commit to user
4. Teori Motivasi Menurut Gagne, siswa yang belajar harus diberi motivasi untuk belajar
dengan harapan, bahwa belajar akan memperoleh hadiah, misalnya, siswa- siswa dapat mengharapkan bahwa informasi akan memenuhi keingintahuan
mereka tentang suatu pokok bahasan, akan berguna bagi mereka, atau dapat menolong mereka untuk memperoleh angka yang lebih baik Ratna Wilis,
1989 Implementasi teori belajar motivasi terhadap variabel bebas model
pembelajaran Jigsaw dan Snowballing yaitu pada dasarnya didalam model pembelajaran Jigsaw dan Snowballing sudah ada, karena pada akhir kegiatan
pembelajaran Jigsaw dan Snowballing ada penghargaan kelompok yang bekerja dengan baik. Penghargaan ini akan memotivasi siswa. Sedangkan
implementasinya terhadap variabel moderator motivasi belajar dan kemampuan memori siswa yaitu motivasi belajar siswa kemungkinan akan meningkat bila
belajar akan memperoleh hadiah atau penghargaan. Hal ini dapat ditunjukkan bila kelompok siswa yang bekerja dengan baik, prestasinya tinggi maka akan diberi
semacam penghargaan, pujian, nilai plus atau hadiah. Tentunya hal semacam ini akan meningkatkan motivasi belajar siswa. Sedangkan implementasinya terhadap
kemampuan memori siswa tidak terlalu berpengaruh, karena sebelum pembelajaran, sedang pembelajaran, maupun sesudah pembelajaran, kemampuan
memori siswa tetap sama.
2. Pembelajaran Kooperatif
Menurut Wina Sanjaya 2007: 242 pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan tim kecil, yaitu
antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda heterogen. Sistem
commit to user
penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan reward, jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang
dipersyaratkan. Dengan demikian setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan yang positif.
Menurut Isjoni 2007: 16 cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar
mengajar yang berpusat pada siswa student centered, terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat
bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain. Model pembelajaran ini telah terbukti dapat dipergunakan dalam berbagai
mata pelajaran dan berbagai usia. Menurut Etin Solihatin 2007: 4 cooperatif learning mengandung
pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam
kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dan keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran kelompok yang akhir- akhir ini menjadi perhatian dan dianjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan.
Menurut Slavin dalam Wina Sanjaya 2007: 242 mengemukakan dua alasan, pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran
kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima
kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua,
commit to user
pembelajaran koooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan
ketrampilan. Menurut Matthew 2006, Cooperative learning principles stem from this
primarily psychological standpoint: Because all students are humans, teachers can use cooperative learning teaching methodologies to help
students satisfy the three needs of relatedness, competence, and autonomy in the classroom. Teachers who do so will be able to create a more
effective environment for learning and thus can help students reach their learning potential. Students who work together effectively will find that
they need each other to complete the assignments or tasks in class; however, if one or more members of the group does not do as much as
other members a common group phenomenon known as “social loafing” the group harmony may suffer a serious breakdown, inhibiting learning
and spreading dissent and negative feelings.
Makna yang terkandung dalam jurnal adalah pembelajaran kooperatif dapat membantu guru untuk menciptakan suasana pembelajaran yang efektif sehingga
siswa dapat mencapai potensi belajar mereka. Selain itu siswa dapat terpenuhi tiga kebutuhan pokok dalam kehidupannya yaitu kerja sama, memiliki keahlian, dan
kemandirian. Kelebihannya yaitu siswa yang bekerja secara efektif bisa menemukan yang mereka butuhkan satu sama lain untuk menyelesaikan tugas
mereka. Akan tetapi terdapat kelemahan yaitu jika satu atau lebih anggota didalam grupnya tidak ada yang mengerjakan tugas secara maksimal bisa menimbulkan
ketidakselarasan, ketidakmampuan belajar, dan perasaan negatif. Menurut Chris Gosling 2004, a cooperative or collaborative learning
environment is one where students learn by working together to understand concepts rather than passively absorbing information.
Conversely, a cooperative classroom is one where the instructor serves more as a facilitator of learning and students are active learners.
Collaborative environments create a more social learning experience and are therefore more attractive. Students typically form groups with their
friends. Possible arrangements of three students are: two males and a single female, two females and alone male, or homogenous groups.
commit to user
Makna yang terkandung dalam jurnal di atas adalah lingkungan pembelajaran kooperatif akan menciptakan pengalaman belajar sosial yang lebih
menarik. Dalam pembelajaran kooperatif guru hanya sebagai fasilitator, sedangkan siswa yang lebih aktif. Dalam pembelajaran kooperatif, guru dapat
membentuk kelompok dengan berbagai variasi susunan kelompok misalnya; satu kelompok terdiri dari tiga anggota yang susunannya dapat terdiri dari dua siswa
laki-laki, satu siswa perempuan. Bisa juga dua siswa perempuan dan satu siswa laki-laki.
3. Model Pembelajaran Jigsaw