4.7. Pengolahan Data
Pengolahan data pada penelitina ini dilakukan dengan menentukan jadwal penggantian komponen dengan pendekatan metode reliability engineering dengan
kriteria MTTF Mean Time To Failure. Selanjutnya pehitungan biaya perawatan mesin secara corrective dan preventive maintenance. Terakhir adalah
pembentukan Current State Map dan Future State Map aktivitas perawatan yang selanjutnya didapat nilai MTTO, MTTR, MTTY dan MTTF berdasarkan metode
Maintenance Value Stream Mapping.
4.8. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan berisikan hal-hal penting dari penelitian yang merupakan tujuan dari penelitian. Selain dari kesimpulan, diberikan juga saran yang
membangun bagi perusahaan usulan perbaikan kepada pihak perusahaan untuk mengiplementasikan hasil penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data
5.1.1. Pengumpulan Data Kerusakan Mesin
Data frekuensi kerusakan dikumpulkan berdasarkan data historis bagian maintenance
di PT.
Multimas Nabati
Asahan Departemen
PKS.
5.1.2. Pengumpulan Data Kerusakan Komponen Mesin Kritis
Data frekuensi kerusakan komponen mesin kritis dikumpulkan berdasarkan dokumen atau data historis bagian maintenance di PT. Multimas
Nabati Asahan Departemen PKS.
5.2. Pengolahan Data
5.2.1. Pengujian Pola Distribusi Komponen Kritis
Pengujian pola distribusi komponen kritis dilakukan menggunakan data interval waktu kerusakan komponen. Distribusi yang digunakan adalah distribusi
normal, lognormal, eksponensial dan weibull. Pemilihan pola distribusi adalah menggunakan metode Least Square Curve Fitting yaitu berdasarkan nilai Index of
Fit correlation coefficient yang terbesar. Dari data interval kerusakan komponen kritis diatas maka dilakukan
pengujian pola distribusi untuk masing – masing komponen.
1. Komponen Left and right Handed Worm PN 13
Universitas Sumatera Utara
Berikut ini adalah perhitungan untuk mendapatkan distribusi komponen Left and right Handed Worm PN 13 berdasarkan nilai Index of Fit yang terbesar.
a. Distribusi Normal
a. Membuat ranking pada interval waktu kerusakan t
i
dari seluruh data.
b. Menghitung nilai Ft
i
Rumus: Ft
i
= i – 0,3N+0,4
Dimana: i = Data ke-
N = Jumlah Data Misalnya pada data ke- 1. Pada data ke- 1 dan jumlah data adalah
24, Maka Ft
i
= i – 0,3N+0,4
= 1 – 0,324+0,4
= 0,02868 c.
Menghitung nilai Y
i
Rumus: Y
i
= ФZ Untuk menghitung Y
i
didapat dati Tabel Standarized Normal Probabilities, dimana Z = Ft
i
. Misalkan pada data ke-1 t
i
= 90 Y
i
= ФZ Y
i
= Ф0,02868 = -1,90043 d.
Menghitung nilai T
i 2
e. Menghitung nilai Y
i 2
f. Menghitung nilai T
i
x Y
i
Universitas Sumatera Utara
Perhitungan waktu antar kerusakan dengan distribusi normal dari keseluruhan data dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Normal Komponen Left and right Handed Worm PN 13
i T
i
Ft
i
Yi T
i 2
Y
i 2
T
i
. Y
i
1 90
0,02869 -1,90043
8100 3,61162
-171,03847 2
98 0,06967
-1,47824 9604
2,18519 -144,86726
3 136
0,11066 -1,22305
18496 1,49585
-166,33456 4
138 0,15164
-1,02943 19044
1,05972 -142,06104
5 138
0,19262 -0,86827
19044 0,75389
-119,82142 6
140 0,23361
-0,72702 19600
0,52856 -101,78293
7 145
0,27459 -0,59899
21025 0,35879
-86,853382 8
153 0,31557
-0,48011 23409
0,23051 -73,457182
9 156
0,35656 -0,36768
24336 0,13519
-57,357474 10
172 0,39754
-0,25972 29584
0,06745 -44,671349
11 176
0,43852 -0,15471
30976 0,02394
-27,229131 12
180 0,47951
-0,05139 32400
0,00264 -9,2498295
13 187
0,52049 0,051388
34969 0,00264
9,609545 14
190 0,56148
0,154711 36100
0,02394 29,395085
15 195
0,60246 0,259717
38025 0,06745
50,644843 16
214 0,64344
0,367676 45796
0,13519 78,682688
17 214
0,68443 0,480112
45796 0,23051
102,74403 18
215 0,72541
0,598989 46225
0,35879 128,7826
19 216
0,76639 0,727021
46656 0,52856
157,03653 20
217 0,80738
0,868271 47089
0,75389 188,41484
21 220
0,84836 1,029428
48400 1,05972
226,47412 22
230 0,88934
1,223048 52900
1,49585 281,3011
23 230
0,93033 1,478237
52900 2,18519
339,99459 24
236 0,97131
1,900427 55696
3,61162 448,50088
Total 4286
12 806170
20,9067 896,85681
Sumber: Penglohana Data
Setelah didapat hasil perhitungan waktu antar kerusakan distribusi normal dari data ke-1 sampai data ke-24, maka dilakukan perhitungan Index of Fit dimana
langkah – langkahnya adalah sebagai berikut:
g. Menghiting nilai S
xy
Universitas Sumatera Utara
S
xy
= N ∑
- ∑
∑ = 24 896,85681
– 42860 = 21524,5635
h. Menghitung nilai S
xx
S
xx
= N ∑
- ∑
= 24806170 – 4286
2
= 978284 i.
Menghitung nilai S
yy
S
yy
= N ∑
- ∑
= 2420,9067 – 0
2
= 501,76048 j.
Menghitung nilai Index of Fit r Index of Fit r =
√
= 0,97152
b. Distribusi Lognormal
a. Membuat ranking pada interval waktu kerusakan t
i
dari seluruh data.
b. Menghitung nilai Ft
i
Rumus: Ft
i
= i – 0,3N+0,4
Dimana: i = Data ke-
N = Jumlah Data Misalnya pada data ke- 1. Pada data ke- 1 dengan jumlah data
adalah 24,
Universitas Sumatera Utara
Maka Ft
i
= i – 0,3N+0,4
= 1 – 0,324+0,4
= 0,02868 c.
Menghitung nilai Y
i
Rumus: Y
i
= ФZ Untuk menghitung Y
i
didapat dati Tabel Standarized Normal Probabilities, dimana Z = Ft
i
. Misalkan pada data ke-1 t
i
= 90 Y
i
= ФZ Y
i
= Ф0,02868 = -1,90043 d.
Menghitung nilai T
i
= ln t
i
= ln 90 = 4,49981 e.
