Komunikasi Efektif dan tidak efektif

kesempatan untuk memberikan umpan balik atau bertanya. komunikasi ini bersifat koersif dapat berbentuk perintah, instruksi dan bersifat memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi. e. Komunikasi dua arah lebih bersifat persuasif dan memerlukan hasil feed back. Seperti halnya antara guru dengan siswa satu persatu. Antara guru dan siswa ada garis pemisah yang longgar. Siswa tidak hanya mendengar dan mencatat tetapi siswa sudah dapat bertanya dan menjawab pertanyaan guru. Dan menurut Andri Hardiansyah, ada 10 hambatan komunikasi dua arah yaitu: 1. bahasa 2. budaya 3. kebenaran yang semu 4. penipuan 5. tujuan tidak jelas 6. salah paham 7.sisi historis atau pengalaman 8. menganggap enteng lawan bicara 9. mendominasi pembicaraan 10. pihak ketiga. 30 Jenis-jenis komunikasi di atas merupakan beberapa bentuk atau cara untuk berkomunikasi. biasanya seseorang apabila ingin melakukan komunikasi maka ia akan menggunakan suatu jenis komunikasi yang cocok cara ia berkomunikasi. misalkan orang tua, maka akan cocok apabila berkomunikasi dengan anaknya menggunakan komunikasi lisan, atau komunikasi satu arah. seperti nasehat. adapun guru maka akan menggunakan semua jenis komunikasi di atas karena semuanya sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar.

