Analisa Pencapaian Tujuan Dalam Program Bimbingan Keterampilan Terhadap Korban

dicapai, melihat dari hasil-hasil yang sudah mereka tampilkan dari hasil-hasil mereka keterampilan yah…hasil yang nyata sperti bikin baju, bikin apa saja, pada umumya ya mereka cepet mengikuti dan berdasarkan laporan dari pendamping bahwa beberapa tujuan tercapai. 3 Dari hasil penelitian ditemukan bahwa tujuan-tujuan yang telah dicapai dalam program bimbingan keterampilan ini yaitu berupa bertambahnya ilmu pengetahuan serta penguasaan skill atau kemampuan dalam diri siswa, misalnya siswa mengikuti program keterampilan Tata Kecantikan Rambut maka ia mampu menguasai seluruh teknik mengenai Tata Kecantikan Rambut. Pada siswa alumni pencapaian tujuan dilihat biamana siswa mengikuti menjahit High Speed maka kebanyakan dari mereka telah bekerja di beberapa pabrik yang telah bekerjasama dan memiliki MOU dengan pihak panti, atau siswa yang mengikuti keterampilan Tata Kecantikan Rambut beberapa dari mereka telah bekerja di salon atau bahkan saat ini telah mendirikan salon. Keberhasilan bimbingan keterampilan tersebut telah dirasakan nyata oleh para siswa yang telah keluar dari Panti Sosial Karya Wanita. Hal ini tertuang dalam hasil wawancara dengan Pengasuh Asrama Rumah Perlindungan Sosial Wanita, Ibu. Yani Handayani sebagai berikut: “Sembilan puluh persen tujuan dari bimbingan keterampilan yang ditunjukkan kepada para kelayan korban trafficking angkatan sebelumnya telah tercapai, seperti membuka usaha mereka di luar, kebanyakan dari mereka semua membuka usaha yang ikut jait ya 3 Sri Gantini, KASIE REHSOS Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya, Wawancara Pribadi, Kantor Rehabilitasi Sosial MULYA JAYA. 13 Juni 2011 membuka jahit, yang ikut salon dia membuka salon, tapi ada juga yang dia kerja di salon,gitu”. 4 Dikarenakan dalam hal ini peneliti menentukan subyek penelitian yaitu siswa yang masih bertempat tinggal di Rumah Perlindungan Sosial Wanita Mulya Jaya, maka pencapaian tujuannya juga disesuaikan dengan jenis keterampilan yang diikuti oleh siswa atau kelayan. Terdapat beberapa tujuan dari masing-masing jenis keterampilan sesuai dengan modul bimbingan keterampilan yang terdapat di Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya dan diikuti siswa klien korban trafficking antara lain sebagai berikut: 1. Bimbingan keterampilan menjahit High Speed, tujuan utamanya adalah siswa kelayan memiliki pengetahuan dan tata cara menjahit menggunakan mesin jahit high speed, dan siswa dapat membuat sendiri berbagai macam kreasi secara reatif dan inovatif dengan menggunakan mesin jahit high speed. 2. Bimbingan keterampilan tata kecantikan rambut, memiliki tujuan utama antara lain: siswa dapat mengetahui berbagai macam pengetahuan dan cara penataan rambut serta perawatannya, siswa dapat menata dan merawat rambut secara kreatif dan inovatif. 3. Bimbingan keterampilan Handycraft, memiliki tujuan utama antara lain: siswa mengetahui bahan dan peralatan yang diperlukan dalam membuat handycraft serta mampu memproses pemilihan bahan untuk membuat handycraft dan peralatannya, siswa mengetahui tata cara membuaut kerajinan 4 Yani Handayani, Pengasuh Rumah Perlindungan Sosial Wanita, Wawancara Pribadi, RPSW MULYA JAYA. 19 Mei 2011 tangan, menghias dan melipat bahan tanpa memotong, selain itu siswa dapat membuat sendiri berbagai kreasi kerajinan tangan dalam berbagai penyelenggaraan handycraft baik untuk diri sendiri, keluarga, lembagainstitusi maupun acara khusus. 