maka aliran itu akan tertahan di adjusting cone. Worm screw berada di dalam press cage yang memiliki 32000 lubang
⊘ = 4 mm di seluruh dinding agar minyak dapat keluar dan melalui oil outlet akan dialirkan ke oil gutter. Dan celah
yang terbentuk antara adjusting cone dan press cage adalah 6 mm. Ukuran ini didapat pada saat mesin tidak sedang beroperasi.
2.5.5. Pengolahan Biji Kernel Plant
Pengolahan biji bertujuan untuk memperoleh inti sawit yang sesuai dengan standar mutu produk yang ditetapkan. Pengolahan biji terdiri dari beberapa proses
sebagai berikut: 1. Penguraian cake
Penguraian cake bertujuan untuk memudahkan pemisahan biji dari serat. Penguraian cake dilakukan dengan menggunakan cake breaker conveyor. Cara
kerja cake breaker conveyor adalah mengurai cake dengan cara berputar sambil mendorong cake untuk dipisahkan antara biji dan serabut di
depericarper. Cake breaker conveyor terdiri dari talang yang berisi pedal- pedal yang melekat pada poros. Di dalam talang dilakukan pemanasan dengan
injeksi uap sehingga cake akan menjadi kering dan mudah terurai. 2. Pemisahan biji dari serat dan kotoran
Pemisahan biji dari serat dilakukan dengan menggunakan depericarper. depericarper berfungsi untuk memisahkan biji dari serat. Depericarper terdiri
kolom pemisah separating coloumn dan nut polishing drum. Cake yang telah terurai masuk kedalam separating coloumn. Pemisahan yang terjadi di
Universitas Sumatera Utara
separating coloumn dikarenakan oleh daya hisapan blower. Biji yang berat jenisnya lebih besar jatuh ke dalam nut polishing drum, sedangkan serat
kering terhisap ke dalam fibre cyclone kemudian jatuh ke fuel conveyor melalui air lock. Pemisahan biji dari gumpalan serat dan kotoran dilakukan
menggunakan nut polishing drum. Biji akan terpisah karena putaran polishing drum dengan kecepatan 32 rpm yang memliki striper dan lubang diseluruh
dinding. Sehingga selama biji melewati polishing drum, gumpalan serat dan kotoran akan terpisah dan biji akan jatuh ke nut botom cross conveyor.
Pemisahan biji kosong dari gumpalan serat dan kotoran seperti batu atau kayu dilakukan dengan menggunakan destoner system. Destoner system terdiri dari
kolom pemisah separating coloumn dan shell cyclone. Pemisahan yang terjadi di separating coloumn dikarenakan perbedaan berat jenis dan daya
hisapan blower. Batu akan jatuh ke tempat penampungan, gumpalan serat akan jatuh ke cake breaker conveyor dan biji kosong akan masuk ke shell
hopper melalui air lock. 3. Pengeraman biji
Biji dari nut botom cross conveyor diangkut ke top wet nut conveyor dengan menggunakan nut elevator. Proses penyebaran biji-biji yang masuk ke nut silo
dilakukan menggunakan top wet nut conveyor. Lalu dilakukan proese pengeraman biji di nut silo. Pengeraman bertujuan untuk mengurangi kadar air
agar inti sawit mudah terlepas dari cangkangnya. Prinsip kerja nut silo adalah menggunakan udara panas dialirkan melalui elemen panas untuk mengurangi
kadar air. Pengeraman dilakukan hingga kadar air dalam biji ± 9. nut silo
Universitas Sumatera Utara
dilengkapi dengan fibrating feeders, kegunaannya adalah untuk mengatur biji yang akan masuk ke pemecah biji ripple mill.
4. Pemecahan biji Pemecahan biji dilakukan dengan menggunakan ripple mill. Pemecahan biji
bertujuan untuk memisahkan inti sawit dari cangkang. Ripple mill terdiri dari rotaring rotor dan stationary plate ripple pad. Rotating rotor berfungsi
sebagai alat pemecah, sedangkan stationary plate berfungsi sebagai landasan biji. Rotating rotor terdiri dari 30 batang rotor riplle bar yang terbuat dari
high carbon steel. Dimana, 15 batang dipasang di bagian dalam dan 15 batang lagi di bagian luar. Stationary plate ripple pad merupakan plate bergerigi
tajam dan terbuat dari high carbon steel. 5. Pemisahan inti sawit dari biji pecah, cangkang pecah dan kotoran
Pemisahan inti sawit dari cangkang dilakukan dengan menggunakan Light Tenera Dust Separating LTDS. Inti sawit dan cangkang dari ripple mill
diangkut dengan cracked mixture elevator ke LTDS. Di LTDS inti sawit, cangkang ringan dan kotoran seperti debu dipisahkan berdasarkan berat jenis
dengan menggunakan daya hembusan LTDS fan. Di mana pecahan cangkang ringan dan kotoran ringan akan terdorong masuk ke dalam shell hopper dan
inti sawit akan jatuh ke vibrating grade melalui air lock. Di vibrating grade dilakukan pemisahan inti sawit dari biji pecah berdasarkan besar partikel
dengan menggunakan getaran. Dimana biji pecah akan tertahan dan jatuh ke nut botom cross conveyor. Sedangkan inti sawit dan cangkang pecah lolos dan
jatuh ke claybath melalui talang.
Universitas Sumatera Utara
6. Pemisahan inti sawit dari cangkang pecah Pemisahan inti sawit dari pecahan cangkang dilakukan dengan menggunakan
claybath. Prinsip kerja Claybath adalah menggunakan kalsium karbonat CaCO3 dan pelarut air untuk memisahkan inti sawit dari pecahan cangkang
berdasarkan perbedaan berat jenis. Campuran kalsium karbonat memiliki berat jenis 1,13-1,15. Karena berat jenis inti sawit lebih kecil dibandingkan
campuran kalsium karbonat dan berat jenis cangkang pecah lebih besar dari campuran kalsium karbonat, maka inti sawit akan terapung dan masuk ke
vibrating screen kernel. Sedangkan cangkang pecah akan tenggelam dan masuk ke vibrating screen shell. Inti sawit akan dibawa ke kernel silo melalui
wet kernel conveyor lalu wet kernel elevator dan top wet kernel conveyor. menuju kernel silo. Sedangkan cangkang pecah akan dibawa ke shell hopper
menggunakan wet shell conveyor. 7. Pengeringan Kernel
Pengeringan inti sawit dilakukan di kernel silo. Prinsip kerja kernel silo adalah menghembuskan udara panas ke dalam silo dengan menggunakan fan.
Temperatur udara yang dihembuskan ke bagian atas, tengah dan bawah silo berbeda-beda. Untuk masing-masing bagian secara berurutan yaitu: 60-700C,
50-600C, dan 40-500C. Pengeringan selama ±7 jam dengan pemberian panas yang kontinu diharapkan akan mengurangi kadar air hingga 6-7. Kemudian
inti sawit dihembuskan ke kernel bunker dengan menggunakan pneumatic transport untuk disimpan sebelum dilakukan pengiriman ke PK Plant.
Universitas Sumatera Utara
2.5.6. Pemurnian Minyak Clarification