Metode dan Teknik Bimbingan
b. Deklarasi PBB
Perserikatan Bangsa-Bangsa,
mendefinisikan trafficking sebagai:
“Sebuah proses perekrutan, pengangkutan, pengiriman, penampungan atau penerimaan orang, dengan cara ancaman atau penggunaan
kekerasan atau jenis paksaan lainnya, penculikan, pemalsuan, penipuan, atau penyalahgunaan kekuasaan atau posisi yang rentan atau pemberian
atau penerimaan pembayaran atau tunjangan untuk mencapai kesepakatan seseorang memiliki kendali atas orang lain, untuk tujuan
eksploitasi”.
18
c. Dalam definisi yang terdapat pada seri dokumen kunci laporan pelapor khusus PBB, dijelaskan bahwa:
“Perdagangan manusia berarti perekrutan, transportasi, pembelian, penjualan, pemindahan, penyembunyian atau penerimaan orang:
i dengan ancaman atau penggunaan kekerasan, penculikan, paksaan, penipuan,
pemaksaan dengan
kekerasann termasuk
penyalahgunaan wewenang, atau jeratan utang untuk tujuan: ii menempatkan atau menahan orang tertentu, apakah dibayar atau
tidak, dalam kerja paksa atau praktek seperti perbudakan, di dalam komunitas lain di luar tempat orang itu menetap pada saat
terjadinya tindakan yang digambarkan pada bagian i di atas.”
19
18
KOMNAS Perempuan, Buruh Migran Pekerja Rumah Tangga Indonesia TKW- PRT;Kerentanan dan Inisiatif-inisiatif Baru untuk Perlindungan Hak Asasi TKW-PRT, Jakarta:
2003. h.27.
19
Seri Dokumen Kunci laporan Pelapor Khusus PBB, tentang kekerasan terhadap perempuan, KOMNAS Perempuan. 2006. h. 9
Dari berbagai definisi trafficking di atas, penulis sependapat dengan definisi yang dideklarasikan oleh PBB dimana penulis
mendefinisikan trafficking sebagai suatu proses perekrutan, transportasi, penipuan, maupun penyalahgunaan kekuasaan terhadap seseorang dengan
menggunakan ancaman dan kekerasan dengan tujuan eksploitasi yang dapat menguntungkan pihak-pihak tertentu.
Selain itu, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa inti dari seluruh definisi trafficking atau perdagangan manusia adalah adanya sebuah
pengakuan bahwa perdagangan manusia tidak pernah berdasarkan atas persetujuan dari pihak yang diperdagangkan atau korban. Sifat
perdagangan yang tanpa persetujuan inilah yang dapat membedakannya dengan bentuk-bentuk migrasi lainnya, selain itu pada dokumentasi pola
perdagangan manusia diungkapkan juga bahwa perdagangan manusia tidaklah terbatas pada prostitusi atau pekerjaan seks lainnya, pekerjaan
rumah tangga, buruh manual, atau industri, dan perkawinan, adopsi, atau hubungan dekat lainnya. Unsur-unsur yang biasanya ditemukan di dalam
semua pola perdagangan adalah: i tidak adanya persetujuan, ii pencaloan manusia, iii proses pemindahan, iv suatu pekerjaan atau
hubungan yang eksploitatif atau yang bersifat merendahkan.
20