Alasan Memilih Nyantrik di Sanggar Bima

commit to user 67 dari desanya. Setelah peristiwa tersebut maka ditetapkan segala persyaratan untuk murid yang ingin nyantrik di Sanggar Bima wa wa nca ra Bp.Satino,1052011.

3. Alasan Memilih Nyantrik di Sanggar Bima

Setiap siswa yang datang nyantrik di Sanggar Bima punya alasan tersendiri mengingat banyaknya sekolah pedalangan pada zaman sekarang, baik yang bersifat formal maupun informal. Banyak sekolah resmi yang kurikulumnya terstruktur secara jelas dari tingkat menengah hingga perguruan tinggi, tetapi ada suatu dorongan tersendiri yang membuat para siswa memilih nyantrik pada Ki Manteb di Sanggar Bima, antara lain sebagai berikut. a. Kekaguman terhadap Sosok Ki Manteb Sudarsono Ki Manteb merupakan jajaran dalang senior, dalang kawakan yang banyak pengalaman berharga sehingga mampu menjadi wejangan yang berarti bagi siapapun. Selain itu, Ki Manteb merupakan sosok dalang yang mempunyai banyak kelebihan dan dikenal masyarakat sebagai dalang unik dengan segala sebutannya sebagai lambang kelebihannya, di antaranya: 1 Dalang Setan Pertama kali memperoleh predikat sebagai dalang setan sebenarnya Ki Manteb merasa risih sebab Ki Manteb khawatir dirinya dianggap menjadi dalang hebat karena kekuatan setan. Terhadap prasangka tersebut Ki Manteb menjawab dengan tegas kepada para penggemarnya bahwa ia menjadi dalang sukses bukan karena bantuan jin maupun setan melainkan dengan kerja keras semenjak dia masih kecil. Semenjak balita ia sudah akrab dengan wayang karena bapaknya adalah seorang dalang.Sebutan yang dihadiahkan kepada Ki Manteb membuat namanya melambung tinggi. Ki Manteb menjadi dalang yang dibicarakan di mana-mana. Tak hanya di media cetak, seperti koran maupun majalah, tetapi juga dilirik oleh media elektronik sehingga masyarakat Indonesia mengenalnya. commit to user 68 Panggilan da la ng seta n yang diberikan kepada Ki Manteb sebenarnya tidak secara kebetulan. Itu semua didasarkan pada keahlian Ki Manteb dalam memainkan wayang yang begitu cepat dengan gerakan yang nampak hidup sesuai dengan karakter wayang yang dimainkan. Tanpa banyak komentar, Ki Manteb mampu memainkan wayang yang sedang marah, sedih, gembira, mengantuk hingga wayang kentut melalui gerak. 2 Dalang Gepuk Pada saat mementaskan wayang kulit Ki Mantep suka membanting wayang dengan tekanan sedemikian rupa ketika adegan perang. Selain itu, Ki Manteb juga dijuluki sebagai da la ng edan . Julukan da la ng edan bagi Ki Manteb lebih ditekankan oleh kekaguman penonton dalam menilai kreativitasnya di berbagai seni. Misalnya ia dikenal berani menggabungkan musik pentatonik dan diatonik. Di tangan Ki Manteb, campuran musik tersebut dapat dijalin dengan mulus untuk menggiring pentasnya. 3 Dalang ‘Oye” Sosok Ki Manteb yang menjadi ikon bintang iklan Oska don yang sering muncul menghias layar televise, menjadikanya sosok dalang yang dikenal keseluruh pelosok. Semakin banyak yang mengenalnya semakin banyak pula yang menggemarinya dan ingin belajar bersama beliau. b. Gebrakan Ki Manteb yang paling mendasar adalah keberaniannya mencipta sanggit-sanggit baru dengan merevisi karakter beberapa tokoh wayang. Upaya tersebut dinilai sebagai suatu keberanian mengingat banyak dalang yang menganggap tabu merubah karakter tokoh wayang yang sudah mapan ratusan musim silam. Ki Manteb menampilkan dua sisi baik buruk yang dimiliki oleh setiap tokoh wayang dengan perimbangan bahwa setiap manusia memiliki sisi baik dan buruk. Hal tersebut dirasionalisasikan dalam setiap tokoh-tokoh wayang yang dilakonkannya. Penjelajahan Ki Manteb tidak hanya sebatas elementer saja, tetapi juga menyusup hingga dasar filosofis pewayangan dalam commit to user 69 pementasan wayang kulit. Ini adalah salah satu alasan yang menyebabkan Ki Manteb diberi nilai lebih oleh para penonton dan penggemarnya sebagai pembaharu pakeliran wayang kulit. c. Sanggar Bima Terbuka untuk Siapapun Keterbukaan Sanggar Bima bagi siapapun yang ingin belajar kesenian menjadi sebuah pilihan para siswa untuk memilih nyantrik di Padepokan Ki Manteb tersebut. wa wa nca ra Sugiha rto,1152011.

4. Biaya Pendidikan