commit to user 37
tinjauan historis yang mengungkap dari segi sejarah perkembangan pertunjukan wayang kulit yang terdapat di Jawa.
Penelitian yang lain adalah nilai pendidikan budi dalam seni pewayangan oleh Purwadi dalam jurnal Kejawen Vol.1 yang mengungkap tentang kesatuan
antara wayang dan manusia jawa. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa wayang merupakan identitas manusia jawa yang syarat akan nilai pendidikan yang
menggambarkan budi pekerti luhur yang harus dipelajari. selain itu ada penelitian yang masih berkaitan dengan nilai dalam pertunjukan wayang, yaitu penelitian
Supriyatmono dalam jurnal Haluan Sastra Budaya 2009 dengan judul, Sistem nilai kultural budaya wayang kulit bagi masyarakat jawa. Penelitian ini memaparkan
akan keagungan nilai cultural yang memberikan kemanfaatan bagi masyarakat jawa.
c. Kerangka Berfikir
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang mempunyai ragam seni budaya yang berkembang di dalam masyarakatnya. Banyaknya jenis ragam seni budaya
yang ada dan berkembang dalam masyarakat menggambarkan kekayaan ragam seni budaya Indonesia. Ragam seni budaya tersebut meliputi kebudayaan asli
Indonesia yang tersebar di daerah-daerah seluruh wilayah Indonesia dan masih
bersifat tradisional.
Menurut Koentjaraningrat 1990:204 ada tujuh unsur kebudayan, salah satu dari ketujuh unsur tersebut adalah kesenian. Kesenian merupakan sesuatu
yang membangkitkan perasaan yang menyenangkan. Kesenian juga merupakan ekpresi atau ungkapan perasaan manusia yang pada realisasinya berbentuk gerak-
gerik, nada, atau dalam kombinasi keduanya. Kesenian memiliki banyak sekali corak atau ragam, tetapi secara garis besar kesenian digolongkan ke dalam seni
rupa atau kesenian yang dapat dinikmati dengan mata dan kesenian yang dapat dinikmati dengan telinga. Namun, di luar kedua kelompok tersebut ada kesenian
yang bisa dinikmati oleh mata maupun telinga, seperti halnya wayang kulit.
Wayang kulit merupakan kesenian tradisional masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Jawa. Begitu besar peran wayang di dalam kehidupan
orang Jawa maka bisa dikatakan bahwa wayang merupakan identitas utama
commit to user 38
manusia Jawa. Orang Jawa mengidentifikasikan diri dengan tokoh-tokoh dari pihak Pandhawa sebagai lambang kebaikan yang selalu bertentangan dengan
Kurawa sebagai lambang kemungkaran. Wayang bagi orang Jawa merupakan warisan budaya yang mempunyai ciri tersendiri dan daya pesona yang langsung
memikat hati masyarakat dari berbagai tingkatan sosial. Wayang penuh dengan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya,
yang dapat menjadi pedoman hidup bagi masyarakat Jawa. Perjalanan hidup dengan liku-likunya tergambar jelas secara singkat pada pertunjukan wayang kulit
yang digelar semalam suntuk. Mudahnya kebudayaan asing yang merambah jagat Nusantara sebagai bentuk pengglobalan dunia telah membawa kebudayaan asing
leluasa melenggang masuk hingga membawa pola pikir generasi muda kita serba ke Barat-baratan. Dampaknya akan terasa dengan stigma mereka yang terbangun
dengan pandangan yang acuh atau tidak peduli terhadap kebudayaan tradisional, termasuk seni tradisional pertunjukan wayang kulit yang dianggap kuno. Tanpa
memedulikan nilai-nilai keutamaan yang terkandung di dalam seni pertunjukan wayang kulit, masyarakat mulai meninggalkanya terlebih para generasi muda.
Wayang kulit seakan hanya menjadi hiburan para oang-orang tua, sebagian besar masyarakat di Indonesia khususnya jawa sebagai pemilik kesenian tradisional ini
mulai tidak paham bahkan rasa memilikinya semakin hilang.
Sebagai langkah pengembangan dan pelestarian seni budaya, khususnya seni tradisional wayang kulit dimulai dengan munculnya kesadaran bahwa
kebudayaan adalah milik bangsa dan pantas untuk dibanggakan. Para seniman wayang yang dipelopori oleh para dalang mempunyai ide untuk memberikan dan
mewariskan ilmunya kepada siapapun yang ingin belajar dengan tujuan agar ilmu pedalangan tidak semakin pudar dan luntur oleh jaman yang semakin modern.
Sebagai bentuk langkah nyata, beberapa dalang mendirikan sanggar seni yang untuk menampung siswa
cantrik
dalam belajar kesenian. Diantaranya adalah Padepokan Sanggar Bima yang didirikan oleh salah satu dalang kondang Jawa
Tengah, yaitu Ki Mantep Sudarsono. Padepokan Sanggar Bima yang terletak di daerah perumahan Permata Buana Colomadu Karanganyar ini didirikan untuk
memberikan pembelajaran seni, khususnya seni pakeliran atau wayang kulit.
commit to user 39
Selain itu di dalam sanggar ini menjadi tempat berlatih para niyogo yang mengiringi setiap pementasan Ki Manteb.
Harapan besar tertanam dalam setiap tempaan ilmu yang diberikan kepada para murid dan para generasi muda bangsa untuk selalu melestarikan
kesenian tradisional wayang kulit. Kenyataan di atas menjadi dasar untuk Ki Manteb Sudarsono dengan Sanggar Bimanya berupaya mewariskan nilai luhur
kebudayaan Jawa yang termuat dalam pertunjukan wayang kulit kepada generasi penerus bangsa. Selain pendidikan kesenian yang diberikan terhadap para siswa,
Sanggar Bima juga menggelar pertunjukan wayang kulit rutin setiap Selasa Legi malam yang mengundang segenap dalang untuk acara sarasehan membicarakan
tentang pasang surut jagat pakeliran. Kegiatan kegiatan tersebut sebagai upaya menjaga eksistensi wayang kulit sehingga dapat menjadi hiburan yang sarat nilai,
digemari masyarakat Jawa pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Bagan 2. Kerangka Berfikir
Seni Budaya
Modern Tradisional
Sanggar Bima
Mengembangkan Melestarikan
Wayang Kulit Nilai-nilai Luhur
-filosofi -kearifan lokal
-simbol2 - Edukatif
Sistem Nyantrik
commit to user 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di dua tempat Sanggar Bima, yaitu Perum Permata Buana Blok E.1-3 Tohudan, Colomadu, Karanganyar, Surakarta untuk menemui