Uji Asumsi Klasik HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Nilai rata-rata DER perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2012 adalah sebesar 21,8339 dengan standar deviasi sebesar 35,37822 artinya penyebaran data bervariatif dan mengarah pada distribusi data yang tidak normal karena nilai rata-rata lebih kecil dari nilai standar deviasinya. Nilai tertinggi DER adalah 290.69 ada pada emitten Kalbe Farma Tbk KLBF tahun 2009 sebesar dan HM Sampoerna Tbk HMSP memiliki nilai terendah pada tahun 2009 sebesar 1,96. Semakin tinggi nilai DER maka semakin tidak baik karena menunjukkan peningkatan hutang perusahaan yang dapat meningkatkan resiko financial distres. Nilai rata-rata DPR perusahaan manufaktur dalam sektor barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2009-2012 adalah sebesar 45,7155 dengan standar deviasi sebesar 42.43907 artinya penyebaran data bervariatif dan mengarah pada distribusi data yang normal karena nilai rata-rata lebih besar dari nilai standar deviasinya. Nilai tertinggi DPR adalah Cahaya Kalbar Tbk dan nilai terendah DPR adalah 0,03. Emitten HM Sampoerna Tbk HMSP memiliki nilai maksimum pada tahun 2010 sebesar 275.74. Semakin tinggi nilai DPR maka semakin baik karena mencerminkan perusahaan mampu memenuhi harapan investornya dalam membagi sebagai laba bersih yang diperoleh perusahaan.

5.2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, gejala multikolonieritas, dan gejala autokorelasi. Model regresi akan dapat dijadikan estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi Universitas Sumatera Utara persyaratan BLUE Best Linear Unbiased Estimator yakni tidak terdapat heteroskedastisitas, tidak terdapat multikolonieritas dan tidak terdapat autokolerasi.

5.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel dependen dan independen yang digunakan dalam penelitian mempunyai ditribusi normal atau tidak. Model regresi yang layak adalah model yang mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Hasil pengujian normalitas data dapat dilihat pada Gambar 5.1. Gambar 5.1. Normal P-Plot Sumber: Lampiran Output SPSS Universitas Sumatera Utara Pada grafik normal probility Gambar 5.1. menunjukkan titik-titik menjauhi garis diagonal dan hal ini menunjukkan bahwa residual tidak terdistribusi secara normal. Gambar 5.2. Grafik Histogram Sumber: Lampiran Output SPSS Pada grafik histogram pada gambar diatas tampak bahwa residual terdistribusi secara tidak normal karena grafik histogram tidak proporsional yaitu melenceng ke kiri. Uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilakukan untuk menguji apakah residual terdistribusi secara normal. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov tampak dibawah ini: Tabel 5.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Universitas Sumatera Utara EP-R CAPBVA VAR DER DPR Unstandardized Residual N 132 132 132 132 132 132 Normal Parameters a Mean 24.7770 4.9491 21.3666 21.8339 45.7155 .0000000 Std. Deviation 6.79899E 1 6.55356 3.96951E1 3.53782E 1 4.24391E 1 40.96610633 Most Extreme Differences Absolute .372 .219 .332 .287 .182 .191 Positive .372 .219 .332 .258 .182 .191 Negative -.358 -.209 -.325 -.287 -.141 -.128 Kolmogorov-Smirnov Z 4.273 2.521 3.810 3.299 2.085 2.190 Asymp. Sig. 2-tailed .000 .000 .000 .000 .000 .000 Sumber: Lampiran Output SPSS Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh sig. K-S 0,05 nilai α yaitu 0,000 0,05 untuk variabel EP-R, 0,000 0,05 untuk variabel CAPBVA, 0,000 0,05 untuk variabel VAR, 0,000 0,05 untuk variabel DER, 0,000 0,05 untuk variabel DPR dan secara keseluruhan dari Unstandardized Residual sebesar 0,000 0,05. Oleh sebab itu, residual data tidak terdistribusi dengan normal.

