commit to user 63
tetangga.
Weweh
memberi sesuatu kepada orang lain merupakan bagian  yang  tidak  terpisahkan  dalam
lela ku
sebagai  insan  yang mengemban  amanat  Tuhan.  Ki  Manteb  akan  sangat  sedih  jika
dalam  hajatan
Sela sa   Legen
banyak  para  tetangga  yang  tidak datang,
d. bentuk  upaya  pelestarian  wayang  kulit.  Di  dalam  pentas  tersebut
didatangkan  dalang  dari  luar  atau  siapapun  dalang  yang    ingin menyuguhkan  keterampilannya  dalam
ma ya ng
.  Juga  tidak  jarang para cantrik sendiri yang mendalang.
Pentas  wayang  dan
lek-leka n
itu  memperoleh  tanggapan  positif  dari dalang-dalang  lain  karena  di  sana  mereka  dapat  saling  berinteraksi  dengan
sesama dalang. Selain  itu, seniman lain dapat berkumpul dan saling bertukar pengalaman.  Dalang  tua,  dalang  muda,  dan  dalang  yang  sudah  matang
memperoleh manfaat setiap acara
Sela sa  Legen
ini
. wa wa nca ra  Bp. Satino,1152011.
3. Pendidikan Pedalangan nyantrik dalang
Nyantrik  di  sini  adalah
nga wulo
dengan  sang  dalang  Ki  Manteb untuk belajar mendalang seperti gurunya.
4. Kerajinan Wayang
Kerajinan  wayang  merupakan  kerajinan  tangan  pembuatan  wayang kulit yang diasuh oleh langsung menantu Ki Manteb, yaitu Bapak Satino..
D. Proses Pendidikan yang Berlangsung di Sanggar Bima
1. Sistem Pembelajaran
Sanggar  Bima merupakan sebuah sanggar tempat belajar siapapun tanpa mengenal  waktu  dan  usia  yang  ingin  belajar  seni,  sifatnya  tidak  formal
tradisional.  Secara  gampang,  jenis  pendidikan  ini  adalah  proses  pembelajaran yang  dilakukan  oleh  perseorangan,  terutama  dalam  rangka  pembelajaran  seni
pedalangan.  Disadari  atau  tidak,  proses  ini  benar-benar  terjadi  dalam  kehidupan pewarisan  dan  transformasi  pengetahuan  yang  terbingkai  dalam  kesederhanaan
commit to user 64
dan  tradisional,  yaitu  dilihat  dari  cara-cara  memperoleh  pengetahuan  dan  proses belajarnya.
Seni yang dipelajari di Sanggar Bima antara lain, yaitu: a.
seni pedalangan, b.
seni kerawitan, c.
seni tari, d.
seni peran ketoprak, dan e.
kerajinan wayang Sistem  pendidikan  dalam  sanggar  ini  dibedakan  menjadi  dua,  yaitu
sistem nyantrik dan sistem belajar temporer.
a . Sistem Bela ja r
Sistem belajar temporer di sini maksudnya ialah siapapun yang ingin belajar  seni  di  persilakan  untuk  ikut  latihan  atau  belajar  bersama  di  sanggar
tanpa  harus  nyantrik.  Sanggar  Bima  memfasilitasi  sarana  latihan.  Misalnya, ibu-ibu  PKK  dan  komunitas  seni  daerah sekitar  yang  ingin  belajar  kerawitan
diizinkan untuk belajar di Sanggar Bima sesuai kesepakatan hari. Dalang yang sekadar  ingin  diskusi  dengan  Ki  Manteb  juga  diterima  secara  terbuka.  Ki
Manteb  memosisikan  diri  sebagai  motivator  untuk  memberikan  dorongan kepada dalang yang bertanya akan sesuatu kepadanya untuk senantiasa maju.
Model  seperti  ini  diklasifikasikan  ke  dalam  model  belajar  bersama  yang sifatnya temporer atau kapanpun dan tidak perlu nyantrik.
wa wa nca ra  Ki Manteb,352011. b.
Sistem Nyantrik
Merupakan  pendidikan  informal  atau  bersifat  tradisional.  Perlu diketahui    bahwa  pendidikan  ini  bermula  dari  kesadaran  seseorang  untuk
belajar.  Dalam  hal  ini  adalah  belajar  mendalang  ,  salah  satunya  dengan  cara menyatu  dengan  dalang  yang  dipandang  mampu  menjadi  gurunya.  Biasanya
dalang tidak tega memungut biaya dari para cantriknya. Untuk mengganti hal itu, biasanya diganti dengan
mba tih
ikut di rumah dalang yang bersangkutan. Makan,  minum,  tempat  tinggal  menjadi  tanggungan  ki  dalang.  Sebagai
imbalan  atas  semua  itu,  si  murid  membantu  seluruh pekerjaan  rumah  tangga
commit to user 65
dalam  kesehariannya.  Apabila  ki  dalang  tengah  diundang untuk  pentas  maka si murid ini dengan sendirinya harus mengikuti, termasuk menyiapkan segala
ubo ra mpe
pementasan serta keperluan ki dalang yang lainnya. Seseorang  yang  mempunyai  semangat  belajar  yang  kuat  selalu  ingin
menambah pengetahuannya. Hal tersebut memungkinkan satu orang memiliki guru  lebih  dari  satu  dalang,  artinya  dia  nyantrik  pada  beberapa  dalang
terkenal.  Proses  belajar  nyantrik  ini  tidak  terprogram  dan  tidak  terstruktur dengan  baik.  Secara  khusus  transformasi  pendidikan  tidak  pernah  terjadi.
Pertemuan khusus antar guru dan murid tidak ada. Kadangkala terjadi secara langsung di pentas. Terkadang jika sang guru ada waktu luang menyempatkan
melihat siswanya berlatih. Konotasi  nyantrik  sebagaimana  disebutkan  di  atas  sebenarnya
memiliki  makna  yang  lebih  luas  karena  bukan  tidak  mungkin  si  murid  atau cantrik  tersebut  akan  lebih  lama  mengabdikan  dirinya  kepada  dalang  yang
bersangkutan.  Sanggar  Bima  menerapkan  sistem  nyantrik
ngenger
kepada sang  guru  yang  lama  waktunya  dua  tahun  atau  setelah  siswa  tersebut  sudah
bisa  mendalang.  Namun,  di  luar  waktu  yang  di  tentukan  oleh  Ki  Manteb, seorang  cantrik  mempunyai  pilihan  sendiri  untuk  lamanya  waktu  dia  belajar
dalam  menguasai  ilmu  yang diberikan  oleh  sang  guru.  ”  Waktu  minimal  dua tahun seorang yang belajar di sini mampu mayang, tapi bukan berarti menjadi
dalang,” jelas Ki Manteb.
wa wa nca ra ,352011.
2. Penerimaan Siswa Nyantrik