Hasil Penelitian terdiri dari gambaran umum sekolah SMP Islam
pembicaraan sehari-hari istilah tersebut mengikuti pola-pola tertentu yang terarah ditetapkan terlebih dahulu
5
.” Pengertian yang sama juga dikemukakan oleh Prof. Komarudin, yaitu
“suatu keadaan yang menunjukkan suatu yang ditertibkan dan teratur yang dihasilkan oleh orang-orang yang berada di bawah naungan sebuah organisasi
karena peraturan yang berlaku harus dihormati dan ditaati”.
6
Dalam Kamus Ilmiah Populer Istilah disiplin mengandung arti yaitu tata tertib, ketaatan kepada peraturan
7
. Sedangkan dalam Kamus Saku Bahasa Indonesia disiplin
mengandung arti latihan batin dan watak supaya menaati tata tertib; kepatuhan pada peraturan
8
. Adapun dalam Kamus Bahasa Arab-Indonesia, disiplin adalah
diambil dari kata
َّ ت –
ظا ت – ّتنإ
yang artinya menjadi tersusun, teratur, terangkum dan
ةايحلا ّن
yang artinya aturan hidup. Berasal dari kata
ّن
yang artinya pertaturan
9
. Dari pengertian-pengertian disiplin menurut etimolgi maka penulis
paparkan beberapa pengertian disiplin menurut terminolgisnya. Pengertian disiplin menurut beberapa pakar, yang dikutip dari website
tentang Hukuman Disiplin Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan PP No. 30 Tahun 1980
10
. Newstrom 1985: 87 menyatakan bahwa disiplin adalah
tindakan manajemen untuk menegakan standar organisasi, Mathis Jackson 2002: 314 berpendapat disiplin merupakan bentuk pelatihan
yang menegakan peraturan-peratauran perusahaan. Sedangkan Simamora 1999: 749 mengatakan disiplin adalah prosedur yang
5
Soejono Soekanto, Remaja dan Masalahnya, Jakarta: Balai Pustaka, 1990, Cet-ke-2., h. 79.
6
Komarudin, Ensiklopedia Manajemen, Jakarta, Bumi Aksara, Cet. ke-2., h.239.
7
Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: GITAMEDIA, 2006, Cet-ke 1, h. 92
8
Pius Abdilah dan Anwar Syarifuddin, Kamus Saku Bahasa Indonesia, Surabaya: ARKOLA, t.t, h. 89
9
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia Terlengkap, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997, h. 1435
10
httpwww.google,com. Pengertian Disiplin: Hukuman Disiplin Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan PP No. 30 Tahun 1980. Jakarta, 2010, h. 1
mengoreksi atau menghukum bawahan karena melanggar peraturan atau prosedur. Disiplin merupakan bentuk pengendalian diri karyawan
dan pelaksanan organisasi.
Disiplin adalah suatu proses yang dapat menumbuhkan perasaan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan tujuan organisasi
secara obyektif, melalui kepatuhannya menjalankan peraturan organisasi
11
. Tidak jauh berbeda dengan Amir Achin dalam membahas pengertian
disiplin dalam bukunya “Pengelolaan Kelas dan Interaksi Belajar Mengajar” dengan menyimpulkan disiplin sebagai pematuhan secara sadar adakan aturan
dengan ditetapkan”.
12
Pematuhan secara sadar mengandung pengertian menjunjung tinggi segala aturan yang berlaku baik di lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah ataupun di lingkungan masyarakat, hal ini disebabkan antara lain dikatakan oleh Agus Suwanto bahwa tiap keluarga sekecil apapun
keluarga, misalnya kelompok bermain selalu mempunyai peraturan-peraturan tertentu yang sedikit banyak berada antara satu dengan yang lainnya. Adanya
peraturan-peraturan itu tiada lain adalah untuk menjamin kehidupan yang tertib dan tentang hingga kelangsungan hidup sosial itu dapat dicapai.
13
Untuk menjaga dan memelihara peraturan-peraturan tersebut, maka diperlukan sikap disiplin dalam arti sikap disiplin maupun dalam lingkungan
masyarakat luas. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal merupakan wadah
yang potensi untuk menyambungkan sikap disiplin. Bila dihubung dengan sekolah
Soerganda berpendapat bahwa “disiplin di sekolah dapat diartikan sebagai pengawasan langsung terhadap tingkah laku bawahan pelajar
dengan menggunakan system hukuman atau hadiah”.
14
11
httpwww.google.com. Pengertian Disiplin; Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK. Jakarta, 2010, h. 1
12
Amir Achin, Pengelolaan Kelas dan Interaksi Belajar Mengajar, Ujung Pandang: IKIP Ujung Pandang Press, Cet-ke 2, hal 62
13
Agus Swasto, Psikologi Perkembangan, Bandung: Aksara Baru, ed. III, hal 118
14
Soergada Porba Kawatja dan H. A. H. Harahap, Enskologi Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung, 1981, Cet-ke 2, hal 81