Menghitung nilai T
i 2
f. Menghitung nilai Y
i 2
g. Menghitung T
i
x Y
i
Perhitungan waktu antar kerusakan dengan distribusi lognormal dari keseluruhan data dapat dilihat pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Lognormal Komponen Left and right Handed Worm PN 13
i t
i
Ft
i
T
i
=LNt
i
Y
i
T
i 2
Y
i 2
Ti.Yi
1 90
0,02869 4,49981
-1,90043 20,24829
3,61162 -8,55156
2 98
0,06967 4,58497
-1,47824 21,02193
2,18519 -6,77767
3 136
0,11066 4,91265
-1,22305 24,13418
1,49585 -6,00841
4 138
0,15164 4,92725
-1,02943 24,27783
1,05972 -5,07225
5 138
0,19262 4,92725
-0,86827 24,27783
0,75389 -4,27819
6 140
0,23361 4,94164
-0,72702 24,41983
0,52856 -3,59268
7 145
0,27459 4,97673
-0,59899 24,76788
0,35879 -2,98101
8 153
0,31557 5,03044
-0,48011 25,30531
0,23051 -2,41518
9 156
0,35656 5,04986
-0,36768 25,50105
0,13519 -1,85671
10 172
0,39754 5,14749
-0,25972 26,4967
0,06745 -1,33689
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.6. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Lognormal Komponen Left and right Handed Worm PN 13 Lanjutan
i t
i
Ft
i
T
i
=LNt
i
Y
i
T
i 2
Y
i 2
Ti.Yi
11 176
0,43852 5,17048
-0,15471 26,7339
0,02394 -0,79993
12 180
0,47951 5,19296
-0,05139 26,9668
0,00264 -0,26686
13 187
0,52049 5,23111
0,05139 27,3645
0,00264 0,26882
14 190
0,56148 5,24702
0,15471 27,53126
0,02394 0,81177
15 195
0,60246 5,273
0,25972 27,80452
0,06745 1,36949
16 214
0,64344 5,36598
0,36768 28,7937
0,13519 1,97294
17 214
0,68443 5,36598
0,48011 28,7937
0,23051 2,57627
18 215
0,72541 5,37064
0,59899 28,84375
0,35879 3,21695
19 216
0,76639 5,37528
0,72702 28,89362
0,52856 3,90794
20 217
0,80738 5,3799
0,86827 28,9433
0,75389 4,67121
21 220
0,84836 5,39363
1,02943 29,09122
1,05972 5,55235
22 230
0,88934 5,43808
1,22305 29,57271
1,49585 6,65103
23 230
0,93033 5,43808
1,47824 29,57271
2,18519 8,03877
24 236
0,97131 5,46383
1,90043 29,85346
3,61162 10,3836
Total 4286 12
123,704 639,21
20,9067 5,48382
Sumber: Pengolahan Data
Setelah didapat hasil perhitungan waktu antar kerusakan distribusi lognormal dari data ke-1 sampai data ke-24, maka dilakukan perhitungan Index of
Fit dimana langkah – langkahnya adalah sebagai berikut:
h. Menghiting nilai S
xy
S
xy
= N ∑
- ∑
∑ = 24 5,48382
– 123,7040 = 131,6117
i. Menghitung nilai S
xx
S
xx
= N ∑
- ∑
= 24639,21 – 123,704
2
= 38,34414
Universitas Sumatera Utara
j. Menghitung nilai S
yy
S
yy
= N ∑
- ∑
= 2420,9067 – 0
2
= 501,76048 k.
Menghitung nilai Index of Fit r Index of Fit r =
√
= 0,948848
c. Distribusi Eksponensial
a. Membuat ranking pada interval waktu kerusakan t
i
dari seluruh data.
b. Menghitung nilai Ft
i
Rumus: Ft
i
= i – 0,3N+0,4
Dimana: i = Data ke-
N = Jumlah Data Misalnya pada data ke- 1. Pada data ke- 1 dan jumlah data adalah
24, Maka Ft
i
= i – 0,3N+0,4
= 1 – 0,324+0,4
= 0,02868 c.
Menghitung nilai Y
i
Rumus: Y
i
= ln [11- Ft
i
], maka untuk data ke-1, Y
i
adalah Yi = ln [11- 0,02868],
= 0,02911 d.
Menghitung nilai T
i 2
Universitas Sumatera Utara
e. Menghitung nilai Y
i 2
f. Menghitung nilai T
i
x Y
i
Perhitungan waktu antar kerusakan dengan distribusi eksponensial dari keseluruhan data dapat dilihat pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Eksponensial Komponen Left and right Handed Worm PN 13
i t
i
Ft
i
Y
i
=LN11- Ft
i
T
i 2
Y
i 2
T
i
Y
i
1 90
0,02869 0,02911
8100 0,000847
2,61973 2
98 0,06967
0,07222 9604
0,005215 7,07738
3 136
0,11066 0,11727
18496 0,013752
15,9488 4
138 0,15164
0,16445 19044
0,027044 22,694
5 138
0,19262 0,21396
19044 0,045781
29,5271 6
140 0,23361
0,26606 19600
0,070788 37,2483
7 145
0,27459 0,32102
21025 0,103053
46,5477 8
153 0,31557
0,37917 23409
0,143773 58,0137
9 156
0,35656 0,44092
24336 0,194413
68,7839 10
172 0,39754
0,50674 29584
0,256781 87,1585
11 176
0,43852 0,57719
30976 0,333145
101,585 12
180 0,47951
0,65298 32400
0,426384 117,537
13 187
0,52049 0,73499
34969 0,540217
137,444 14
190 0,56148
0,82434 36100
0,679535 156,624
15 195
0,60246 0,92246
38025 0,850927
179,879 16
214 0,64344
1,03126 45796
1,063497 220,69
17 214
0,68443 1,15336
45796 1,330246
246,82 18
215 0,72541
1,29248 46225
1,670493 277,882
19 216
0,76639 1,45412
46656 2,114456
314,089 20
217 0,80738
1,64702 47089
2,712677 357,403
21 220
0,84836 1,88625
48400 3,55794
414,975 22
230 0,88934
2,20133 52900
4,84586 506,306
23 230
0,93033 2,66395
52900 7,096656
612,71 24
236 0,97131
3,55126 55696
12,61143 838,097
Total 4286
12 23,1039
806170 40,69491
4857,66
Sumber: Pengolahan Data
Universitas Sumatera Utara
Setelah didapat hasil perhitungan waktu antar kerusakan distribusi eksponensial dari data ke-1 sampai data ke-24, maka dilakukan perhitungan Index
of Fit dimana langkah – langkahnya adalah sebagai berikut:
g. Menghiting nilai S
xy
S
xy
= N ∑
- ∑
∑ = 24 4857,66
– 428623,1039 = 17560,5
h. Menghitung nilai S
xx
S
xx
= N ∑
- ∑
= 24806170 – 4286
2
= 978284 i.
Menghitung nilai S
yy
S
yy
= N ∑
- ∑
= 2440,69491 – 23,1039
2
= 442,8872 j.
Menghitung nilai Index of Fit r Index of Fit r =
√
= 0,84364
4. Distribusi Weibull
a. Membuat ranking pada interval waktu kerusakan t
i
dari seluruh data.
b. Menghitung nilai Ft
i
Rumus: Ft
i
= i – 0,3N+0,4
Universitas Sumatera Utara
Dimana: i = Data ke-
N = Jumlah Data Misalnya pada data ke- 1. Pada data ke- 1 dan jumlah data adalah
24, Maka Ft
i
= i – 0,3N+0,4
= 1 – 0,324+0,4
= 0,02868 c.
Menghitung nilai T
i
, diperoleh dari T
i
= ln t
i
= ln 90 = 4,49981 d.
Menghitung nilai Y
i
Rumus: Y
i
= ln{- ln [1- Ft
i
]}, maka untuk data ke-1 Yi = ln [- ln1- 0,02868],
= - 3,53674 e.