5.2.2. Uji Normalitas Setelah Transformasi

Berikut ini dijelaskan hasil uji normalitas data setelah ditransformasi menggunakan Logaritma Natural LN. Hasil pengujian normalitas data dapat dilihat pada Gambar 5.3. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.3. Normal P-Plot Setelah Transformasi Gambar pada tampilan Normal P-Plot memberikan pola distribusi normal dengan penyebaran secara merata mendekati garis diagonal. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.4. Grafik Histogram Setelah Transformasi Gambar pada tampilan grafik histogram memberikan pola distribusi normal dengan penyebaran secara merata baik ke kiri maupun ke kanan. Selain dari gambar diatas, uji normalitas dapat dilakukan dengan uji statistik Kolmogorov Smirnov, yang merupakan pengujian yang paling valid atas normalitas. Pengujian ini dilakukan terhadap nilai yang dihasilkan dari setiap variabel dengan hasil yang terlihat pada Tabel 5.6. berikut: Tabel 5.3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Setelah Trasformasi Universitas Sumatera Utara LN2.EPR LN.CAPBVA LN2.VAR LN2.DER LN.DPR Unstandardized Residual N 129 99 132 132 132 96 Normal Parameters a Mean .8096 1.2939 .9237 .7662 3.3829 .0000000 Std. Deviation .41636 1.28518 .28076 .47615 1.14154 1.05344321 Most Extreme Differences Absolute .108 .083 .084 .069 .083 .093 Positive .083 .050 .084 .054 .066 .077 Negative -.108 -.083 -.081 -.069 -.083 -.093 Kolmogorov-Smirnov Z 1.228 .825 .968 .790 .959 .915 Asymp. Sig. 2-tailed .098 .504 .306 .560 .316 .372 Sumber Lampiran Output SPSS Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov pada data yang ditransformasi dalam bentuk Logaritma Natural LN diperoleh sig. K-S 0,05 nilai α yaitu 0,098 0,05 untuk variabel EP-R, 0,504 0,05 untuk variabel CAPBVA, 0,306 0,05 untuk variabel VAR, 0,560 0,05 untuk variabel DER, 0,316 0,05 untuk variabel DPR dan secara keseluruhan dari Unstandardized Residual sebesar 0,372 0,05. Oleh sebab itu, residual data terdistribusi dengan normal sehingga layak untuk menggunakan statistik parametrik.

5.2.3. Uji Multikolonieritas

Tabel 5.4 Hasil Uji Multikolonieritas Setelah Transformasi Model Collinearity Statistics Keterangan Tolerance VIF 1 Constant LN2.EPR .900 1.111 Tidak terjadi Multikolonieritas LN.CAPBVA .829 1.206 Tidak terjadi Multikolonieritas LN2.VAR .915 1.093 Tidak terjadi Multikolonieritas LN2.DER .797 1.254 Tidak terjadi Multikolonieritas a. Dependent Variable: LN.DPR Setelah dilakukan transformasi, dieroleh nilai VIF yang lebih kecil dari 10 dan nilai toleransi yang lebih besar dari 0,1. Multikolonieritas terjadi apabila nilai Universitas Sumatera Utara tolerance 0,10 dan Variance Inflation Factor VIF 10. Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini tidak saling berkolerasi atau tidak ditemukan adanya kolerasi antar variabel independen. 5.2.4. Uji Heteroskedastisitas Berikut ini hasil uji heteroskedasitas sesudah transformasi menggunakan uji statistik. Tabel 5.5 Uji Glejtser Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .066 .305 .217 .828 LN2.EPR .383 .216 .187 1.771 .080 LN.CAPBVA .020 .063 .035 .320 .750 LN2.VAR .198 .279 .074 .708 .481 LN2.DER .223 .170 .147 1.309 .194 a. Dependent Variable: abres1 Sumber: Lampiran Output SPSS Berdasarkan uji gletser terlihat bahwa nilai signifikansi diatas 0,05 yang berarti tidak signifikan sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedasitas. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.5. Scatterplot Setelah Transformasi Sumber: Hasil Penelitian 2013, Data Diolah Berdasarkan grafik scater plots diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan telah tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0 nol pada sumbu Y sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

5.2.5. Uji Autokolerasi

Tabel 5.6 Tabel Autokorelasi Setelah Transformasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .398 a .159 .122 1.07635 1.553 a. Predictors: Constant, LN2.DER, LN2.VAR, LN2.EPR, LN.CAPBVA b. Dependent Variable: LN.DPR Sumber: Lampiran Output SPSS Universitas Sumatera Utara Berdasarkan uji autokorelasi diperoleh nilai hitung Durbin Watson sebesar 1,553 menunjukkan tidak terjadi autokorelasi positif karena nilai Durbin-Watson DW-test sudah diatas 1,5 batas bawah Lower Bound DL. 5.3. Hasil Analisis Data Hipotesis Pertama 5.3.1 Uji Signifikansi Simultan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Free Cash Flow, Struktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang dengan Investment Opportunity Set sebagai Variabel Moderating

6 130 144

Pengaruh Rasio Keuangan Dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Harga Saham Pada Industri Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 70 120

Analisis Pengaruh Free Cash Flow Dan Struktur Kepemilikan Saham Terhadap Kebijakan Utang Dengan Investment Opportunity Set Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia

1 70 120

ANALISIS PENGARUH INVESTMENT OPPURTUNITY SET (IOS), KEBIJAKAN PENDANAAN, DAN KEBIJAKAN DEVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 4 99

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Ukuran Perusahaan, dan Kebijakan Dividen terhadap Kebijakan Hutang dengan Investment Opportunity Set sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 3 92

PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET, FREE CASH Pengaruh Investment Opportunity Set, Free Cash Flow, Struktur Modal, Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 5 18

PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

6 25 31

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Investment Opportunity Set (IOS) - Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Deviden Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indone

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian - Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Deviden Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

ANALISIS PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN DENGAN STRUKTUR MODAL SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI

0 0 13