program layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah serta harus menyelenggarakan program layanan bimbingan di sekolah, agar kegiatan
interakso belajar mengajarnya bersama para siswa menjadi lebih tepat dan produktif. Terdapat prinsip-prinsip konseling yang dapat digunakan untuk
mengembangkan program bimbingan dan penyuluhan di lembaga pendidikan sekolah, yakni :
1 Konseling penyuluhan merupakan bantuan yang diberikan secara sengaja;
2 Prosesnya dilaksanakan melalui hubungan antarpersonal; 3 Sasaran konseling adalah konseli atau klien yakni, mahasiswa
siswa agar dapat mengatasi hambatan yang dialami pada proses perkembangannya;
4 Tujuannya memberikan tuntunan agar konseli atau klien tadi mampu memilih dan menentukan cara-caranya sendiri untuk mengatasi
hambatannya.
i. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah.
Guru di sekolah disamping berperan sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing juga sebagai administrator. Dengan demikian, guru harus
mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah. Hal ini sebagai upaya pemuasan layanan terhadap para siswa.
Pada garis besarnya administrasi sekolah atau khusus administrasi kelas dapat dikatakan sebagai kegiatan catat mencatat dan lapor melapor secara
sistematis mengenai informasi tentang suatu sekolah kelas. Dengan demikian, ada dua pekerjaan pokok dalam administrasi sekolah, yakni
recording catat mencatat dan reporting lapor melapor . Ini semua harus dipahami oleh setiap guru, jadi guru menyelenggarakan kegiatan-kegiatan
berikut ini. 1. Kegiatan recording catat
–mencatat ; ini meliputi catatan-catatan mengenai siswa
2. Kegiatan reporting lapor melapor bagi guru ini meliputi laporan kepada kepala sekolah dan laporan kepada orang tua siswa.
j. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan
guna keperluan pengajaran Guru sebagai seorang pendidik dan pembimbing anak didik dalam
rangka pengabdiannya kepada masyarakat, nusa dan bangsa. Guru juga harus memahami hal-hal yang berkaitan dalam penelitian. Hal ini dalam rangka
menumbuhkan penalaran dan mengembangkan proses belajar mengajar. Setiap mata pelajaran diaharapkan dapat memancing baik siswa maupun guru untuk
terus dapat menjawab apa, mengapa dan bagaimana. Dengan demikian akan menambah wawasan bagi guru dalam upaya mengembangkan interaksi belajar
mengajar yang lebih dinamis. Selain itu hal penting lagi adalah guru juga harus dapat membaca dan
menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan. Dengan ini berarti guru akan mendapatkan masukan yang bisa diterapkan dalam proses belajar mengajar.
Dalam hubungannya
dengan pembentukan
tenaga profesional
kependidikan, kompetensi itu akan menunjuk kepada suatu perbuatan yang bersifat rasional dan memiliki spesifikasi tertentu di dalam pelaksanaan tugas
pendidikan. Guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar, pembimbing dan pengelola administrasi sekolah serta-serta komponen-
komponen yang lain yang termaksud dalam 10 kompetensi guru harus selalu ditandai dengan perbuatan yang rasional. Jadi, setiap perbuatan profesional itu
selalu dilakukan dengan penuh kesadaran tentang mengapa dan bagaimana perbuatan-perbuatan itu dilaksanakan. Dalam hubungan ini istilah kompetensi
digunakan dalam dua konteks yaitu sebagai indikator kemampuan yang menunjuk kepada perbuatan yang dapat diobservasi dan sebagai konsep yang
mencakup aspek-aspek
kognitif dan
afektif dengan
tahap-tahap pelaksanaannya. Oleh karena itu, kesiapan guru yang dimanifestasikan dalam
bentuk performance, sebenarnya bukan semata-mata penampilan lahiriah, tetapi juga menyangkut persoalan-persoalan sikap mental, sehingga
menunjukkan kepribadian guru itu sendiri, begitu juga penampilannya di depan kelas.
