Latar Belakang Permasalahan Penerapan Metode Reliability Engineering dan Maintenance Value Stream Mapping (MVSM) dalam Perencanaan dan Perhitungan Biaya Perawatan Mesin di PT. Multimas Nabati Asahan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

1 Pemeliharaan atau maintenance adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima. Secara umum jenis perawatan terbagi atas dua yaitu preventive maintenance dan corrective maintenance. Preventive maintenance adalah perawatan yang dilakukan sebelum kegagalan kerusakan terjadi sedangkan corrective maintenance dilakukan setelah terjadinya kegagalankerusakan pada sebuah sistem. Dampak yang terjadi akibat ketidakteraturan terhadap perawatan mesinperalatan diantaranya tidak tercapainya target produksi, kehilangan waktu proses produksi, biaya perbaikan yang lebih tinggi dan biaya lembur akibat kehilangan waktu produksi. Hal tersebut diatas juga terjadi di PT. Multimas Nabati Asahan Departemen Pengolahan Kelapa Sawit PKS. Perusahaan telah menerapkan sistem perawatan mesin dengan menjalankan preventive maintenance dan correcctive maintenance untuk mendukung kelancaran proses produksi. Penerapan sistem perawatan dengan preventive maintenance yang dilakukan di PKS adalah melakukan perawatan secara berkala seperti pelumasan mesin-mesin, pengencangan baut-baut mesin dan pembersihan bagian dalam mesin. Penerapan sistem perawatan secara corrective maintenance dilakukan setelah terjadi 1 A.S.Corder. Teknik Managemen Pemeliharaan. Jakarta. Erlangga. 1997.h. 1-7. Universitas Sumatera Utara kerusakan pada mesin yaitu melakukan perbaikan maupun penggantian komponen mesin yang rusak. Penggantian komponen pada mesin yang bersifat corrective ini mengakibatkan mesin berhenti beroperasi pada saat proses produksi sedang berlangsung. Hal ini akan mengakibatkan kerugian pada perusahaan akibat kerusakan yang terjadi tidak pada waktunya dan peluang keuntungan yang hilang. Besar kerugian yang terjadi di perusahaan akibat penggantian komponen secara corrective maintenance ini dapat dilihat pada Tabel 1.1. Komponen mesin ini merupakan komponen mesin Screw Press dengan frekuensi kerusakan terbesar selama periode 2013 – 2014. Mesin Screw Press juga merupakan mesin dengan frekuensi kerusakan terbesar pada periode tersebut. Tabel 1.1. Kerugian Kehilangan Produksi TBS akibat Penggantian Komponen secara Corrective Maintenance Komponen Mesin Waktu Penggantian Komponen Jam Kapasitas Produksi TBS Mesin TonJam TBS tidak Diolah Ton Rata-rata Total TBS Masuk TonHari Left and Right Handed Worm PN 13 17 15 255 1237,53 Bushing 15 15 225 1237,53 Rebuild Worm 15 15 225 1237,53 Press Cylynder 18 15 270 1237,53 Bearing SKF 29326 16 15 240 1237,53 S umber : PT. Multimas Nabati Asahan Dari Tabel 1.1. diatas dapat diketahui bahwa karena terjadi kerusakan mesin pada komponen Left and Right Handed Worm PN 13 yang membutuhkan rata-rata waktu penggantian selama 17 jam, menyebabkan mesin berhenti dan kesempatan produksi olah TBS hilang sebesar 255 Ton. Hal ini menyebabkan Universitas Sumatera Utara target produksi olah TBS sebesar 1237,53 Ton tidak tercapai karena 255 Ton TBS tidak sempat diolah pada jam kerja standar. Penggantian komponen mesin secara corrective ini juga mengakibatkan kerugian pada biaya perawatan mesin karena keuntungan yang hilang akibat mesin tidak beroperasi dari waktu kerusakan hingga dapat dioperasikan kembali dan biaya operator untuk melakukan penggantian. Kerugian biaya perawatan secara corrective maintenance pada mesin screw press ini dapat dilihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2. Biaya Perawatan secara Corrective Maintenance Komponen Mesin Waktu Penggantian Komponen jam Biaya Tenaga Kerja RpHari Biaya Kehilangan Produksi RpHari Harga Komponen Rp Biaya Perawatan Corrective Rp Left and Right Handed Worm PN 13 17 300.000 226.940.421,2 8.250.000 249.692.947,6 Bushing 15 300.000 226.940.421,2 1.460.000 214.497.894,9 Rebuild Worm 15 300.000 226.940.421,2 450.000 213.487.894,9 Press Cylynder 18 300.000 226.940.421,2 7.240.000 262.885.473,9 Bearing SKF 29326 16 300.000 226.940.421,2 4.210.000 231.450.421,2 Sumber: PT. Mulitmas Nabati Asahan Biaya perawatan corrective didapatkan dari biaya tenaga kerja + biaya kehilangan produksi x waktu penggantian komponen + harga komponen. Biaya perawatan ini dapat diminimalkan dengan menghilangkan biaya kehilangan produksi dan mengurangi waktu yang diperlukan untuk melakukan penggantian komponen. Menghilangkan biaya kehilangan produksi dan meminimalkan waktu penggantian komponen dapat dilakukan dengan perencanaan penggantian komponen mesin yaitu menjadwalkan waktu penggantian komponen. Universitas Sumatera Utara Oleh karena itu untuk menyelesaikan masalah tersebut perlu diterapkan perencanaan perawatan yang terjadwal secara preventive maintenance untuk melakukan penggantian komponen sehingga mesin mampu beroperasi pada jam kerja standar tanpa terjadi kerusakan saat proses produksi berlangsung sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan biaya perawatan yang timbul pada perawatan yang sudah terjadwal akan dapat dioptimalkan. Penelitian dengan melakukan penjadwalan penggantian komponen mesin ini telah dilakukan diantaranya pada penelitian yang dilakukan di 2 PT. Chaeron Phokphand Indonesia dengan sistem perawatan breakdown maintenance dan corrective maintenance, menyebabkan kerugian diantaranya kehilangan biaya produksi dan biaya perbaikan yang tinggi sebab tidak adanya jadwal perbaikan mesin berdasarakan analisa kegagalan mesin dan pada 3 Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java JOB-PEJ yang sering mengalami kerusakan mesin secara tiba-tiba, diperlukan tindakan perbaikan yang mengeluarkan biaya perbaikan komponen lebih mahal jika dibandingkan dengan pencegahan sebelum mesin atau peralatan mengalami kerusakan. Kedua kasus ini berhasil menerapkan metode Reliability Engineering untuk menjaga kondisi mesin tetap dalam kondisi optimal dengan membuta jadwal perawatan mesin berdasarkan tingkat keandalannya dan meminimalkan biaya perawatan setelah melakukan perawatan secara terjadwal. 2 Ivan Soesetyo dan Liem Yenny Bendatu. “Penjadwalan Preventive Maintenance dan Biaya Perawatan mesin Pellet di PT. Chaeron Pokphand Indonesia – Sepanjang”. Universitas Kristen Petra. Surabaya. 2014. 3 Eko Nursubiyantoro dan Triwiyanto. “Sistem Manajemen Perawatan Unit MMU Pump dan Oil Shipping Pump ”. UPN VeteranYogyakarta. 2012. Universitas Sumatera Utara Metode ini sangat tepat diterapkan pada PT. Multimas Nabati Asahan untuk meyelesaikan permasalahan menentukan interval waktu penggantian komponen mesin untuk menghindari kerusakan mesin secara tiba-tiba dan menjaga keandalan mesin tetap pada tingkat yang diharapakan dengan menerapkan jadwal penggantian komponen mesin secara berkala. Penerapan sistem perencanaan perawatan mesin metode Reliability engineering ini dapat divisualisasikan dengan suatu sistem yang mempresentasikan aliran material dan informasi sehingga dapat menghasilkan suatu gambaran umum sebuah proses yang mudah dipahami dengan metode Maintenance Value Stream Mapping MVSM. Metode ini sudah dilakukan pada 4 PT. XXX yang memberikan dampak positif dengan penurunan downtime komponen mesin. MVSM menggambarkan keseluruhan proses perawatan dengan lengkap dan sistematis juga memudahkan untuk mengambil keputusan dalam mengeliminasi kegiatan-kegiatan yang tidak memberikan nilai tambah non value added activities seperti tidak tersedianya sumber daya teknisi dan komponen mesin ketika terjadi kerusakan, dan masih besarnya waktu yang diperlukan teknisi untuk perbaikan mesin akibat belum tersedianya prosedur perbaikan mesin sebagai acuan operator bagian perawatan. 4 Putri Oktalisa P. “Perancangan Sistem Perawatan Mesin dengan Pendekatan Reliability Engineering dan Maintenance Value Stream Mapping MVSM pada PT. XXX”. FT USU. 2013. Universitas Sumatera Utara