Menghitung nilai T
i 2
f. Menghitung nilai Y
i 2
g. Menghitung nilai T
i
x Y
i
Perhitungan waktu antar kerusakan dengan distribusi weibull dari keseluruhan data dapat dilihat pada Tabel 5.8.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.8. Perhitungan Index of Fit dengan Distribusi Weibull Komponen Left and right Handed Worm PN 13
i ti
Ft
i
Ti=LNt Yi=LN-
LNI- FTi
T
i 2
Y
i 2
T
i
Y
i
1 90
0,02869 4,49981
-3,53674 20,24829 12,5085
-15,9147 2
98 0,06967
4,58497 -2,62806
21,02193 6,90672 -12,0496
3 136
0,11066 4,91265
-2,14327 24,13418
4,5936 -10,5291
4 138
0,15164 4,92725
-1,80515 24,27783 3,25857
-8,89444 5
138 0,19262
4,92725 -1,54195
24,27783 2,37759 -7,59756
6 140
0,23361 4,94164
-1,32403 24,41983 1,75307
-6,54291 7
145 0,27459
4,97673 -1,13626
24,76788 1,29108 -5,65485
8 153
0,31557 5,03044
-0,96976 25,30531 0,94043
-4,87831 9
156 0,35656
5,04986 -0,81889
25,50105 0,67057 -4,13526
10 172
0,39754 5,14749
-0,67977 26,4967
0,46208 -3,49909
11 176
0,43852 5,17048
-0,54959 26,7339
0,30205 -2,84164
12 180
0,47951 5,19296
-0,42621 26,9668
0,18165 -2,21327
13 187
0,52049 5,23111
-0,30789 27,3645
0,0948 -1,61062
14 190
0,56148 5,24702
-0,19317 27,53126 0,03732
-1,01358 15
195 0,60246
5,273 -0,08071
27,80452 0,00651 -0,42561
16 214
0,64344 5,36598
0,030781 28,7937
0,00095 0,165173 17
214 0,68443
5,36598 0,142682
28,7937 0,02036 0,765627
18 215
0,72541 5,37064
0,256559 28,84375 0,06582 1,377888 19
216 0,76639
5,37528 0,374399 28,89362 0,14017 2,012498
20 217
0,80738 5,3799
0,498968 28,9433
0,24897 2,684396 21
220 0,84836
5,39363 0,634591 29,09122 0,40271 3,422747
22 230
0,88934 5,43808
0,789062 29,57271 0,62262 4,290984 23
230 0,93033
5,43808 0,979812 29,57271 0,96003 5,328294
24 236
0,97131 5,46383
1,267302 29,85346 1,60605 6,924325
Total 4286
12 123,704
-13,1673 639,21
39,4523 -60,8286
Sumber: Pengolahan Data
Setelah didapat hasil perhitungan waktu antar kerusakan distribusi weibull dari data ke-1 sampai data ke-24, maka dilakukan perhitungan Index of Fit dimana
langkah – langkahnya adalah sebagai berikut:
h. Menghiting nilai S
xy
S
xy
= N ∑
- ∑
∑
Universitas Sumatera Utara
= 24 -60,8286 – 123,704-13,1673
= 168,9613 i.
Menghitung nilai S
xx
S
xx
= N ∑
- ∑
= 24639,21 – 123,704
2
= 38,34414 j.
Menghitung nilai S
yy
S
yy
= N ∑
- ∑
= 2439,4523 – -13,1673
2
= 773,4767 k.
Menghitung nilai Index of Fit r Index of Fit r =
√
= 0,981102
Rekapitulasi perhitungan Index of Fit untuk pola distribusi interval kerusakan komponen Left and right Handed Worm PN 13 dapat dilihat pada
Tabel 5.9.
Tabel 5.9. Rekapitulasi Perhitungan Index of Fit Komponen Left and right Handed Worm PN 13
Distribusi Index of Fit
Normal 0,97152
Lognormal 0,948848
Eksponensial 0,84364
Weibull 0,981102
Dari hasil rekapitulasi Index of Fit seperti tabel diatas didapat, maka distribusi yang terpilih adalah weibull dengan nilai Index of Fit sebesar 0,981102.
Universitas Sumatera Utara
5.2.2. Perhitungan Parameter dan MTTF Komponen Mesin
Setelah dilakukan pemilihan pola distribusi untuk setiap komponen berdasarkan nilai Index of Fit terbesar maka langkah selanjutnya adalah
menghitung parameter dan nilai Mean Time To Failure MTTF untuk setiap komponen. Pola distribusi kerusakan setiap komponen kritis mesin Screw Press
dapat dilihat pada Tabel 5.30.
Tabel 5.30. Rekapitulasi Pola Distribusi Kerusakan Komponen Kritis Mesin Srew Press
NO Nama Komponen
Distribusi
1 Left and Right Handed
Worm PN 13
Weibull 2
Bushing Normal
3 Rebuild Worm
Weibull 4
Press Cylynder Weibull
5 Bearing SKF 29326
Normal
Sumber: Pengolahan Data
Perhitungan untuk masing – masing komponen sesuai dengan jenis pola
distribusi interval waktu kerusakan adalah sebagai berikut: 1.
Komponen Left and Right Handed Worm PN 13 Pola distribusi kerusakan komponen ini adalah distribusi weibull.
Berdasarkan Tabel 5.8. maka parameter distribusi kerusakan dan nilai MTTF adalah:
a. Menghitung nilai b
∑
∑ ∑
∑
∑
b. Menghitung nilai a
∑ ∑
Universitas Sumatera Utara
c. Menghitung parameter bentuk β
β = b = 4,40644 d.
Menghitung nilai parameter skala = = e
ab
= 0,00509 e.
Menghitung nilai =
= = 196,14295
f. Menghitung nilai MTTF
MTTF = = 196,14295 ≈196 hari
2. Komponen Bushing
Pola distribusi kerusakan komponen ini adalah distribusi normal. Berdasarkan Tabel 5.10. maka parameter distribusi kerusakan dan nilai MTTF
adalah: a.
Menghitung nilai b ∑
∑ ∑
∑
∑
b. Menghitung nilai a
∑ ∑
c. Menghitung nilai σ
σ = = 69,68288
d. Menghitung nilai
= -a . σ = 179,21739 e.
Menghitung nilai MTTF
Universitas Sumatera Utara
MTTF = = 179,21739 ≈179 hari 3.
Komponen Rebuild Worm Pola distribusi kerusakan komponen ini adalah distribusi weibull.
Berdasarkan Tabel 5.18. maka parameter distribusi kerusakan dan nilai MTTF adalah:
a. Menghitung nilai b
∑
∑ ∑
∑
∑
b. Menghitung nilai a
∑ ∑
c. Menghitung parameter bentuk β
β = b = 3,15681 d.
Menghitung nilai parameter skala = = e
ab
= 0,00488 e.
Menghitung nilai =
= = 204,8427
f. Menghitung nilai MTTF
MTTF = = 204,8427 ≈ 204 hari
4. Komponen Press Cylinder
Pola distribusi kerusakan komponen ini adalah distribusi weibull. Berdasarkan Tabel 5.18. maka parameter distribusi kerusakan dan nilai MTTF
adalah:
Universitas Sumatera Utara
a. Menghitung nilai b
∑
∑ ∑
∑
∑
b. Menghitung nilai a
∑ ∑
c. Menghitung parameter b
entuk β β = b = 2,89170
d. Menghitung nilai parameter skala
= = e
ab
= 0,00409 e.
Menghitung nilai =
= = 243,94503
f. Menghitung nilai MTTF
MTTF = = 243,94503
≈ 243 hari 5.
Komponen Bearing SKF 29326 Pola distribusi kerusakan komponen ini adalah distribusi normal.
Berdasarkan Tabel 5.10. maka parameter distribusi kerusakan dan nilai MTTF adalah:
a. Menghitung nilai b
∑
∑ ∑
∑
∑
b. Menghitung nilai a
Universitas Sumatera Utara
∑ ∑
c. Menghitung nilai σ
σ = = 80,44935
d. Menghitung nilai
= -a . σ = 248,875 e.
Menghitung nilai MTTF MTTF = = 248,875 ≈ 248 hari
Rekapitulasi hasil nilai perhitungan Mean Time To Failure MTTF setiap komponen adalah sebagai berikut:
Tabel 5.31. Rekapitulasi Nilai MTTF
NO Komponen
MTTF hari
1 Left and Right Handed Worm PN 13
196 2
Bushing 179
3 Rebuild Worm
204 4
Press Cylynder 243
5 Bearing SKF 29326
248
Sumber: Pengolahan Data
Berdasarakan tabel tersebut diatas maka rencana jadwal penggantian komponen dapat disusun seperti Tabel 5.32. berikut ini:
Tabel 5.32. Jadwal Interval Penggantian Komponen Kritis
NO Komponen
Hari ke-
1 Left and Right Handed Worm PN 13
196 2
Bushing 179
3 Rebuild Worm
204 4
Press Cylynder 243
5 Bearing SKF 29326
248
Sumber: Pengolahan Data
Universitas Sumatera Utara
5.2.3. Perhitungan Cost of Failure dan Cost of Preventive 5.2.3.1.Perhitungan Cost Of Failure
Biaya cost of failure adalah biaya yang timbul saat terjadi kerusakan yang menyebabkan terhentinya mesin pada saat proses produksi. Perhitungan biaya ini
terdiri dari perhitungan biaya tenaga kerja, biaya kehilangan waktu produksi, biaya komponen dan biaya pemasangan komponen. Perhitungannya adalah
sebagai berikut: 1.
