ilmu pendidikan. Guru harus memiliki kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi personal, dan kemampuan sosial secara seimbang dan
terpadu.
3
2. Tugas – tugas guru
Dalam hal ini seorang guru mempunyai tugas-tugas sebagai seorang guru, sebab keberhasilan dari sebuah lembaga pendidik sekolah yang dapat
menghasilkan siswa-siswa berprestasi tidak terlepas dari seorang guru yang menjalankan tugasnya dengan baik dan profesional. Oleh karena itu tugas
pendidik adalah mengajar, membimbing, dan atau melatih peserta didik secara formal maupun non formal. Tugas pendidik dalam proses pembelajaran secara
berurutan adalah :
a. Menguasai materi pelajaran b. Menggunakan metode pembelajaran agar peserta didik mudah menerima
dan memahami pelajaran c. Melakukan evaluasi pendidikan yang dilakukan
d. Menindaklanjuti hasil evaluasinya.
4
Tugas seperti ini secara keilmuan mengharuskan pendidik menguasai ilmu- ilmu bantu yang dibutuhkan, seperti ilmu pendidikan, psikologi pendidikan
pembelajaran, media pembelajaran, evaluasi pendidikan dan lainnya. Disamping itu pula seorang guru dalam berprilaku dan tingkah laku harus dapat memberikan
suri tauladan yang baik, sebab seorang murid siswa akan mempraktekan apa yang dilakukan oleh gurunya. Oleh karena itu seorang guru harus dapat menjaga segala
perilaku dan tingkah lakunya. Guru juga sebagai inovator, sponsor, atau pencetus ide-ide pembaharuan bagi para peserta didiknya, sekaligus juga akan sebagai
evaluator yakni melakukan penilaian tentang kebutuhan siswa. Fungsi utama guru adalah sebagai pendidik dan pembimbing. Namun lebih luas lagi H. Ramayulis
dalam bukunya “ Ilmu Pendidikan Islam” menyatakan bahwa : keutamaan seorang
3
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Bandung : Rosdakarya, 2011 ,h. 15
4
Sardiman, Interaksi dan motivasi belajar mengajar, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002 ,h. 45
pendidik disebabkan oleh tugas mulia yang diembannya. Tugas yang diemban seorang pendidik hampir sama dengan tugas seorang rasul.
3. Peranan Guru
Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan.
Secara lebih terperinci tugas guru lebih terperinci tugas guru berpusat pada :
a. Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang
b. Memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai
c. Membantu perkembangan aspek – aspek pribadi seperti sikap, nilai- nilai,
dan penyesuaian diri. Demikianlah, dalam proses belajar mengajar guru tidak terbatas sebagai
penyampai ilmu pengetahuan akan tetapi lebih dari itu, ia bertanggung jawab akan keseluruhan perkembangan kepribadian siswa. Ia harus menciptakan proses
belajar yang sedemikian rupa sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar secara aktif dan dinamis dalam memenuhi kebutuhan dan menciptakan tujuan.
Disamping itu perkembangan ilmu dan teknologi serta perkembangan sosial- budaya yang berlangsung dengan cepat telah memberikan tantangan kepada setiap
individu. Setiap individu senantiasa ditantang untuk terus selalu belajar untuk dapat menyesuaikan diri sebaik-baiknya. Kesempatan belajar makin terbuka
melalui berbagai sumber dan media. Siswa siswa masa kini dapat belajar dari berbagai sumber dan media seperti surat kabar, radio, televisi, film dan
sebagainya. Ia pun dapat belajar dalam berbagai kesempatan dan kegiatan di luar sekolah. Guru hanya merupakan salah satu di antara berbagai sumber dan media
belajar. Maka dengan demikian peranan guru dalam belajar ini menjadi lebih luas dan lebih mengarah kepada peningkatan motivasi belajar siswa- siswa. Melalui
peranannya sebagai pengajar, guru diharapkan mampu mendorong untuk senantiasa belajar dalam berbagai kesempatan melalui berbagai sumber dan
media. Guru hendaknya mampu membantu setiap siswa untuk secara efektif dapat
mempergunakan berbagai kesempatan belajar dan berbagai sumber serta media pembelajaran. Hal ini berarti bahwa guru hendaknya dapat mengembangkan cara
dan kebiasaan sbelajar yang sebaik-baiknya. Selanjutnya sangat diharapkan guru dapat memberikan fasilitas yang memadai sehingga siswa dapat belajar secara
efektif. Dari uraian diatas, jelas bahwa peranan guru telah meningkat dari sebagai
pengajar menjadi sebagai direktur pengarah belajar. Sebagai direktur belajar, tugas dan tanggung jawab menjadi lebih meningkat yang ke dalamnya termasuk
fungsi- fungsi guru sebagai perencana pengajaran, pengelola pengajaran, penilai hasil belajar, sebagai motivator belajar, dan sebagai pembimbing.