5 Tujuan-tujuan dari program bimbingan keterampilan terhadap para siswa korban trafficking yang telah tercapai saat ini menurut pengamatan peneliti serta hasil wawancara dengan beberapa staf dan siswa yang terkait dalam program bimbingan keterampilan ini adalah disesuaikan dengan indikator dari masing- masing keterampilan yang diikuti, antara lain saat ini siswa yang mengikuti keterampilan menjahit high speed saat ini mampu mengoperasikan mesin, membuat pola, serta dapat membuat barang-barang seperti tutup kulkas, tutup galon, mukenah, sajadah, sarung bantal dll. Kemudian untuk keterampilan tata kecantikan rambut tujuan-tujuan yang telah tercapai saat ini siswa korban trafficking yang mengikuti keterampilan tersebut sudah dapat mengetahui tata cara mencuci rambut, mencat rambut, creambath, blowdry, memangkas, mengeriting, dan membentuk sanggul. Itu berarti tujuan yang diharapkan sudah tercapai. Hal ini juga terungkap dalam perbincangan penulis atau wawancara pribadi dengan Bapak Hasan yang tertuang dalam hasil wawancara sebagai berikut: “Tujuan yang tercapai, seumpama anak itu dari awal ikut menjahit, mereka bisa mengoperasikan mesin, bisa menjahit, ato mana yang kita ambil high speed katakan pertama dari kertas selembar tanpa 5 Modul Bimbingan Keterampilan Menjahit High speed, Tata Kecantikan Rambut dan Handycraft, PSKW Mulya Jaya. 2011 ada gambar, pola kain,mereka bisa berarti kan tercapai tujuan kita, dari minggu pertama, minggu kedua, minggu ketiga ada capaian yang akan dituju..ohh anak kenal dulu dengan perangkat mesin terus anak bisa menjalankan mesin dengan baik, paham dengan baik, mereka bisa menjahit diatas pola yang sudah diberikan, mereka bikin tutup kulkas tutup galon, taplak meja, kalo yang keterampilan olah pangan, mereka bisa mengerti mengolahnya, mengerti pembiayaannya, mengerti bagaimana pembuatannya, modal sekian nanti hasilnya sekian dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Setiap keterampilan ada silabusnya dibagikan ke anak-anak dibagi, keterampilan menjahit ada silabusnya, high speed ada silabusnya, olahan pangan ada silabusnya ada capaian tujuan yang akan dicapai”. 6 Tujuan yang telah tercapai sejauh ini juga dikatakan oleh Ibu Sri Purwanti Leander selaku Instruktur Keterampilan menjahit high speed, mereka sudah dapat mengoperasikan mesin high speed dan membuat beberapa barang, sedangkan pada siswa yang sudah keluar dari panti kebanyakan dari mereka telah bekerja di pabrik-pabrik karena sejauh ini telah ada MOU dengan beberapa pabrik tekstil yang terdapat di Cibinong dan Bogor. Dikatakan demikian bahwa tujuan-tujuan dari kegiatan keterampilan menjahit high speed telah tercapai adalah karena indikator dari keterampilan menjahit high speed tertuang sebagai berikut: 1. Siswa dapat menggunakan bahan dan alat untuk menjahit dengan menggunakan mesin high speed. 2. Siswa dapat menjahit di atas kertas dengan bentuk lurus, melingkar, spiral, persegi empat, ombak, setengah lingkaran, setengah lingkaran berbentuk gunung,, waik panjang dan pendek. 6 Hasan, Fungsional Peksos, Wawancara Pribadi, di Ruang Kantor Peksos PSKW Mulya Jaya, Pasar Rebo, 19 Mei 2011. 3. Siswa klien dapat membuat sajadah, tas, taplak meja, sampul buku, kotak surat dengan berbagai motif. B. Analisa Pengaruh Program Bimbingan Keterampilan Terhadap Perubahan Yang Terjadi Dalam Diri Korban Trafficking Akibat Dari Program Bimbingan Keterampilan Berdasarkan dari beberapa hasil wawancara pribadi baik itu yang dilakukan dengan staf maupun dengan para siswa korban trafficking dan melalui pengamatan di lapangan, serta berdasarkan data yang ada penulis melihat bahwa program bimbingan keterampilan dapat dikatakan telah memberikan perubahan yang signifikan kepada penerima layananpara korban, baik itu berupa perubahan mental, fisik, sikap, maupun perubahan kemampuan atau skill. Hal tersebut sejauh ini juga dirasakan nyata oleh para siswa, yang pada awalnya mereka tidak dapat bersikap sopan, tidak dapat mengerti cara merias rambut, menjahit, mengaji, dan lain sebagainya setelah mereka mengikuti seluruh kegiatan serta bimbingan yang