Penerimaan Siswa Nyantrik Proses Pendidikan yang Berlangsung di Sanggar Bima

commit to user 65 dalam kesehariannya. Apabila ki dalang tengah diundang untuk pentas maka si murid ini dengan sendirinya harus mengikuti, termasuk menyiapkan segala ubo ra mpe pementasan serta keperluan ki dalang yang lainnya. Seseorang yang mempunyai semangat belajar yang kuat selalu ingin menambah pengetahuannya. Hal tersebut memungkinkan satu orang memiliki guru lebih dari satu dalang, artinya dia nyantrik pada beberapa dalang terkenal. Proses belajar nyantrik ini tidak terprogram dan tidak terstruktur dengan baik. Secara khusus transformasi pendidikan tidak pernah terjadi. Pertemuan khusus antar guru dan murid tidak ada. Kadangkala terjadi secara langsung di pentas. Terkadang jika sang guru ada waktu luang menyempatkan melihat siswanya berlatih. Konotasi nyantrik sebagaimana disebutkan di atas sebenarnya memiliki makna yang lebih luas karena bukan tidak mungkin si murid atau cantrik tersebut akan lebih lama mengabdikan dirinya kepada dalang yang bersangkutan. Sanggar Bima menerapkan sistem nyantrik ngenger kepada sang guru yang lama waktunya dua tahun atau setelah siswa tersebut sudah bisa mendalang. Namun, di luar waktu yang di tentukan oleh Ki Manteb, seorang cantrik mempunyai pilihan sendiri untuk lamanya waktu dia belajar dalam menguasai ilmu yang diberikan oleh sang guru. ” Waktu minimal dua tahun seorang yang belajar di sini mampu mayang, tapi bukan berarti menjadi dalang,” jelas Ki Manteb. wa wa nca ra ,352011.

2. Penerimaan Siswa Nyantrik

Dalam hal ini Sanggar Bima tidak membuka pendaftaran selayaknya sekolah formal. Cantrik baru yang ingin belajar di Sanggar Bima adalah orang yang benar-benar mempunyai keinginan untuk nyantrik yang biasanya berasal dari berbagai daerah. Kedatangan mereka kebanyakan disarankan oleh orang tuanya yang juga berprofesi sebagai dalang untuk mengabdi dan belajar pada Ki Manteb di Sanggar Bima. Mereka yang datang nyantrik, diantaranya sebagai berikut. commit to user 66 a. Dalang Cilik Dalang cilik di sini adalah anak-anak yang berkemauan menjadi seorang dalang yang telah mempunyai bakat mendalang sejak usia dini. Biasanya, anak ini adalah keturunan para dalang yang ingin mengembangkan ilmunya di sanggar yang dimiliki oleh Ki Manteb. b. Mahasiswa Ki Manteb juga sebagai dosen tamu di Institut Seni Indonesia Surakarta dalam jurusan pedalangan. Oleh karena itu, dia menyarankan kepada para mahasiswa yang diajarnya apabila belum paham atau belum menguasai materi yang diajarkan saat perkuliahan karena terbatasnya waktu, dipersilakan untuk belajar langsung kepada Ki Manteb di Sanggar Bima tantang ilmu pedalangan atau apapun yang ingin diketahui. c. Masyarakat pada umumnya yang ingin belajar seni Masyarakat di sini adalah orang-orang yang menggemari sosok Ki Manteb sebagai seorang dalang yang patut untuk menjadi panutan sehingga mereka datang ke sanggar untuk belajar ilmu seni dengan Ki Manteb. Siapapun yang ingin menjadi cantrik dalam sanggar Bima harus memenuhi segala persyaratan yang di tentukan, yaitu berupa: 1 fotokopi KTP, 2 Fotokopi KK, 3 SKCK, 4 Surat keterangan orang tua 5 surat keterangan kelurahan, dan 6 surat keterangan dinas pariwisata setempat. Segala kelengkapan administrasi di atas dimaksudkan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak di inginkan terjadi. Pada awalnya Sanggar Bima bebas untuk siapapun yang ingin nyantrik tanpa persyaratan apapun, tetapi kebebasan itu menimbulkan kejadian yang tidak diinginkan, seperti pengalaman yang pernah dialami oleh sanggar pada tahun 90-an. Saat itu ada seorang yang datang dari Blora untuk nyantrik dan langsung diterima, tetapi belakangan hari diketahui bahwa anak tersebut adalah pencuri kayu yang lari commit to user 67 dari desanya. Setelah peristiwa tersebut maka ditetapkan segala persyaratan untuk murid yang ingin nyantrik di Sanggar Bima wa wa nca ra Bp.Satino,1052011.

3. Alasan Memilih Nyantrik di Sanggar Bima