Kerjasama PSKW dengan Lembaga

membuka usaha sendiri dan tidak mudah tertipu lagi oleh rayuan untuk bekerja di luar negeri. Hal ini terungkap dari hasil wawancara pribadi yang dilakukan penulis dengan Bapak. Bambang Suwidyo, adapun hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut: “Tujuannya adalah untuk memberikan bekal setelah mereka kembali kerumah, mereka dengan memiliki skill keterampilan mereka dapat eee…menolak untuk tiap bujukan atau rayuan orang yang menawarkan pekerjaan kepada mereka baik yang di dalam Negeri maupun luar negeri dan agar mereka tidak mudah tertipu oleh rayuan, karena trafficking itu yang lebih tepat adalah bagaimana trafficker itu merayu kalo merayu nya nggak tembus mereka pake intimidasi, intimidasinya gak tembus mereka pake paksaan, jadi pertama dulu mereka bisa menolak nggak bujukan daripada trafficker”. 1 Tidak jauh berbeda dengan yang dikatakan oleh Bapak Bambang Suwidyo, dalam hal ini Bapak Hasan selaku fungsional Peksos pekerja sosial juga mengutarakan bahwa tujuan dari diadakannya bimbingan keterampilan untuk klien korban trafficking adalah agar para korban atau klien setelah pulang dari rumah perlindungan ini mempunyai bekal keterampilan, tidak lagi berangkat ke luar negeri tanpa ada skill dan mereka dapat hidup bermasyarakat dengan layak. Pernyataan tersebut dapat diperkuat dan diuraikan sesuai dengan hasil wawancara pribadi berikut ini. “Jadi tujuannya agar para korban atau klien setelah pulang dari rumah perlindungan ini mempunyai bekal keterampilan, tidak lagi berangkat ke luar negeri tanpa ada skill, kan gitu, rata-rata korban 1 Bambang Suwidyo, Ketua Urusan Manajemen Kasus, Wawancara Pribadi, di Ruang Tunggu PSKW Mulya Jaya, Pasar Rebo, 19 Mei 2011. ini mereka tidak punya skill dengan latar belakang pendidikannya rendah jadi dia lemah informasi mengenai tenaga kerja, mana sih PJTKI yang harus dituju mereka buta sekali karena apa, latar belakang pendidikan juga rendah pertama-tama mereka nggak punya skill, jadi panti ini tujuannnya memberikan keterampilan bekal biar nanti pulang dari sini kita kasih alat keterampilan sesuai yang mereka ikuti apa menjahit, olah pangan, rias pengantin dan sebagainya jadi itu bekal buat mereka setelah pulang ke masyarakat dalam keluarga, mereka bisa usaha kecil-kecilan”. 2 Dapat dikatakan bahwa tujuan dari diadakannya bimbingan keterampilan untuk siswa atau kelayan korban trafficking adalah menjadikan mereka manusia yang mandiri setidaknya dapat mencukupi kehidupannya ketika keluar dari panti dengan membuka usaha sendiri atau bekerja ditempat-tempat yang sesuai dengan keterampilan yang diperoleh mereka, serta dapat berperan akitf dalam kehidupan bermasyarakat. Tujuan bimbingan keterampilan bila disesuaikan pada tingkat yang diharapkan oleh panti juga telah tercapai seperti dala wawancara yang dilakukan peneliti dengan Ibu Sri Gantini selaku Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya mengatakan bahwa: Tujuan yang diharapkan ini tercapai walaupun presentasinya belum mencapai seratus persen karena ada beberapa klien yang masih belum bisa mengikuti keterampilan karena ini ee…karena mereka ee…klien tu mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda- bedasehigga tingkat inelegensinya berbeda-beda, daya tangkap mereka ada yang cepat ada yang agak lambat jadi memang ada beberapa dari anak itu bervariasi lah ada yang cepet mengikutiada yang kurang, ada yang sedeng-sedeng ajah bisa mengikuti. Tapi pada umumnya tujuan umum bahwa pelayanan keterampilan ini bisa 2 Hasan, Fungsional Peksos, Wawancara Pribadi, di Ruang Kantor Peksos PSKW Mulya Jaya, Pasar Rebo, 19 Mei 2011. dicapai, melihat dari hasil-hasil yang sudah mereka tampilkan dari hasil-hasil mereka keterampilan yah…hasil yang nyata sperti bikin baju, bikin apa saja, pada umumya ya mereka cepet mengikuti dan berdasarkan laporan dari pendamping bahwa beberapa tujuan tercapai. 3 Dari hasil penelitian ditemukan bahwa tujuan-tujuan yang telah dicapai dalam program bimbingan keterampilan ini yaitu berupa bertambahnya ilmu pengetahuan serta penguasaan skill atau kemampuan dalam diri siswa, misalnya siswa mengikuti program keterampilan Tata Kecantikan Rambut maka ia mampu menguasai seluruh teknik mengenai Tata Kecantikan Rambut. Pada siswa alumni pencapaian tujuan dilihat biamana siswa mengikuti menjahit High Speed maka kebanyakan dari mereka telah bekerja di beberapa pabrik yang telah bekerjasama dan memiliki MOU dengan pihak panti, atau siswa yang mengikuti keterampilan Tata Kecantikan Rambut beberapa dari mereka telah bekerja di salon atau bahkan saat ini telah mendirikan salon. Keberhasilan bimbingan keterampilan tersebut telah dirasakan nyata oleh para siswa yang telah keluar dari Panti Sosial Karya Wanita. Hal ini tertuang dalam hasil wawancara dengan Pengasuh Asrama Rumah Perlindungan Sosial Wanita, Ibu. Yani Handayani sebagai berikut: “Sembilan puluh persen tujuan dari bimbingan keterampilan yang ditunjukkan kepada para kelayan korban trafficking angkatan sebelumnya telah tercapai, seperti membuka usaha mereka di luar, kebanyakan dari mereka semua membuka usaha yang ikut jait ya 3 Sri Gantini, KASIE REHSOS Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya, Wawancara Pribadi, Kantor Rehabilitasi Sosial MULYA JAYA. 13 Juni 2011