Sebagai rencana pengajaran seorang guru diharapkan mampu untuk merencanakan kegiatan belajar mengajar secara efektif. Untuk itu, ia harus
memiliki pengetahuan yang cukup tentang prinsip-prinsip belajar sebagai dasar dalam merancang kegiatan belajar mengajar, seperti merumuskan tujuan, memilih
bahan, memilih metode, menetapkan evaluasi, dan sebagainya. Sebagai pengelola pengajaran, seorang guru harus mampu mengelola seluruh
proses kegiatan belajar mengajar dengan menciptakan kondisi-kondisi belajar sedemikian rupa sehingga setiap siswa dapat belajar secara efektif dan efisien.
Dalam fungsinya sebagai penilai hasil belajar, seorang guru hendaknya senantiasa secara terus menerus mengikuti hasil- hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa
dari waktu ke waktu. Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini akan merupakan umpan balik
terhadap proses kegiatan belajar mengajar, yang akan dijadikan sebagai titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar selanjutnya.
Dengan demikian proses belajar mengajar akan senantiasa ditingkatkan terus- menerus dalam mencapai hasil belajar yang optimal.Selanjutnya dalam
peranannya sebagai direktur belajar, hendaknya guru senantiasa berusaha untuk menimbulkan. Memelihara, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa motif berprestasi mempunyai korelasi positif dan cukup berarti terhadap pencapaian prestasi belajar. Hal ini berarti
bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar banyak ditentukan oleh tinggi rendahnya
motif berprestasi. Dalam hubungan ini guru mempunyai fungsi sebagai motivator dalam keseluruhan kegiatan belajar mengajar.
Sebagai direktur belajar, pendekatan yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar tidak hanya melalui pendekatan instruksional akan tetapi disertai dengan
pendekatan pribadi. Melalui pendekatan pribadi ini diharapkan guru dapat mengenal dan memahami siswa secara mendalam sehingga dapat membantu
dalam keseluruhan proses belajarnya. Dengan perkataan lain, sebagai direktur belajar guru sekaligus berperanan sebagai pembimbing dalam proses belajar
mengajar. Sebagai pembimbing dalam belajar, guru diharapkan mampu untuk : a. Mengenal dan memahami setiap siswa baik secara individu maupun
kelompok b. Memberikan penerangan kepada siswa mengenai hal
– hal yang diperlukan dalam proses belajar mengajar
c. Memberikan kesempatan yang memadai agar setiap siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan pribadinya
d. Membantu setiap siswa dalam mengatasi masalah-masalah pribadi yang dihadapinya
e. Menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukannya.
5
4. Ciri – ciri Guru Professional
Dalam dan proses pendidikan mana pun, guru tetap memegang peranan penting. Para siswa tidak memegang peranan penting. Para siswa tidak mungkin
belajar sendiri tanpa bimbingan guru yang mampu mengemban tugasnya dengan baik. kendatipun dewasa ini konsep CBSA telah banyak dilaksanakan dalam
proses belajar mengajar di sekolah, namun guru tetap menempati kedudukan tersendiri. Pada hakikatnya para siswa hanya mungkin belajar dengan baik jika
guru telah mempersiapkan lingkungan positif bagi mereka untuk belajar. Pelaksanaan kurikulum dalam sistem instruksional yang telah didesain
dengan sistematik membutuhkan tenaga guru yang profesional. Guru harus memenuhi persyaratan, profesinya dan berkemauan tinggi untuk mengembangkan
potensi siswa secara optimal. Kemampuan yang dituntut terhadap setiap guru adalah kemampuan-kemampuan yang sejalan dengan peranannya di sekolah.
5
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi, Jakarta : Rineka Cipta, 2010 ,h. 97-100