9
6. Upaya guru
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia upaya adalah usaha atau syarat untuk menyampaikan suatu maksud atau upaya juga diartikan sebagai usaha untuk
melakukan suatu hal atau kegiatan yang bertujuan.
10
Sedangkan dalam penelitian disini upaya yang dimaksud adalah upaya guru. Sehingga dapat disimpulkan upaya guru disini adalah usaha guru untuk
melakukan suatu hal atau kegiatan belajar mengajar yang mempunyai tujuan.
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi merupakan tolak ukur keberhasilan suatu lembaga pendidikan dalam proses belajar mengajar. Dengan prestasi yang dicapai anak didik, guru
dapat dengan mudah mengetahui secara jelas proses pembelajaran yang dilakukannya. Hal ini menunjukan betapa pentingnya sebuah evaluasi terhadap
anak didik sehingga proses belajar mengajar terkontrol secara maksimal.
Kata “ Prestasi” sendiri berasal dari bahasa Belanda yaitu “ Prestatie” , kata ini dalam bahasa Indonesia berarti “ Hasil Usaha”, dengan kata lain, prestasi
merupakan sebuah akhir dari proses pencapaian sebuah tujuan. Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah dala
m buku “ Strategi Belajar Mengajar” Prestasi adalah suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran
dinyatakan berhasil apabila tujuan instruksional khususnya akan dicapai. Dengan demikian prestasi merupakan hasil usaha yang telah dilakukan dan mencapai
sebuah tujuan yang diinginkan.
Dalam penyelenggaraan pendidikan di Sekolah, proses kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang paling penting mengingat berhasil atau
tidaknya berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada
9
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar , Jakarta : PT. Raja Grafindo persada, 2011 ,h. 163-181
10
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1988 , Cet. I, h. 995
proses pembelajaran yang dilalui siswa. Oleh karena itu, prestasi erat kaitannya dengan belajar sehingga belajar merupakan sebuah perubahan tingkah laku.
Menurut Arthur T. Jersild dalam bukunya Educational Psychologi berpendapat bahwa belajar adalah “ modification of behaviour throught
experience and training” artinya perubahan tingkah laku karena pengalaman dan
latihan.
11
Sedangkan menurut Chaplin belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat dan pengalaman. M. Ngalim Purwanto
dalam bukunya Psikologi Pendidikan mengemukakan bahwa belajar adalah “ tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai
aspek kepribadian, baik fisik, maupun psikis, sepert perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah atau berfikir, keterampilan, kebiasaan ataupun sikap.
Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh beberapa tokoh, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku
yang merupakan sebagai akibat dari pengalaman atau latihan.
Sedangkan pengertian prestasi belajar adalah : penguasaan pengetahuan ataupun keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya
ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Menurut Muhibbun Syah “ Prestasi Belajar merupakan hasil akhir yang dicapai oleh seorang siswa setelah ia melakukan kegiatan belajar tertentu atau
setelah ia menerima pelajaran dari seorang guru pada suatu saat. Senada dengan ungkapan diatas yang dikemukakan oleh Surtatinah Tirtonegoro bahwa prestasi
belajar adalah “ penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf maupun kalimat yang mencerminkan hasil yang
sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.
12
Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai individu dari aktualisasi potensi yang dimilikinya dalam
jangka waktu tertentu. Dalam pendidikan prestasi belajar ditambahkan dengan
11
Ahmad Thantowi, Psikologi Pendidikan, Bandung , PT. Remaja Rosdakarya, 1997 ,h. 98-99
12
Muhibib Syah, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru, Bandung : Rosdakarya, edisi revisi 2008 ,h.67
nilai yang berbentuk angka. Dengan demikian prestasi belajar yang sudah diperoleh erat hubungannya dengan cita-cita yang ditanamkan oleh guru kepada
anak didik. Hal ini mengandung pengertian bahwa prestasi belajar merupakan
manivestasi dari kemampuan seseorang dalam belajar.