Biaya tenaga kerja Biaya ini berhubungan dengan gaji karyawan yang bertugas melakukan
penggantian. Perhitungannya adalah: Jumlah tenaga kerja
: 3 orang Biaya tenaga kerjahariorang
: Rp. 100.000,- Total biaya tenaga kerjahari
: Rp. 300.000,- 2.
Biaya komponen Biaya komponen merupakan harga tiap komponen yang mengalami
kerusakan. Biaya komponen tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 5.33. Jumlah dan Harga Komponen Mesin Screw Press
No Nama Komponen
Jumlah Harga
Total Harga
1 Left and Right Handed Worm PN 13
1 pasang Rp. 8.250.000,-
Rp. 8.250.000,- 2
Bushing 20 cm
Rp. 1.460.000,- Rp. 1.460.000,-
3 Rebuild Worm
1 buah Rp. 450.000,-
Rp. 450.000,- 4
Press Cylynder 1 buah
Rp. 7.240.000,- Rp. 7.240.000,-
5 Bearing SKF 29326
1 buah Rp. 4.210.000,-
Rp. 4.210.000,-
Sumber: PT. Multimas Nabati Asahan
3. Biaya kehilangan waktu produksi
Biaya ini merupakan besar potensi produksi yang hilang karena tidak bekerjanya sistem.
Universitas Sumatera Utara
Jumlah outputhari:
- CPO
: 26.846,42 kghari Hargakg
: Rp. 7.432,-kg Total harga CPO
: Rp. 199.522.657,1hari -
Inti sawit : 8002,85kghari
Hargakg : Rp. 3426,-kg
Total harga Inti sawit : Rp. 27.417.764,1hari
Maka biaya total kehilangan waktu produksi adalah Rp. 199.522.657,1hari + Rp. 27.417.764,1hari
= Rp. 226.940.421,2 hari
4. Biaya Pemasangan Komponen
Biaya ini merupakan biaya yang timbul akibat kegiatan penggantian komponen yang terdiri dari biaya alat dan bahan dan biaya pelumas
grease. Besar biaya ini untuk setiap penggantian komponen adalah sebesar Rp. 20.000,-.
Perhitungan nilai Cost of Failure untuk setiap komponen ditentukan dengan rumus: Cf = a +b x c + d + e
Dimana: a
= Biaya kehilangan produksi Rphari b
= Biaya tenaga kerja Rphari c
= Total waktu perawatan komponen hari d
= Harga komponen Rp e
= Biaya Pemasangan Komponen Rp
Universitas Sumatera Utara
C
f
= Cost of Failure biaya penggantian komponen secara corrective Rp Contoh perhitungan nilai C
f
komponen Left and Right Handed Worm PN 13 adalah sebagai berikut:
C
f
= Rp. 300.000,-hari + Rp. 226.940.421,2 hari x 1,062 hari + Rp. 8.250.000,- + Rp. 20.000,-.
= Rp. 249.712.947,6 Rekapitulasi nilai C
f
untuk semua komponen dapat dilihat pada Tabel dibawah ini:
Tabel 5.34. Rekapitulasi Nilai Cf Komponen Mesin Screw Press
Komponen aRp
bRp cRp
dRp eRp
CfRp
Left and Right Handed Worm PN 13 226.940.421.2
300.000 1.062
8.250.000 20.000
249.712.947,6 Bushing
226.940.421.2 300.000
0.937 1.460.000
20.000 214.517.894,9
Rebuild Worm 226.940.421.2
300.000 0.937
450.000 20.000
213.507.894,9 Press Cylynder
226.940.421.2 300.000
1.125 7.240.000
20.000 262.905.473,9
Bearing SKF 29326 226.940.421.2
300.000 1
4.210.000 20.000
231.470.421,2 Sumber: Pengolahan Data
5.2.3.2.Perhitungan Cost Of Preventive
Perhitungan Cost Of Preventive Cp adalah perhitungan biaya yang timbul karena adanya perawatan secara terencana. Biaya ini terdiri dari biaya
tenaga kerja, biaya pembelian komponen dan biaya pemasangan. Cp dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Cp = a +b x c +d + e
Dimana: a
= Biaya kehilangan produksi Rphari b
= Biaya tenaga kerja Rphari Tenaga kerja untuk preventive maintenance adalah pekerja tetap yang
Universitas Sumatera Utara
akan melakukan perawatan mesin dan penggantian komponen mesin. Biaya tenaga kerjabulan
= Rp. 2.037.000,- Biaya tenaga kerjahari 3 orang
= Rp. 244.440,- c
= waktu perawatan preventive hari d
= Harga komponen Rp e
= Biaya Pemasangan Komponen Rp C
p
= Cost of Preventive biaya penggantian komponen secara preventive Rp Contoh perhitungan nilai C
p
komponen Left and Right Handed Worm PN 13 adalah sebagai berikut:
C
p
= 0 + Rp. 244.440,-hari x 0,718 hari + Rp. 8.250.000,- + Rp. 20.000,-. = Rp. 8.445.691,25,-
Rekapitulasi nilai C
p
untuk semua komponen dapat dilihat pada Tabel dibawah ini:
Tabel 5.35. Rekapitulasi Nilai Cp Komponen Mesin Screw Press
Komponen bRp
cRp dRp
eRp CpRp
Left and Right Handed Worm PN 13 244.440
0,718 8.250.000
20.000 8.445.691,25
Bushing 244.440
0,593 1.460.000
20.000 1.625.136,25
Rebuild Worm 244.440
0,326 450.000
20.000 549.913,08
Press Cylynder 244.440
0,365 7.240.000
20.000 7.249.314,62
Bearing SKF 29326 244.440
0,593 4.210.000
20.000 4.375.136,25
Sumber: Pengolahan Data
5.2.4. Perhitungan Keandalan
pada Jawdal
Interval Penggantian
Komponen
Perhitungan nilai keandalan reliability komponen mesin kritis pada jadwal penggantian yang diusulkan digunakan untuk mengetahui besar nilai
Universitas Sumatera Utara
keandalan komponen mesin pada saat dilakukan jadwal penggantian komponen yang diusulkan. Perhitungan dilakukan berdasarkan pola distribusi yang telah
terpilih untuk masing – masing komponen. Perhitungan nilai keandalan setiap
komponen adalah sebagai berikut: 1.
Komponen Left and Right Handed Worm PN 13 Data interval waktu kerusakan komponen berdistribusi weibull
Parameter : MTTF
= 196 hari : α
= 196,143 : β
= 4,40644 Maka perhitungan nilai keandalan komponen mesin adalah:
Rtp = exp [ - ] = exp [-
] = 0,36906 Ftp = 1- Rtp = 1- 0, 89531= 0,63094
Berdasarkan perhitungan yang diperoleh bahwa setelah 196 penggunaan komponen Left and Right Handed Worm PN 13 nilai keandalannya adalah
sebesar 0,36906. Hal ini menunjukkan nilai keandalan komponen mesin pada jadwal penggantian komponen adalah sebesar 0,36906.