di ada di Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta mereka merasakan perubahan yang signifikan untuk ke arah yang lebih baik hal tersebut juga dirasakan oleh para pendamping, pembimbing serta pengasuh. Dengan adanya program bimbingan keterampilan ini dapat membantu perubahan terhadap diri siswa atau kelayan menuju kearah yang lebih baik karena bimbingan keterampilan ini dikatakan memiliki banyak sisi positif. Dapat dibuktikan dari beberapa hasil wawancara mengenai perubahan yang dirasakan nyata oleh siswa, antara lain wawancara yang dilakukan penulis dengan Nuria Ismani salah satu siswa yang mengikuti bimbingan keterampilan mengatakan: “Di sini enak, bisa merubah sikap kita yang tadinya bandel jadi tidak..bisa mandiri,bisa ke...ee ya gitu lah jadi mandiri, yang tadinya dia lupa sama agama jadi ingat sama agama” 7 Selain itu ia juga mengatakan setelah ia mengikuti keterampilan Tata Kecantikan Rambut salon, ia mulai mengerti cara-cara mengurus rambut, mencat rambut ataupun menyanggul rambut, seperti penuturannya berikut dalam hasil wawancara. “Ada hasil nyata yang saya rasakan, saya mengikuti keterampilan salon saya mengetahui cara-caranya salon...seperti creambath, rebonding, ya gitu.” 8 Dari penuturan siswa tersebut di atas dapat terlihat bahwa ketika mereka tinggal di Rumah Perlindungan Sosial Wanita dan mengikuti berbagai bimbingan termasuk bimbingan keterampilan banyak perubahan secara langsung dan bertahap yang dirasakan oleh mereka. Hal tersebut juga dapat diperkuat oleh pernyataan Ibu Yovita Sri Endang selaku instruktur keterampilan Tata Kecantikan Rambut dalam hasil wawancara pribadi. “Terjadi sekali perubahan terhadap kelayan seperti yang saya utarakan tadi mereka sudah bisa mandiri, mereka memiliki motivasi untuk maju kedepan dan menghargai dirinya sendiri, hasil tersebut 7 Nuria Ismani, Kelayan Korban trafficking, Wawancara Pribadi, Rumah Perlindungan Sosial Wanita, 19 Mei 2011. 8 Ibid dirasakan nyata oleh kelayan dan saya tanya satu persatu kepada mereka, mereka semangat mengikuti pelajaran ini, mereka gak takut dengan keadaan diluar nanti” 9 Tidak jauh berbeda dengan penuturan Ibu Yovita, Ibu Yani Handayani selaku pengasuh asrama Rumah Perlindungan Sosial Wanita yang secara langsung selalu berinteraksi dengan siswa selama kurang lebih 24 jam ini mengatakan bahwa terjadi perubahan terhadap siswa terjadi secara cepat dalam diri siswa, dari yang awalnya datang masih brutal atau nakal dan tidak dapat bersikap baik menjadi dapat bersikap lebih baik dan mau mengikuti aturan yang ada, dari yang tidak dapat mengetahui keterampilan menjadi mengetahui macam-macam keterampilan dan cara melakukan keterampilan tersebut. Misalnya mereka yang megikuti keterampilan Tata Kecantikan Rambut saat ini sudah mengerti dan memahami cara mencat rambut, menyanggul rambut, creambath, blowdry, dan memotong rambut. Pada intinya terjadi banyak perubahan yang signifikan terhadap siswa korban trafficking yang dibina dan dididik di Rumah Perlindungan Sosial Wanita “Mulya Jaya” Jakarta. Hal ini diutarakan dan ditegaskan dalam hasil wawancara pribadi peneliti dengan subyek sebagai berikut: “Ada perubahan. jadi awal mula dia datang semacam tingkah laku, kehidupan dia, sopan santun pas dia datang seperti apa pas keluar dari sini seperti apa, itu yang saya tanganin” 10 9 Yovita Sri Endang, Instruktur Tata Kecantikan Rambut, Wawancara Pribadi, Panti Sosial Karya Wanita, 23 Mei 2011 Keseluruhan dari hasil wawancara dan berdasarkan pengamatan selama di lapangan telah membuktikan bahwa memang terjadi perubahan terhadap diri siswa setelah mereka mengikuti bimbingan keterampilan mereka merasakan perubahan yang nyata dalam diri baik itu berupa bertambahnya ilmu pengetahuan maupun bertambahnya kemampuan dalam bidang ketermpilan yang diikuti.