2. Upaya yang dapat meningkatkan prestasi belajar
Upaya yang dapat meningkatkan prestasi belajar disini merupakan usaha yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di dalam
kelas. Usahanya antara lain : a. Metode pembelajaran yang variatif
Metode merupakan cara atau prosedur yang dipergunakan oleh fasilitator dalam interaksi belajar dengan memperhatikan keseluruhan
sistem untuk mencapai suatu tujuan.
13
Seorang guru sudah seharusnya mengetahui berbagai metode untuk proses belajar mengajar. Berbagai
metode pembelajaran yang digunakan oleh seorang guru berguna untuk mengatasi kejenuhan para siswa. Metode pembelajaran juga harus
disesuaikan dengan
konteks pembelajaran.
Jadi, tidak
hanya menyenangkan tetapi juga pengetahuan atau konteks pembelajaran harus
dipahami oleh siswa sebagai tujuan utama. Macam-macam metode pembelajaran :
1 Metode ceramah 2 Metode eksperimen
3 Metode demonstrasi 4 Metode tanya jawab
5 Metode penampilan 6 Metode Diskusi
7 Metode studi mandiri 8 Metode pembelajaran terprogram
9 Metode latihan bersama teman 10 Metode simulasi
11 Metode pemecahan masalah 12 Metode studi kasus
13 Metode Insiden
13
Sudiyono,dkk, Strategi Pembelajaran Partisipatori di Perguruan Tinggi, Malang : UIN Malang Press,2006 ,h.118
14 Metode praktikum 15 Metode proyek
16 Metode bermain peran 17 Metode seminar
18 Metode simposium 19 Metode tutorial
20 Metode deduktif 21 Metode induktif
Dari macam –macam metode diatas tersebut dipilih yang paling tepat
dan efisien dalam menggunakan metode pembelajaran di dalam bidang studi fiqih. Metode pembelajaran merupakan
b. Perlu adanya bimbingan belajar Seperti diketahui, belajar itu sangat komplek. Hasil belajar itu
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Perbedaan indvidual dalam diri siswa itu sesuatu yang wajar, ada yang mudah memahami pelajaran dan ada juga
yang lambat dalam memahami pelajaran. Walaupun demikian, kita sebagai guru tidak bisa hanya diam. Sukses itu harus dengan adanya usaha keras.
Sudah seharusnya sebagai guru membimbing siswa dalam memahami pelajaran dengan cara memberikan tambahan belajar pada materi-materi
yang sulit dipahami oleh siswa. Disamping memberikan tambahan belajar, guru juga harus memberikan petunjuk-petunjuk tentang cara-cara belajar.
Hasilnya akan lebih baik lagi, kalau cara-cara belajar dipraktekkan dalam tiap pelajaran yang diberikan.
c. Perlu adanya perencanaan sebelum memulai pelajaran Sebelum memulai pelajaran, guru sudah seharusnya merencanakan
pembelajaran sebelum memulai proses belajar mengajar. Sehingga guru bisa mengetahui apa yang harus dilakukam dan tidak harus dilakukan.
Guru bisa mengefisiensikan waktu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses belajar mengajar yang dilakukan dengan perencanaan akan
lebih mudah mencapai tujuan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran itu seperti
metode pembelajaran,alat
pembelajaran, strategi
dalam pembelajaran, pendekatan dalam pembelajaran, dsb. Strategi pembelajaran
misalnya guru dalam Guru dan siswa berinteraksi tidak harus selalu
terpusat akan tetapi komunikasi multi arah. Sehingga proses pembelajaran tidak jenuh dan membosankan. Banyak manfaat dengan adanya
perencanaan pembelajaran, diantaranya : 1 Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan
2 Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan
3 Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid
4 Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketetapan dan kelambatan kerja.