2. Komponen Bushing
Data interval waktu kerusakan komponen berdistribusi normal Parameter
: MTTF = 179 hari
: = 179,2174
: σ = 69,6828
Maka perhitungan nilai keandalan komponen mesin adalah: Rtp =1 -
Φ = 1 -
Φ = 0,5012
Universitas Sumatera Utara
Ftp = 1- Rtp = 1- 0, 5012= 0,498 Berdasarkan perhitungan yang diperoleh bahwa setelah 179 penggunaan
komponen Bushing nilai keandalannya adalah sebesar 0,5012. Hal ini menunjukkan nilai keandalan komponen mesin pada jadwal penggantian
komponen adalah sebesar 0, 5012. 3.
Komponen Rebuild Worm Data interval waktu kerusakan komponen berdistribusi weibull
Parameter : MTTF
= 204 hari : α
= 204,8428 : β
= 3,15681 Maka perhitungan nilai keandalan komponen mesin adalah:
Rtp = exp [ - ] = exp [-
] = 0,37267 Ftp = 1- Rtp = 1- 0, 37267= 0,62733
Berdasarkan perhitungan yang diperoleh bahwa setelah 204 penggunaan komponen Rebuild Worm nilai keandalannya adalah sebesar 0,37267. Hal
ini menunjukkan nilai keandalan komponen mesin pada jadwal penggantian komponen adalah sebesar 0, 37267.
4. Komponen Press Cylinder
Data interval waktu kerusakan komponen berdistribusi weibull Parameter
: MTTF = 243 hari
: α = 243,945
: β = 2,8917
Maka perhitungan nilai keandalan komponen mesin adalah:
Universitas Sumatera Utara
Rtp = exp [ - ] = exp [-
] = 0,37201 Ftp = 1- Rtp = 1- 0, 37201= 0,62799
Berdasarkan perhitungan yang diperoleh bahwa setelah 243 penggunaan komponen Press Cylinder nilai keandalannya adalah sebesar 0, 37201. Hal
ini menunjukkan nilai keandalan komponen mesin pada jadwal penggantian komponen adalah sebesar 0, 37201.
5. Komponen Bearing SKF 29326
Data interval waktu kerusakan komponen berdistribusi normal Parameter
: MTTF = 248 hari
: = 248,875
: σ = 80,4493
Maka perhitungan nilai keandalan komponen mesin adalah: Rtp =1 -
Φ = 1 -
Φ = 0,50434
Ftp = 1- Rtp = 1- 0, 50434= 0,49566 Berdasarkan perhitungan yang diperoleh bahwa setelah 248 penggunaan
komponen Bearing SKF 29326 nilai keandalannya adalah sebesar 0, 50434. Hal ini menunjukkan nilai keandalan komponen mesin pada jadwal penggantian
komponen adalah sebesar 0, 50434.
Rekapitulasi nilai keandalan reliability pada jadwal interval penggantian komponen dapat dilihat pada Tabel 5.36.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.36. Rekapitulasi Nilai Keandalan pada Jadwal Interval Penggantian Komponen
No Komponen
Interval Penggantian Komponen Hari
Keandalan
1 Left and Right Handed Worm PN 13
196 0,36906
2 Bushing
179 0,5012
3 Rebuild Worm
204 0,37267
4 Press Cylynder
243 0,37201
5 Bearing SKF 29326
248 0,50434
Sumber: Pengolahan Data
5.2.5. Pembentukan Current State Map
Pembentukan current state map dilakukan dengan menerapkan langkah –
langkah berdasarkan konsep value stream mapping, aktivitas perawatan yang diterapkan pada current state map merupakan urutan aktivitas aktual yang
dilakukan jika terjadi kerusakan. Data mengenai waktu rata – rata seperti nilai
MTTO, MTTR dan MTTY didapatkan dari hasil wawancara dengan bagian maintenance terhadap bagaimana perbaikan yang dilakukan jika terjadi kerusakan
hingga dapat beroperasi kembali. Dengan adanya pemetaan ini, maka dapat diidentifikasi beberapa faktor
yang menyebabkan bertambahnya nilai non value added time, seperti: 1.
Delay akibat operator yang menggunakan mesinperalatan lambat dalam merespon kerusakan. Delay ini dihitung sejak terjadinya equipment
breakdown sampai operator perawatan mendapatkan informasi bahwa terjadi kerusakan. Hal ini terjadi karena yang menggunakan
mesinperalatan belum memahami fungsional mesin dan apa yang harus
Universitas Sumatera Utara
dilakukan jika terjadi kerusakan pada mesin sehingga terjadi delay yang cukup lama.
2. Delay akibat tidak tersedianya komponen. Ketersediaan sumber daya
seperti komponen mesin dan peralatan yang digunakan untuk memperbaiki mesin yang rusak merupakan salah satu factor yang mempengaruhi nilai
waktu downtime dalam aktivitas perawatan. Jika komponen dan sumber daya lainnya tidak tersedia maka proses perbaikan tidak dapat segera
dilakukan yang mengakibatkan mesinperalatan tidak dapat digunakan untuk melakukan proses produksi.
Kondisi aktual yang terjadi di PT. Multimas Nabati Asahan masih belum optimal karena masih sering terjadi delay karena tidak tersedianya
komponen mesin. Hal ini menyebabkan mesin tidak dapat langsung diperbaiki ketika terjadi kerusakan karena harus nmenunggu samapi
komponen tersedia dan proses perawatan dapat dilakukan. 3.
Delay akibat tidak tersedianya opearator perawatan tidak adanya teknisi yang standby di tempat. Teknisi perawatan yang seharusnya standby di
lantai produksi, sehingga pada saat dibutuhkan dapat segera melakukan tugasnya. Namun kondisi aktual saat ini masih belum optimal karena
masih sering terjadi delay akibat kerusakan yang tidak dapat diprediksi. 4.
Prosedur perawatan dan perbaikan yang belum optimal. Dari hasil penggambaran current state map didapatkan total waktu non value
added sebesar 11 jam dan total waktu value added sebesar 6 jam. Sehingga
Universitas Sumatera Utara
didapatkan persentase maintenance efficiency untuk komponen Left and Right Handed Worm PN 13 sebesar 35,29.
