6. Reintegrasi Pemulangan Penyatuan kembali korban ke masyarakat lembaga-lembaga formal dan
informal serta pemulangan korban ke keluarga asli. 7. Monitoring dan Bimbingan lanjut
Untuk mencegah terulangnya kembali praktek-praktek perdagangan orang pada diri kelayen pasca pemulihan, maka dilakukan pemantauan agar
usaha yang telah dicapai dapat dipertahankan.
B. Visi dan Misi Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya”
Visi: Pelayanan dan rehabilitasi tuna susila yang bermutu dan profesional. Misi:
1. Melaksanakan pelayanan dan rehabilitas tuna susila sesuai dengan panduan yang telah ada.
2. Mewujudkan keberhasilan pelayanan dan rehabilitas tuna susila sesuai dengan indikator keberhasilan, pelayanan dan rehabilitas tuna susila.
3. Mengembangkan jaringan kerjasama dengan pihak-pihak terkait, pemerintah dan masyarakat dalam rangka meningkatkan pelayanan dan
rehabilitasi tuna susila.
3
3
Laporan Kelompok Praktikum mahasiswa PMI di Panti Sosial Karya Wanita ”Mulya Jaya”, Jakarta:2010
C. Struktur Organisasi Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya”
Adapun struktur organisasi berdasakan Kep. Mensos RI, No. 106 HUK 2009. Adalah sebagai berikut.
D. Dasar Hukum
Terdapat beberapa dasar hukum sebagai acuan dari didirikannya Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” antara lain sebagai berikut:
1. Undang Undang Dasar 1945, pasal 27 ayat 2, pasal 28 h, pasal 34. 2. Undang Undang Nomor 6 Tahun 1974 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Kesejahteraan Sosial. 3. Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
4. Undang Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Konfensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap perempuan.
5. Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah. 6. Undang Undang Nomor 25 Tahun 1999 tetang Perimbangan Keuangan
Pusat dan Daerah Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848.
7. Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. 8. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 20HUK1999 tentang Rehabilitasi
Sosial Bekas Penyandang Masalah Tuna Susila. 9. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor : 59HUK2003, tentang Organisasi
dan Tata Kerja Panti Sosial di lingkungan Departemen Sosial. 10. Undang Undang No. 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Perdagangan Orang. 11. Keputusan presiden RI No. 88 Tahun 2002 tentang RAN Penghapusan
Perdagangan Trafficking Perempuan dan Anak.
4
4
DEPSOS RI, Standard Pelayanan Minimal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Susila, Jakarta:2007. h. 3-4.
E. Proses Pelayanan dan Rehabilitasi
Ada beberapa tahapan dalam proses pelayanan dan rehabilitasi yang terdapat di PSKW “Mulya Jaya” Jakarta, antara lain sebagai berikut:
1. Pendekatan Awal dan Penerimaan Klien a. Pendekatan Awal
Pendekatan awal merupakan kegiatan untuk mendapatkan pengakuan, dukungan, bantuan, dan peran serta dalam pelaksanaan program,
termasuk upaya memperoleh gambaran potensi dan sumber yang tersedia dalam masyarakat. Pendekatan awal juga digunakan untuk
mendeteksi keberadan dan cara mendapatkan calon kegiatan klien. Kegiatan pada tahap pendekatan awal ini meliputi: orientasi dan
konsultasi, identifikasi, motivasi dan seleksi, dengan rincian sebagai berikut:
1 Orientasi dan Konsultasi Kegiatan orientasi dan konsultasi ini merupakan kegiatan
pengenalan program pelayanan dan rehabilitasi sosial mantan tuna susila pada Pemerintah Daerah, dan pilar-pilar usaha kesejahteraan
sosial yang terkait dengan harapan untuk mendapatkan pengakuan, dukungan serta peran serta dalam pelaksanaan program.
2 Identifikasi Kegiatan identifikasi ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mencari dan memperoleh data yang lebih rinci tentang diri tuna susilakorban trafficking dan potensi lingkungannya, termasuk