C. Analisa Kriteria Keberhasilan Dari Program Bimbingan Keterampilan Terhadap Korban

Trafficking Di Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta Setelah siswa mengikuti kegiatan bimbingan keterampilan selama kurang lebih empat bulan maka ada suatu target untuk mencapai keberhasilan yang harus dicapai dan diperoleh oleh para siswa, dimana siswa harus sudah memiliki atau menguasai kemampuan yang ditentukan melalui tes atau ujian akhir yang nantinya siswa akan diberi sertifikat untuk dapat dikatakan berhasil dalam mengikuti program bimbingan keterampilan yang ada di Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta, perolehan sertifikat untuk siswa yang telah lulus diperuntukan dan diberikan dengan tujuan semata-mata agar siswa atau kelayan yang mengikuti program bimbingan keterampilan terebut setelah mereka keluar dari panti dapat diterima kerja ditempat-tempat yang diharapkan serta memiliki izin untuk dapat membuka usaha sendiri. 10 Yani Handayani, Pengasuh Rumah Perlindungan Sosial Wanita, Wawancara Pribadi, RPSW MULYA JAYA. 19 Mei 2011 Kriteria lain bimbingan keterampilan ini dikatakan berhasil menurut bapak Hasan selaku fungsional peksos adalah apabila para siswa korban trafficking ini tidak lagi kembali bekerja diluar negeri apalagi secara illegal, dan kalaupun mereka tetap ingin bekerja di Luar Negeri setidaknya mereka sudah mempunyai skill atau kemampuan yang lebih baik dari sebelumnya dan diharapkan siswa bekerja di dalam negeri yaitu Indonesia. Seperti dalam hasil wawancara yang tertuang dibawah ini: “Mereka satu kalo dia trafficking tidak kembali ke luar negeri, mereka punya keterampilan tapi kalo mereka dari sini tapi kalo mereka bekerja keluar negeri dengan jalur yang benar dan illegal tidak ada masalah malah kita anjurkan kalo mau bekerja diluar negeri cari dengan cara bagaimana kita cek di depnakernya, bu.. ini benar nggak ni, PJTKI ini illegal ato legal kita ajarkan, tapi pada intinya kalo bisa jangan ke luar negeri, kalo bisa lebih baik bekerja dalam negeri di Indonesia ajah, nanti buka usaha dari apa yang sudah diberikan” 11 Selain pernyataan dari beberapa staf mengenai kriteria keberhasilan dari bimbingan keterampilan siswa mengatakan mempunyai rencana untuk bekerja atau membuka usaha itu juga merupakan kriteria keberhasilan dari pelaksanaan program, beberapa siswa memaparkan rencananya setelah keluar dari panti melalui wawancara, salah satu siswa di Rumah Perlindungan Sosial Wanita yaitu Nuria Ismani mengatakan: “Saya ingin bekerja…setelah saya keluar dari sini saya ingin kerja..dan saya ingin membahagiakan orang tua saya, yang jelas kerja di luar Negeri cuma sementara ajah, lain yang dalam sama luar 11 Hasan, Fungsional Peksos, Wawancara Pribadi, di Ruang Kantor Peksos PSKW Mulya Jaya, Pasar Rebo, 19 Mei 2011. tuh lain..kan kalo yang diluar itu lain yang di dalam juga. nah saya mau liat tata caranya salon yang di luar dulu ntar saya baru buka usaha sendiri dirumah.” 12 Selain pernyataan di atas adapula pernyataan yang disampaikan oleh santiana yang juga merupakan klien korban trafficking mengenai rencana untuk bekerja di Luar Negeri tetapi ketika telah mempunyai keterampilan merias rambut yang lebih baik, pernyataan ini tertuang dalam wawancara di lapangan: “ya jujur yah kalo harapan saya memang dari hati kecil kan nggak bisa dibohongin kan gitu…kalo hati kecil tuh nggak bisa dibohongin, kalo harapan saya memang niatnya kerja salon, bukan buka salon bukan,,,kerjanya bukan di Negara sendiri, itu di Luar Negeri di Saudi..ada yang minta saya. Tapi yang jelas aku pingin tau pemberangkatan ke Saudi ini kerja di salon yang jelas, nah harus yang lengkap..artinya kita harus punya dokumen yang lengkap jadi kita tuh sampai sana kita bebas gak punya masalah gak tertekan.”. 13 Kesimpulan dari seluruh Pernyataan-pernyataan di atas dapat dilihat pada tabel dibawah ini. 12 Nuria Ismani, Kelayan Korban trafficking, Wawancara Pribadi, Rumah Perlindungan Sosial Wanita, 19 Mei 2011. 13 Santiana, Kelayan Korban trafficking, Wawancara Pribadi, Rumah Perlindungan Sosial Wanita, 19 Mei 2011. Tabel 1 Tolak Ukur Keberhasilan Program Bimbingan Ketererampilan No Tolak ukur Santiana Nuria Maswati Aulia 1 Menguasai Bidang Keterampi lan Ya Ya Ya Ya 2 Mengikuti Ujian Akhir Ya Ya Ya Ya 3 Memiliki Sertifikat sertifikasi Ya Ya Ya Ya 4 Kembali Bekerja Di Luar Negeri Ya Tidak Tidak Tidak 5 Bekerja atau Membuka Usaha Di Dalam Negeri Tidak Ya Ya - Dari penjelasan di atas terlihat bahwa beberapa siswa memiliki rencana untuk bekerja atau membuka usaha sendiri setelah menerima tambahan ilmu pengetahuan serta keterampilan dari panti. Ini membuktikan bahwa kriteria keberhasilan dari program adalah ketika mereka memiliki motivasi untuk bekerja dan berusaha sesuai dengan bidang keterampilan yang telah diikuti dan ketika mereka menuju kearah perubahan untuk hidup yang lebih baik.