Maintenance Efficiency =
= Current state map aktivitas perawatan komponen Left and Right Handed
Worm PN 13 dapat dilihat pada Gambar 5.3. dan untuk komponen bushing, rebuild worm, press cylinder dan beraing SKF 29326 dapat dilihat pada gambar
selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
Identikasi Masalah Identifikasi Sumber Daya
Mengalokasikan Sumber daya
Equipment Breakdown
Left and Right Handed Worm PN 13
Komunikasikan Masalah
Mempersiapkan pekerjaan yang
akan dilakukan Melakukan Perawatan perbaikan
Menjalankan mesin peralaytan setelah diperbaiki
6 jam 1 jam
17 jam 1 jam
0,5 jam 4 jam
0,5 jam 0,5 jam
3 jam 0,5 jam
MTTO MTTR
MTTY 10 jam
1 jam 6 jam
Non Value Added Time Value Added Time
6 jam 11 jam
Maintenance Efficiency 35,29
Gambar 5.3. Current State MVSM Komponen Left and Right Handed Worm PN 13
Universitas Sumatera Utara
Identikasi Masalah Identifikasi Sumber Daya
Mengalokasikan Sumber daya
Equipment Breakdown
Bushing
Komunikasikan Masalah
Mempersiapkan pekerjaan yang
akan dilakukan Melakukan Perawatan perbaikan
Menjalankan mesin peralaytan setelah diperbaiki
4 jam 1 jam
15 jam 1 jam
0,5 jam 3 jam
1 jam 1 jam
3 jam 0,5 jam
MTTO MTTR
MTTY 10 jam
1 jam 4 jam
Non Value Added Time Value Added Time
4 jam 11 jam
Maintenance Efficiency 26,66
Gambar 5.4. Current State MVSM Komponen Bushing
Universitas Sumatera Utara
Identikasi Masalah Identifikasi Sumber Daya
Mengalokasikan Sumber daya
Equipment Breakdown
Rebuild Worm
Komunikasikan Masalah
Mempersiapkan pekerjaan yang
akan dilakukan Melakukan Perawatan perbaikan
Menjalankan mesin peralaytan setelah diperbaiki
3 jam 1 jam
15 jam 1 jam
0,5 jam 2 jam
1 jam 1 jam
5 jam 0,5 jam
MTTO MTTR
MTTY 11 jam
1 jam 3 jam
Non Value Added Time Value Added Time
3 jam 12 jam
Maintenance Efficiency 20
Gambar 5.5. Current State MVSM Komponen Rebuild Worm
Universitas Sumatera Utara
Identikasi Masalah Identifikasi Sumber Daya
Mengalokasikan Sumber daya
Equipment Breakdown
Press Cylinder
Komunikasikan Masalah
Mempersiapkan pekerjaan yang
akan dilakukan Melakukan Perawatan perbaikan
Menjalankan mesin peralaytan setelah diperbaiki
6 jam 1 jam
18 jam 1 jam
0,5 jam 2 jam
1 jam 1 jam
5 jam 0,5 jam
MTTO MTTR
MTTY 11 jam
1 jam 6 jam
Non Value Added Time Value Added Time
6 jam 12 jam
Maintenance Efficiency 33,33
Gambar 5.6. Current State MVSM Komponen Press Cylinder
Universitas Sumatera Utara
Identikasi Masalah Identifikasi Sumber Daya
Mengalokasikan Sumber daya
Equipment Breakdown
Bearing SKF 29326
Komunikasikan Masalah
Mempersiapkan pekerjaan yang
akan dilakukan Melakukan Perawatan perbaikan
Menjalankan mesin peralaytan setelah diperbaiki
4 jam 1 jam
16 jam 1 jam
0,5 jam 2 jam
1 jam 1 jam
5 jam 0,5 jam
MTTO MTTR
MTTY 11 jam
1 jam 4 jam
Non Value Added Time Value Added Time
4 jam 12 jam
Maintenance Efficiency 25
Gambar 5.7. Current State MVSM Komponen Bearing SKF 29326
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Gambar 5.4. aktivitas yang akan memberikan nilai tambah adalah aktivitas perbaikanperawatan mesin, sedangkan aktivitas lainnya tidak
memberikan nilai tambah. Aktivitas non value added pada perbaikanperawatan komponen eft and Right Handed Worm PN 13 dapat dilihat pada Tbael 5.40.
Tabel 5.37. Aktivitas Non Value Addeed Komponen Left and Right Handed Worm PN 13
NO Aktifitas
Waktu jam
Keterangan
1 Equipment Breakdown
- Terjadinya kerusakan atau perlunya dilakukan perawatan
pada satu mesinperalatan yang dapat mempengaruhi proses produksi.
2 Komunikasi Masalah
0,5 Operator pengguna mesinperalatan mengkoordinasikan
masalah kerusakan ke operator perawatanperbaikan
3 Delay karena tidak adanya
operator perawatan 3
Aktivitas perawatan tertunda karena operator perawatan yang tidak berada ditempat pada waktu operator
penggunamesinperalatan menyampaikan kondisi equipment breakdown.
4 Identifiaksi Masalah
0,5 Identifikasi hal
– hal yang menyebabkan terhentinya mesinperalatan yang digunakan
5 Identifikasi sumber daya
0,5 Identifikasi sumber daya yang dibutuhkan dalam
melakukan proses perawtan atau perbaikan seperti: alat- alat obeng, tang, palu, dll, spare parts, operator dan
yang lainnya
6 Delay tidak tersedianya
komponen mesin 4
Delay terjadi karena tidak tersedianya komponen yang dibutuhkan meskipun informasi yang telah diterima oleh
operator perawatan 7
Mengalokasikan sumber daya 0,5
Mempersiapkan sumber daya yang telah diidentifikasi 8
Mempersiapkan pekerjaan yang akan dilakukan
1 Menyusun rencana kerja
9 Menjalankan mesinperalatan
setelah diperbaiki 1
Waktu yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa mesinperalatan dapat digunakan kembali setelah
kegiatan setelah kegiatan perawatan mesinperalatan dilakukan
Dari Tabel 5.40. dapat dilihat masih terdapat aktivitas yang seharusnya dapat dieliminasi seeprti delay karena tidak adanya operator dan delay karena
tidak tersedianya komponen mesin. Pada pembentukan future state map
Universitas Sumatera Utara
diharapkan agar kedua aktivitas tersebut dapat dieliminasi untuk mengoptimalkan perawatan mesin.
5.2.6. Pembentukan Future State Map
Data mengenai waktu rata-rata seperti MMTO, MTTR dan MTTY didapat dari hasil wawancara denbgan bagian maintenance mengenai tahap perbaikan
yang dilakukan hingga mesin dapat dioperasikan kembali. Setelah membuat current state map, maka langkah terakhir dalam MVSM adalah membuat future
state map. Dari hasil penggambaran future state map didapatkan total waktu non value added sebesar 5,5 jam dan waktu value added sebesar 6 jam. Maka nilai
maintenance efficiency unutk komponen Left and Right Handed Worm PN 13
adalah sebesar 52,17.
Maintenance Efficiency =
=
Future state map aktivitas komponen Left and Right Handed Worm PN 13 dapat dilihat pada Gambar 5.8. dan komponen lainnya pada gambar
selanjutnya. Berdasarkan Gambar 5.8. aktivitas yang memberikan nilai tambah adalah aktivitas perbaikanperawatan mesin, sedangkan aktivitas lainnya tidak
memberikan nilai tambah. Aktivitas non value added pada perbaikanperawatan komponen Left and Right Handed Worm PN 13 dapat dilihat pada Tabel 5.41.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.38. Aktivitas Non Value Addeed Komponen Left and Right Handed Worm PN 13
NO Aktifitas
Waktu jam
Keterangan
1 Equipment
Breakdown -
Terjadinya kerusakan atau perlunya dilakukan perawatan pada satu mesinperalatan yang dapat
mempengaruhi proses produksi.
