c. Nilai koefesien Beta untuk variabel CAPBVA adalah sebesar -0,130
artinya setiap kenaikan variabel CAPBVA sebesar 1 maka DPR akan turun sebesar 0,130 dengan asumsi variabel lainnya dianggap konstan.
d. Nilai koefesien Beta untuk variabel VAR adalah sebesar -0,079 artinya
setiap kenaikan variabel VAR sebesar 1 maka DPR akan turun sebesar 0,079 dengan asumsi variabel lainnya dianggap konstan.
5.3.4. Koefisien Determinasi
Uji Statistik koefisien determinasi pada penelitian ini tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Uji statistik koefisien determinasi dapat dilihat pada Tabel 5.10 berikut:
Tabel 5.10. Koefisien Determinasi ā Hipotesis Kedua
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.366
a
.134 .105
1.08622 a. Predictors: Constant,
LN2.VAR, LN.CAPBVA, LN2.EPR
b. Dependent Variable: LN.DPR Sumber: Lampiran Output SPSS
Tabel 5.10. memperlihatkan bahwa nilai R Square sebesar 0,134 atau 13,4 yang berarti bahwa persentase pengaruh variabel independen
EPR,CAPBVA, VAR terhadap kebijakan deviden adalah sebesar nilai koefisien determinasi atau 13,4. Sedangkan sisanya 86,6 dipengaruhi atau dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
5.4. Hasil Analisis Data Hipotesis Kedua
Universitas Sumatera Utara
Pengujian hipotesis ketiga ini dilakukan setelah diadakan pengujian regresi berganda yang dilakukan sebelumnya. Pengujian hipotesis kedua ini
menggunakan regresi berganda dengan uji residual. Pengujian hipotesis kedua ini dilakukan untuk menguji variabel moderating yang digunakan di dalam penelitian
yaitu struktur modal DER apakah dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen EPR, CAPBVA dan VAR dengan
variabel dependen DPR. Hasil persamaan uji residual dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 5.11
Tabel 5.11. Hasil Pengujian Moderating
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 24.454
3.504 6.979
.000 DPR
-.125 .056
-.192 -2.225
.028 a. Dependent Variable: abres
Sumber: Lampiran Output SPSS Berdasarkan hasil pengujian moderating, maka model uji residual dapat
diformulasikan dalam bentuk persamaan sebagai berikut:
āeā = 24,454 - 0,125 DPR + e
Berdasarkan hasil uji residual yang dilakukan diketahui bahwa nilai t hitung -2,225 lebih kecil dari t tabel -1,98580 dengan signifikansi sebesar
0,028 0,05 dengan arah koefesien negatif, maka disimpulkan bahwa variabel struktur modal memiliki pengaruh negatif terhadap nilai absolute residual.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa variabel struktur modal merupakan variabel
Universitas Sumatera Utara
moderating yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara EPR, CAPBVA dan VAR terhadap DPR perusahaan Manufaktur di BEI.
5.5. Pembahasan Hasil Penelitian 5.5.1. Hasil Uji Simultan F
Berdasarkan hasil uji statistik F yang dilakukan, diketahui variabel independen yaitu EPR, CAPBVA, VAR, secara simultan berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap DPR pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2012. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil riset Subramania Devi and
Maran Marimuthu 2011 yang membuktikan bahwa terdapat pengaruh negatif dan signifikan Investment opportunity set terhadap DPR.
Perusahaan dengan kesempatan investasi yang tinggi cenderung akan menahan sebagian keuntungan yang diperoleh sebagai cadangan dana internal.
Hal ini tentu saja berdampak pada kebijakan deviden, dimana perusahaan akan menurunkan pembayarannya.
Argumen ini diperkuat dari teori yang dipelopori oleh Smith dan Watts 1992 yang menjelaskan contracting hypotesis dari Jensen 1986 bahwa
perusahaan yang memperoleh peluang tumbuh yang tinggi memiliki free cash flow yang rendah dan akan membayarkan deviden yang rendah pula. Hal ini
disebabkan perusahaan yang memiliki Investment opportunity set yang tinggi berarti memiliki peluang investasi yang besar sehingga perusahaan membutuhkan
modal yang besar pula. Kebutuhan modal yang besar inilah yang menyebabkan
Universitas Sumatera Utara
perusahaan akan menahan sebagian dari laba bersih yang diperolehnya untuk penambahan modal, sehingga deviden yang akan dibagikan akan semakin kecil.
5.5.2. Hasil Uji Parsial t a. Pengaruh EPR
terhadap DPR
Hasil pengujian variabel EPR terhadap kebijakan deviden menggunakan uji t, dapat disimpulkan bahwa variabel EPR berpengaruh secara negatif dan
signifikan terhadap DPR pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009 ā 2012. Hasil pengujian menerima hipotesis. Hasil ini mendukung penelitian
yang dilakukan oleh Gul dan Kealy 1999 yang menemukan bahwa EPR berpengaruh terhadap DPR. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan
bertumbuh berhubungan secara negatif dengan DPR lebih rendah dibanding perusahaan tidak bertumbuh.
Hasil pengujian yang diperoleh bahwa EPR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap DPR menunjukan bahwa investor yang berinvestasi pada
perusahaan manufaktur lebih mengharapkan pada pertumbuhan harga saham perusahaan selain penerimaan deviden. Hal ini sesuai dengan teori kebijakan
deviden yaitu teori Modgliani-Miller yang berpendapat bahwa kebijakan deviden tidak relevan karena kebijakan deviden tidak mempengaruhi nilai perusahaan
ataupun biaya modal. Investor lebih tertarik pada peningkatan harga saham yang menghasilkan capital gain. Harga saham merupakan pengekspresian dari earning
multipliers untuk mengevaluasi daya tarik dari saham biasa dan sebagai alat untuk menentukan apakah melakukan investasi atau tidak. Pengukuran ini disebut
Universitas Sumatera Utara
dengan rasio harga dibanding laba EPR. Dari segi pertumbuhan perusahaan, biasanya investor dihadapkan pada keputusan investasinya untuk memperoleh
return di masa yang akan datang. Perusahaan yang diharapkan akan tumbuh tinggi mempunyai prospek baik mempunyai EPR yang tinggi, sebaliknya perusahaan
yang diharapkan mempunyai pertumbuhan rendah akan mempunyai EPR yang rendah. Dari segi investor, EPR yang terlalu tinggi barangkali tidak menarik
karena harga saham barangkali tidak akan naik lagi, yang berarti kemungkinan memperoleh capital gain akan lebih kecil.
b. Pengaruh CAPBVA terhadap kebijakan deviden