4. Komunikasi Efektif dan tidak efektif

Hasil penelitian Johnson, Sutton dan Harris menunjukkan cara-cara agar komunikasi efektif dapat dicapai. Menurut mereka, komunikasi efektif dapat terjadi melalui atau dengan didukung oleh aktivitas role- playing, diskusi, aktivitas kelompok kecil dan materi-materi pengajaran yang relevan. Meskipun penelitian mereka terfokus pada komunikasi efektif untuk proses belajar-mengajar, hal yang dapat dimengerti di sini 30 Hardiansyah Andri. 10 Hambatan Komunikasi Dua Arah,, http:www.scribd.comdoc844851910-Hambatan-Komunikasi-Dua-Arah. adalah bahwa suatu proses komunikasi membutuhkan aktivitas, cara dan sarana lain agar bisa berlangsung dan mencapai hasil yang efektif. 31 Maksud dari proses komunikasi membutuhkan aktifitas adalah komunikasi yang sengaja dilakukan agar terciptanya komunikasi efektif. Seperti sebuah diskusi, tujuan dari adanya diskusi adalah adanya komunikasi efektif yang terjadi pada beberapa individu untuk sebuah tujuan yang disepakati oleh individu-individu yang terlibat dalam tujuan tersebut. Jelas bahwa komunikasi efektif membutuhkan aktifitas dalam proses komunikasi yang memang sengaja dilakukan. Adapun yang tidak dikatakan komunikasi tidak efektif adalah penghambat suatu komunikasi. Menurut Onong Uchjana Effendy ada 4 macam faktor-faktor penghambat komunikasi, 32 yaitu: a. Hambatan sosio-antro-psikologi. Faktor ini banyak dipengaruhi oleh situasi ketika komunikasi dilangsungkan, sebab situasi amat berpengaruh terhadap kelancaran komunikasi, terutama situasi yang berhubungan dengan factor-faktor sosiologi-antropologis-psikologis. b. Hambatan Semantik. faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai “alat” untuk menyalurkan pikiran dan perasaannya kepada komunikan. c. Hambatan mekanis. Hambatan mekanis dijumpai pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi seperti telepon, surat kabar, radio, dan televisi d. Hambatan ekologis. Hambatan ekologis terjadi disebabkan oleh gangguan lingkungan terhadap proses berlangsungnya komunikasi, jadi datangnya dari lingkungan. Dalam praktek berkomunikasi biasanya seseorang akan menemui berbagai macam hambatan yang jika tidak dapat ditanggapi dan disikapi secara tepat akan membuat proses komunikasi yang terjadi menjadi sia-sia karena pesan tidak tersampaikan atau yang sering terjadi adalah terjadinya penyimpangan. Di antara guru dan siswa hambatan dalam komunikasi sering terjadi, seperti hambatan semantik. Tidak semua perkataan guru 31 Nunung Prajarto, dari artikel yang berjudul Menjalin Komunikasi Efektif. http:yanpraz.multiply.comjournalitem5Komunikasi_Efektif. 32 Onong Uchjana Effendi, Dinamika Komunikasi…, h. 11-16. akan selalu didengar murid, dikarenakan faktor bahasa yang kadang- kadang siswa tidak memahami apa yang dibicarakan oleh guru. Terhadap hal ini, Green 2000 memberi sejumlah saran agar komunikasi efektif dapat terjalin dengan baik. Saran yang diberikannya antara lain: a. Memikirkan pihak yang diajak berkomunikasi. Dengan menyadari pihak yang diajak berkomunikasi akan memudahkan pilihan terhadap cara berkomunikasi dan keterbatasan perkembangan kepribadian yang mereka miliki. b. Memberi perhatian pada pesan-pesan non-verbal yang bisa ditangkap. Perubahan rona muka, gerak tangan dan posisi duduk sebagai contoh, perlu disikapi secara benar agar komunikasi dapat menjadi efektif. c. Memosisikan diri sebagai pendengar yang aktif. Cara seperti ini dapat menguatkan kejiwaan lawan bicara karena merasa omongannya didengar sehingga lebih memudahkannya untuk semakin terbuka. d. Memperbanyak frekuensi komunikasi. Di satu sisi hal ini sangat positif dan mampu memberi peneguhan, di sisi yang lain berpeluang menimbulkan kejenuhan. e. Berkomunikasi secara jelas dan langsung tidak berbelit-belit. f. Menggunakan pesan-Aku dan bukan pesan-Kamu. Contoh : ”Aku pikir” pekerjaanmu kemarin masih bisa diperbaiki. jauh lebih efektif daripada ”Kamu” perbaiki pekerjaanmu kemarin ya. Pesan-Aku ini dipandang tidak bernada mengancam, menghakimi, menjatuhkan, menyalahkan dan mengecilartikan. g. Lebih memberi penekanan pada hal positif. 33 Neuman 2002, secara khusus memberi arahan lain untuk menjalin komunikasi efektif, utamanya bila komunikannya bersifat jamak dan besar. Dalam hal ini komunikasi efektif yang disarankannya adalah untuk komunikasi kelompok dalam kelas, sebagai contoh. Beberapa sarannya antara lain: a. Menguasai kelas; lihat susunan kursi, alat bantu yang ada dan mungkin dapat dipakai, lebar ruangan dan kategori audiensnya. b. Bangkitkan partisipasi audiens, dengan menyatukan pengalaman yang sama-sama dimiliki. Dengan kata lain, ciptakan interaksi yang interaktif. 33 Nunung Prajarto. Dari artikel yang berjudul Menjalin Komunikasi Efektif, karangan Dr. Nunung Prajarto. http:yanpraz.multiply.comjournalitem5Komunikasi_Efektif. c. Mempertahankan kontak mata agar terjalin komunikasi non- verbal sebagai pendukung komunikasi verbal. d. Komunikasi efektif membutuhkan suasana yang menghibur. Lelucon atau sumber-sumber multimedia yang memungkinkan hal itu akan membuat transfer informasi mengenai sasaran secara efektif. e. Mempertahankan kontak dengan mereka hingga di luar kelas sekalipun. Artinya, email atau pertukaran pesan lewat sarana lain sangat membantu efektifitas komunikasi sebelumnya di dalam kelas. f. Kerjasama tim biasanya lebih memberi hasil yang efektif. 34 Bila receiver penerimanya adalah murid dan hal ini untuk tujuan komunikasi pendidikan yang efektif, maka hal-hal yang juga perlu dikembangkan menurut University of California Davis adalah ketrampilan menulis, berbicara, serta komunikasi antarpersonal dan komunikasi kelompok.

5. Peran Komunikasi Guru dan Siswa