5 Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja. 6 Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya
14
. Dengan demikian perencanaan pembelajaran sangat penting dalam proses
pembelajaran. Perencanaan pembelajaran berkaitan dengan apa yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran, perencanaan mendahului pelaksanaan,
mengingat perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan kemana harus pergi dan mengidentifikasi persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling
efektif dan efisien.
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Pembelajaran yang dilakukan oleh setiap siswa berbeda-beda, karena melalui belajar memperoleh pengalaman dari situasi yang dihadapinya. Jadi,
belajar merupakan suatu proses yang didapat dari lingkungannya.
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah : a. Faktor Internal faktor dari dalam diri siswa , yakni keadaan atau kondisi
jasmani dan rohani siswa, meliputi dua aspek : 1 Aspek Fisiologis
Aspek fisiologis adalah kondisi umum jasmani dan tonus tegangan otot yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-
sendinya yang dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah dapat menurunkan
14
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Bandung ; PT Remaja Rosdakarya,2011 ,h. 23
kualitas kognitif, sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak membekas.
2 Aspek psikologis Faktor-faktor psikologis yang pada umumnya dipandang lebih esensial
adalah sebagai berikut : a Tingkat kecerdasan dan intelegensi siswa
Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan
lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi, intelegensi disini dapat diartikan tidak hanya persoalan otak saja melainkan juga kualitas
organ-organ tubuh lainnya. Tetapi, memag harus diakui bahwa peran otak dalam intelegensi manusia lebih menonjol daripada peran organ-
organ tubuh lainnya. Itu disebabkan karena otak merupakan “ menara pengontrol” hampir seluruh aktivitas manusia.
Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang
tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Walaupun begitu, siswa yang mempunyai
tingkat intelegensi yang tinggi belum pasti berhasil dalam berhasilnya. Hal ini disebabkan karena belajar adalah suatu proses yang kompleks
dengan banyak faktor yang mempengaruhinya, sedangkan intelegensi adalah salah satu faktor diantara faktor yang lain. Jika faktor yang lain
itu bersiafat menghambat berpengaruh negatif terhadap belajar, akhirnya siswa gagal dalam belajarnya. Siswa yang mempunyai
tingkat intelegensi yang normal dapat berhasil dengan baik dalam belajar, jika ia belajar dengan baik, artinya belajar dengan menerapkan
metode belajar yang efisien dan faktor-faktor yang mempengaruhi belajarnya memberi pengaruh positif, jika siswa memiliki intelegensi
yang rendah, ia perlu mendapat pendidikan di lembaga khusus.
15
15
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi, Jakarta : Rineka Cipta, 2010 ,h. 97-100
b Sikap manusia Sikap adalah gejala internal yang berdimensi efektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon responsetendency dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, barang dan
sebagainya, baik secara positif maupun negatif.
16
Sikap merupakan faktor psikologis yang akan mempengaruhi belajar. Dalam hal ini sikap yang menuunjang belajar seseorang
adalah sikap positif menerima terhadap bahan atau pelajaran yang akan dipelajari, terhadap guru yang mengajar dan terhadap lingkungan
tempat dimana ia belajar seperti : kondisi kelas, teman-temannya, sarana pengajaran dan sebagainya.
17
c Bakat siswa Secara umum, bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang mempunyai bakat dalam
arti berpotensi untuk mencapai prestasi sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi, secara global bakat hampir sama dengan
intelegensi. Itulah sebabnya seorang anak yang berintelegensi sangat cerdas superior atau cerdas luar biasa very superior disebut juga
gifted, yakni anak berbakat intelektual. d Minat siswa
Secara sederhana minat interest berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi
kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang tertentu. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran
yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia
tidak segan-segan untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasaan dari
16
Muhibin Syah, Op.cit ., h.135
17
Alisuf Sabri, op. cit., h. 84