2 Komunikasi
Masalah 0,5
Operator pengguna mesinperalatan mengkoordinasikan masalah kerusakan ke operator
perawatanperbaikan
3 Identifiaksi Masalah
2 Identifikasi hal
– hal yang menyebabkan terhentinya mesinperalatan yang digunakan
4 Identifikasi sumber
daya 0,5
Identifikasi sumber daya yang dibutuhkan dalam melakukan proses perawtan atau perbaikan seperti:
alat-alat obeng, tang, palu, dll, spare parts, operator dan yang lainnya
5 Mengalokasikan
sumber daya 0,5
Mempersiapkan sumber daya yang telah diidentifikasi
6 Mempersiapkan
pekerjaan yang akan dilakukan
1 Menyusun rencana kerja
7 Menjalankan
mesinperalatan setelah diperbaiki
1 Waktu yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa
mesinperalatan dapat digunakan kembali setelah kegiatan setelah kegiatan perawatan mesinperalatan
dilakukan
Universitas Sumatera Utara
Identikasi Masalah Identifikasi Sumber Daya
Mengalokasikan Sumber daya
Equipment Breakdown
Left and Right Handed Worm PN 13
Komunikasikan Masalah
Mempersiapkan pekerjaan yang
akan dilakukan Melakukan Perawatan perbaikan
Menjalankan mesin peralaytan setelah diperbaiki
6 jam 1 jam
11,5 jam 1 jam
0,5 jam 0,5 jam
2 jam 0 jam
0,5 jam
MTTO MTTR
MTTY 4,5 jam
1 jam 6 jam
Non Value Added Time Value Added Time
6 jam 5,5 jam
maintenance Efficiency 52,17
Gambar 5.8. Future State MVSM Komponen Left and Right Handed Worm PN 13
Universitas Sumatera Utara
Identikasi Masalah Identifikasi Sumber Daya
Mengalokasikan Sumber daya
Equipment Breakdown
Bushing
Komunikasikan Masalah
Mempersiapkan pekerjaan yang
akan dilakukan Melakukan Perawatan perbaikan
Menjalankan mesin peralaytan setelah diperbaiki
4 jam 1 jam
9,5 jam 1 jam
0,5 jam 1 jam
1 jam 0 jam
1 jam
MTTO MTTR
MTTY 4,5 jam
1 jam 4 jam
Non Value Added Time Value Added Time
4 jam 5,5 jam
maintenance Efficiency 42,10
Gambar 5.9. Future State MVSM Komponen Bushing
Universitas Sumatera Utara
Identikasi Masalah Identifikasi Sumber Daya
Mengalokasikan Sumber daya
Equipment Breakdown
Rebuild Worm
Komunikasikan Masalah
Mempersiapkan pekerjaan yang
akan dilakukan Melakukan Perawatan perbaikan
Menjalankan mesin peralaytan setelah diperbaiki
3 jam 1 jam
8,5 jam 1 jam
0,5 jam 0,5 jam
2 jam 0 jam
0,5 jam
MTTO MTTR
MTTY 4,5 jam
1 jam 3 jam
Non Value Added Time Value Added Time
3 jam 5,5 jam
Maintenance Efficiency 35,29
Gambar 5.10. Future State MVSM Komponen Rebuild Worm
Universitas Sumatera Utara
Identikasi Masalah Identifikasi Sumber Daya
Mengalokasikan Sumber daya
Equipment Breakdown
Press Cylinder
Komunikasikan Masalah
Mempersiapkan pekerjaan yang
akan dilakukan Melakukan Perawatan perbaikan
Menjalankan mesin peralaytan setelah diperbaiki
6 jam 1 jam
9,5 jam 1 jam
0,25 jam 0,25 jam
0,5 jam 0 jam
0,5 jam
MTTO MTTR
MTTY 2,5 jam
1 jam 6 jam
Non Value Added Time Value Added Time
6 jam 5,5 jam
maintenance Efficiency 63,15
Gambar 5.11. Future State MVSM Komponen Press Cylinder
Universitas Sumatera Utara
Identikasi Masalah Identifikasi Sumber Daya
Mengalokasikan Sumber daya
Equipment Breakdown
Bearing SKF 29326
Komunikasikan Masalah
Mempersiapkan pekerjaan yang
akan dilakukan Melakukan Perawatan perbaikan
Menjalankan mesin peralaytan setelah diperbaiki
4 jam 1 jam
9,5 jam 1 jam
0,5 jam 0,5 jam
2 jam 0 jam
0,5 jam
MTTO MTTR
MTTY 4,5 jam
1 jam 4 jam
Non Value Added Time Value Added Time
4 jam 5,5 jam
Maintenance Efficiency 42,10
Gambar 5.12. Future State MVSM Komponen Bearing SKF 29326
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 5.41. dapat dilihat aktivitas delay karena tidak adanya operator yang standby dan delay karena tidak tersedianya komponen mesin telah dieliminasi.
Hal ini meningkatkan maintenance efficiency sebesar 16,88. Peningkatan maintenance efficiency menandakan future state map yang dibentuk lebih baik
dibandingkan dengan current state map. Hal yang sama juga dilakukan terhadap komponen lain, dan hasilnya maintenance efficiency semua komponen mangalami
peningkatan. Dari hasil pembentukan current state map dan future state map dapat
dilihat terdapat perbedaan yang signifikan, dimana pada future state map aktivitas-aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah non value added
activities telah berkurang. Perbandingan antara nilai current state map dengan future state map untuk semua komponen kritis dapat dilihat pada Tabel 5.42.
Table 5.39. Perbandingan Current State Map dengan Future State Map Komponen Kritis
Left and Right Handed Worm PN 13 No
Kategori Current State Map jam
Future State Map jam
1 MTTO
10 4,5
2 MTTR
6 6
3 MTTY
1 1
4 MMLT MTTO+ MTTR+ MTTY
17 11,5
5 Non Value Added Time MTTO + MTTY
11 5,5
6 Value Added Time MTTR
6 6
7 Maintenance EfficiencyValue Added
TimeMMLT 35,29
52,17
Universitas Sumatera Utara
Table 5.39. Perbandingan Current State Map dengan Future State Map Komponen Kritis Lanjutan
Bushing
1 MTTO
10 4,5
2 MTTR
4 4
3 MTTY
1 1
4 MMLT MTTO+ MTTR+ MTTY
15 9,5
5 Non Value Added Time MTTO + MTTY
11 5,5
6 Value Added Time MTTR
4 4
7 Maintenance EfficiencyValue Added
TimeMMLT 26,66
42,10
Rebuild Worm
1 MTTO
11 4,5
2 MTTR
3 3
3 MTTY
1 1
4 MMLT MTTO+ MTTR+ MTTY
15 8,5
5 Non Value Added Time MTTO + MTTY
12 5,5
6 Value Added Time MTTR
3 3
7 Maintenance EfficiencyValue Added
TimeMMLT 20
35,29
Press Cylinder
1 MTTO
11 4,5
2 MTTR
6 6
3 MTTY
1 1
4 MMLT MTTO+ MTTR+ MTTY
18 11,5
5 Non Value Added Time MTTO + MTTY
12 5,5
6 Value Added Time MTTR
6 6
7 Maintenance EfficiencyValue Added
TimeMMLT 33,33
63,15
Universitas Sumatera Utara
Table 5.39. Perbandingan Current State Map dengan Future State Map Komponen Kritis Lanjutan
Bearing SKF 29326
1 MTTO
11 4,5
2 MTTR
4 4
3 MTTY
1 1
4 MMLT MTTO+ MTTR+ MTTY
16 9,5
5 Non Value Added Time MTTO + MTTY
12 5,5
6 Value Added Time MTTR
4 4
7 Maintenance EfficiencyValue Added
TimeMMLT 25
42,10
Universitas Sumatera Utara
BAB VI ANALISIS DAN EVALUASI PEMABAHASAN MASALAH
6.1. Analisis
6.1.1. Analisis Jenis dan Komponen Mesin Kritis
Dengan menggunakan diagram pareto dengan menggunakan prinsip 80- 20 didapatkan mesin yang menyebabkan kerusakan terbesar pada Departemen
PKS yaitu mesin Screw Press, R. Mill, Sludge Separator, CBC, Tresher dan Digester. Mesin Screw Press memiliki frekuensi kerusakan terbesar menjadi
prioritas pembahasan pada penelitian ini. Screw press digunakan untuk memisahkan minyak dari daging buah yang secara kontinu menggunakan twin
screw press yang bergerak secara berlawanan. Mesin ini sering mengalami kerusakan disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah:
1. Partikel kotoran yang terbawa dari proses perebusan TBS yang ikut terproses pada mesin screw press menyebabkan kerusakan pada komponen mesin.
Semakin sering dan banyak partikel kotoran terperangkap pada mesin akan mempercepat kerusakan komponen mesin.
2. Pemasangan komponen mesin yang tidak benar oleh operator akan mempercepat kerusakan mesin.
3. Wear Keausan yang terjadi akibat dua permukaan yang bergesekan dalam mesin pada saat beroperasi. Semakin lama mesin digunakan maka komponen
mesin akan cepat aus. .
