Pembina dan tim teknis pada Unit Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu UPPTSP
8. Keputusan Bupati Serdang Bedagai nomor 295.a tahun 2006 tentang
pengunaan pakaian seragam khusus bagi pegawai Unit Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu UPPTSP.
9. Peraturan Bupati Serdang Bedagai Nomor 3 Tahun 2007 Tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Terpadu. Pembentukan Unit Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu UPPTSP di
Kabupaten Serdang Bedagai juga mengembangkan model Business Friendly bagi
Universitas Sumatera Utara
kalangan dunia usaha. Artinya bahwa pelaku usaha bukanlah objek dari pada perizinan tetapi juga merupakan subjek dalam melakukan pembangunan di
Kabupaten Serdang Bedagai.
Adapun tujuan dibentuknya Kantor Pelayanan Terpadu KPT yaitu:
1. Sebagai upaya Debirokratisasi dan Deregulasi bidang perizinan.
2. Meningkatkan kualitas Pelayanan kepada masyarakat umumnya dan
khususnya masyarakat pengusaha. 3.
Menciptakan transparansi bidang perizinan. 4.
Meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. 5.
Memberikan adanya jaminan kepastian hukum. 6.
Merangsang pertumbuhan ekonomi di bidang usaha besar, menengah dan kecil.
7. Memberi peluang untuk berinvestasi dalam rangka meningkatkan
Perekonomian Daerah.
Ketentuan Peralihan Kantor Pelayana Terpadu KPT yaitu:
1. Standard Operating Procedure Prosedur Tetap Kantor Pelayanan Terpadu
akan ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah. 2.
Standard Pelayanan Minimal akan ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.
3. Eselonering Jabatan di lingkungan Kantor Pelayanan Terpadu sesuai
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. 4.
Jumlah dan jenis Pelayanan Perizinan dan Pelayanan Non Perizinan yang akan ditangani oleh Kantor Pelayanan Terpadu ditetapkan dengan
Peraturan Kepala Daerah.
Universitas Sumatera Utara
Dengan berlakunya Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 2007 Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Serdang Bedagai
ini maka Peraturan Bupati Nomor 10 tahun 2006 tentang Pembentukan Unit Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu dan Ketentuan lain yang berkaitan
dengan itu dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
VISI DAN MISI
Visi Kantor Pelayanan Terpadu adalah sebagai berikut: “Terwujudnya Good Governance Melalui Pelayanan Prima”.
Misi Kantor Pelayanan Terpadu adalah sebagai berikut: 1.
Mewujudkan pelayanan prima. 2.
Meningkatkan kualitas SDM aparatu yang professional. 3.
Melaksanakan pengembangan dan penerapan teknologi informasi IT. 4.
Melaksanakan pengawasan dan pengendalian serta pengembangan perizinan.
3.3 Janji Pelayanan