Deskriptif Data HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskriptif Data

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran umum tentang objek penelitian yang dijadikan sampel yang digunakan dalam penelitian. Statistik deskriptif pada penelitian ini difokuskan kepada nilai minimum, maksimum, rata- rata dan standar deviasi ditunjukkan Tabel 5.1: Tabel 5.1 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation EPR 132 .01 621.86 24.7770 67.98989 CAPBVA 132 -.49 32.89 4.9491 6.55356 VAR 132 3.30 291.10 21.3666 39.69513 DER 132 1.96 290.69 21.8339 35.37822 DPR 132 .03 275.74 45.7155 42.43907 Valid N listwise 132 Sumber: Lampiran Output SPSS Berdasarkan hasil deskriptif dapat dilihat bahwa nilai rata-rata EPR perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2012 adalah sebesar 24,7770 dengan standar deviasi sebesar 67,98989 artinya penyebaran data bervariatif dan mengarah pada distribusi data yang tidak normal karena nilai rata- rata lebih kecil dari nilai standar deviasinya. Emitten yang memiliki nilai EPR minimum adalah Prasidha Aneka Niaga Tbk PSDN pada tahun 2008 yaitu sebesar 0,01. Emitten Mustika Ratu Tbk MRAT pada tahun 2011 memiliki 47 Universitas Sumatera Utara nilai maksimum yakni sebesar 24080,780. Semakin tinggi nilai EPR maka semakin baik karena menunjukkan perusahaan mampu mengelola saham yang diinvestasikan investor dengan baik sehingga menghasilkan laba bersih yang maksimal. Nilai rata-rata CAPBVA perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2012 adalah sebesar 4,9491 dengan standar deviasi sebesar 6,55356 artinya penyebaran data bervariatif dan mengarah pada distribusi data yang tidak normal karena nilai rata-rata lebih kecil dari nilai standar deviasinya. Nilai terendah ditunjukkan oleh emitten Mustika Ratu Tbk MRAT pada tahun 2009 sebesar -0,49. Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI mencatat nilai maksimum dari CAPBVA pada tahun 2008 sebesar 32,89. Semakin tinggi nilai CAPBVA maka semakin baik karena menunjukkan perusahaan memiliki investasi yang tinggi sehingga berpotensi dapat menghasilkan keuntungan yang tinggi. Nilai rata-rata VAR perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2012 adalah sebesar 21,3666 dengan standar deviasi sebesar 39,69513 artinya penyebaran data bervariatif dan mengarah pada distribusi data yang tidak normal karena nilai rata-rata lebih kecil dari nilai standar deviasinya. Nilai tertinggi dari VAR adalah 291,10 pada tahun 2011 terjadi pada emitten Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI, sedangkan nilai terendah dari VAR adalah Kalbe Farma Tbk KLBF pada tahun 2009 sebesar 3,30. Semakin tinggi nilai VAR maka semakin baik karena menunjukkan variansi dari return saham yang positif dimana harga saham perusahaan akan semakin meningkat. Universitas Sumatera Utara Nilai rata-rata DER perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2012 adalah sebesar 21,8339 dengan standar deviasi sebesar 35,37822 artinya penyebaran data bervariatif dan mengarah pada distribusi data yang tidak normal karena nilai rata-rata lebih kecil dari nilai standar deviasinya. Nilai tertinggi DER adalah 290.69 ada pada emitten Kalbe Farma Tbk KLBF tahun 2009 sebesar dan HM Sampoerna Tbk HMSP memiliki nilai terendah pada tahun 2009 sebesar 1,96. Semakin tinggi nilai DER maka semakin tidak baik karena menunjukkan peningkatan hutang perusahaan yang dapat meningkatkan resiko financial distres. Nilai rata-rata DPR perusahaan manufaktur dalam sektor barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2009-2012 adalah sebesar 45,7155 dengan standar deviasi sebesar 42.43907 artinya penyebaran data bervariatif dan mengarah pada distribusi data yang normal karena nilai rata-rata lebih besar dari nilai standar deviasinya. Nilai tertinggi DPR adalah Cahaya Kalbar Tbk dan nilai terendah DPR adalah 0,03. Emitten HM Sampoerna Tbk HMSP memiliki nilai maksimum pada tahun 2010 sebesar 275.74. Semakin tinggi nilai DPR maka semakin baik karena mencerminkan perusahaan mampu memenuhi harapan investornya dalam membagi sebagai laba bersih yang diperoleh perusahaan.

5.2. Uji Asumsi Klasik

Dokumen yang terkait

Pengaruh Free Cash Flow, Struktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang dengan Investment Opportunity Set sebagai Variabel Moderating

6 130 144

Pengaruh Rasio Keuangan Dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Harga Saham Pada Industri Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 70 120

Analisis Pengaruh Free Cash Flow Dan Struktur Kepemilikan Saham Terhadap Kebijakan Utang Dengan Investment Opportunity Set Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia

1 70 120

ANALISIS PENGARUH INVESTMENT OPPURTUNITY SET (IOS), KEBIJAKAN PENDANAAN, DAN KEBIJAKAN DEVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 4 99

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Ukuran Perusahaan, dan Kebijakan Dividen terhadap Kebijakan Hutang dengan Investment Opportunity Set sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 3 92

PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET, FREE CASH Pengaruh Investment Opportunity Set, Free Cash Flow, Struktur Modal, Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 5 18

PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

6 25 31

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Investment Opportunity Set (IOS) - Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Deviden Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indone

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian - Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Deviden Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

ANALISIS PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN DENGAN STRUKTUR MODAL SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI

0 0 13