1.2 Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Penerapan Metode Reliability Engineering dan Maintenance Value Stream Mapping (MVSM) Dalam Perencanaan dan Perhitungan Biaya Perawatan Mesin di Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II

30 173 128

Penerapan Metode Reliability Engineering dan Maintenance Value Stream Mapping (MVSM) dalam Perencanaan dan Perhitungan Biaya Perawatan Mesin di PT. Multimas Nabati Asahan

0 1 18

Penerapan Metode Reliability Engineering dan Maintenance Value Stream Mapping (MVSM) dalam Perencanaan dan Perhitungan Biaya Perawatan Mesin di PT. Multimas Nabati Asahan

0 0 1

Penerapan Metode Reliability Engineering dan Maintenance Value Stream Mapping (MVSM) dalam Perencanaan dan Perhitungan Biaya Perawatan Mesin di PT. Multimas Nabati Asahan

0 0 9

Penerapan Metode Reliability Engineering dan Maintenance Value Stream Mapping (MVSM) dalam Perencanaan dan Perhitungan Biaya Perawatan Mesin di PT. Multimas Nabati Asahan

0 0 31

Penerapan Metode Reliability Engineering dan Maintenance Value Stream Mapping (MVSM) dalam Perencanaan dan Perhitungan Biaya Perawatan Mesin di PT. Multimas Nabati Asahan

0 0 1

Penerapan Metode Reliability Engineering dan Maintenance Value Stream Mapping (MVSM) Dalam Perencanaan dan Perhitungan Biaya Perawatan Mesin di Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II

0 0 26

Penerapan Metode Reliability Engineering dan Maintenance Value Stream Mapping (MVSM) Dalam Perencanaan dan Perhitungan Biaya Perawatan Mesin di Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II

0 0 1

Penerapan Metode Reliability Engineering dan Maintenance Value Stream Mapping (MVSM) Dalam Perencanaan dan Perhitungan Biaya Perawatan Mesin di Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II

0 0 8

Penerapan Metode Reliability Engineering dan Maintenance Value Stream Mapping (MVSM) Dalam Perencanaan dan Perhitungan Biaya Perawatan Mesin di Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II

0 0 8