Universitas Sumatera Utara
Jenis mesin Screw Press pada Departemen PKS PT. Multimas Nabati Asahan memiliki frekuensi kerusakan mesin terbesar berdasarkan data historis
kerusakan mesin dari periode 2013-2014. Perusahaan ini memiliki mesin Screw Press sebanyak 7 unit. Ketujuh unit mesin tersebut memiliki frekuensi kerusakan
yang lebih besar dari jenis mesin lainnya yang ada pada Departemen PKS. Data frekuensi kerusakan mesin Screw Press dapat dilihat pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1. Data Frekuensi Kerusakan Mesin Screw Press Periode 2013-2014
No Nama Mesin
Frekuensi Kerusakan Total
Jul Agu
Sep Okt
Nov Des
Jan Feb
Mar Apr
Mei Jun
1 Screw Press 1
- 2
1 4
3 1
- 2
2 1
2 -
18 2
Screw Press 2 1
2 1
3 2
1 3
- 3
3 -
2 21
3 Screw Press 3
2 2
1 3
2 1
1 2
1 1
2 2
20 4
Screw Press 4 -
- 2
4 4
4 2
- 2
4 2
- 24
5 Screw Press 5
1 2
2 -
3 -
2 3
1 1
1 -
16 6
Screw Press 6 1
2 3
1 1
- 3
2 1
2 1
2 19
7 Screw Press 7
2 2
2 -
2 2
2 2
1 3
4 1
23 Sumber: Pengolahan Data
Berdasarkan data historis periode 2013-2014 komponen mesin Screw Press yang memiliki frekuensi kerusakan terbesar merupakan komponen kritis
mesin yang selanjutnya menjadi prioritas pembahasan. Berdasarkan diagram pareto dengan prinsip 80-20 maka didapatkan komponen yang menjadi
prioritas pembahasan dengan frekuensi kerusakan terbesar adalah Left and Right Handed Worm PN 13, Bushing, Rebuild Worm, Press Cylynder, Bearing SKF
29326. Kerusakan satu komponen mesin mengakibatkan mesin tidak bisa
beroperasi dan mengakibatkan munculnya opportunity cost. Berikut merupakan data kerusakan komponen kritis mesin Screw Press pada Tabel 6.2.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.2. Komponen Kritis Mesin Screw Press dan Frekuensi Kerusakannya pada periode 2013-2014
SP = Srew Press Sumber : PT. Multimas Nabati Asahan
6.1.2. Analisis Jadwal Penggantian Komponen
Perawatan mesin usulan adalah dengan melakukan penggantian komponen mesin yang jadwalnya didapatkan dengan pendekatan reliability engineering.
Tahapan yang dilakukan adalah dengan melakukan pengujian pola distribusi terhadap setiap komponen kritis lalu menghitung nilai MTTF Mean Time To
Failure yang menjadi jadwal penggantian komponen. Pola distribusi kerusakan komponen kritis mesin diuji dengan menggunakan distribusi normal,
lognormal,eksponensial dan weibull. Pengujian pola distribusi ini dilakukan dengan menggunakan data interval kerusakan tiap komponen. Penentuan pola
distribusi terpilih dilakukan berdasarkan nilai Index of Fit terbesar dari jenis distribusi yang diuji. Dari hasil yang didapat yaitu komponen Left and Right
Handed Worm PN 13 berdistribusi weibull, komponen Bushing berdistribusi normal, komponen Rebuild Worm berdistribusi weibull, komponen Press
Cylynder berdistribusi weibull dan komponen Bearing SKF 29326 berdistribusi normal.
Berdasarkan perhitungan parameter dengan metode Maximum Likelihood
No Nama Komponen
Nama Mesin SP 1
SP 2 SP 3
SP 4 SP 5
SP 6 SP 7
Total
1 Left and Right Handed Worm PN 13
4 3
3 5
3 2
4 24
2 Bushing
2 2
4 3
3 5
4 23
3 Rebuild Worm
3 4
4 3
1 3
4 22
4 Press Cylynder
3 4
4 2
2 3
2 20
5 Bearing SKF 29326
3 3
2 2
1 3
2 16
Universitas Sumatera Utara
Estimator MLE secara manual dari setiap pola distribusi terpilih maka didapat nilai MTTF untuk setiap komponen kritis adalah untuk komponen Left and Right
Handed Worm PN 13 adalah 196 hari, komponen Bushing adalah 179 hari, komponen Rebuild Worm adalah 204 hari, komponen Press Cylynder adalah 243
hari dan komponen Bearing SKF 29326 adalah 248 hari. Artinya ialah bahwa komponen mesin sudah harus diganti pada saat beroperasi selama 179 hari untuk
komponen Left and Right Handed Worm PN 13, dan selanjutnya untuk setiap komponen kritis.
6.1.3. Analisis Nilai Keandalan Mesin Kritis pada jadwal Penggantian Komponen
Nilai keandalan reliability komponen mesin kritis pada jadwal penggantian yang diusulkan digunakan untuk mengetahui besar nilai keandalan
komponen mesin pada saat dilakukan jadwal penggantian komponen yang diusulkan. Nilai keandalan komponen mesin Left and Right Handed Worm PN 13
pada jadwal penggantian komponen setiap 196 hari penggunaannnya adalah sebesar 0,36906. Nilai keandalan komponen mesin Bushing pada jadwal
penggantian komponen setiap 179 hari penggunaannnya adalah sebesar 0,5012. Nilai keandalan komponen mesin Rebuild Worm pada jadwal penggantian
komponen setiap 204 hari penggunaannnya adalah sebesar 0,37267. Nilai keandalan komponen mesin Press Cylinder pada jadwal penggantian komponen
setiap 243 hari penggunaannnya adalah sebesar 0,37201. Nilai keandalan komponen mesin Press Cylinder pada jadwal penggantian komponen setiap 248
Universitas Sumatera Utara
hari penggunaannnya adalah sebesar 0,50434.
6.1.4. Analisis Biaya Perawatan Mesin Saat Ini dan Usulan
Perusahan pada umumnya melakukan perbaikan daripada pencegahan, oleh karena itu perusahaan sering mengeluarkan biaya perawatn yang tinggi.
Biaya ini dinamakan biaya Cost of Failure CoF yaitu biaya corrective maintenance yang timbul pada saat terjadinya kerusakan. Biaya ini tentukan
dengan menghitung biaya tenaga kerja, biaya kehilangan produksi, biaya komponen dan total waktu perbaikan.
Biaya perawatan mesin secara preventive maintenance dapat diestimasi dengan menghitung nilai Cost of Preventive CoP. Biaya ini dihitung berdasarkan
nilai biaya tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melakukan perawatan, biaya kehilangan produksi akibat kerusakan mesin dan biaya komponen rusak yang
harus diperbaikidiganti. Perhitungan biaya ini didasarkan pada besar waktu standar yang dibutuhkan untuk melakukan perawatan pencegahan. Dari hasil
perhitungan yang didapat maka besar estimasi biaya perawatan per hari untuk setiap komponen kritis mesin adalah untuk komponen Left and Right Handed
Worm PN 13 sebesar Rp. 8.445.691,25, komponen Bushing sebesar Rp. 1.625.136,25, komponen Rebuild Worm sebesar Rp. 549.913,08, komponen
Press Cylynder sebesar Rp. 7.349.314,62 dan komponen Bearing SKF 29326 sebesar Rp. 4.375.136,25.
Perhitungan terhadap masing-masing komponen kritis menghasilkan nilai biaya yang berbeda-beda. Hasil total perhitungan biaya corrective dan preventive
Universitas Sumatera Utara
maintenance dapat dilihat pada Tabel 6.3.
Tabel 6.3. Total Perbandingan Biaya Perawatan Komponen Mesin
Komponen CfRp
CpRp
Left and Right Handed Worm PN 13 249.712.947,6
8.445.691,25 Bushing
214.517.894,9 1.625.136,25
Rebuild Worm 213.507.894,9
549.913,08 Press Cylynder
262.905.473,9 7.249.314,62
Bearing SKF 29326 231.470.421,2
4.375.136,25
Total 1.172.114.632,5 22.345.191,44
Sumber: Pengolahan Data
Dari hasil nilai perbandingan perhitungan biaya secara corrective dan preventive maintenance cost, dapat dilihat bahwa terjadi penghematan biaya dari
Rp. 1.172.114.632,5 menjadi Rp. 22.345.191,44. Hal ini menunjukkan adanya perencanaan pencegahan lebih awal yang
sudah diantisipasi oleh perusahaan untuk melakukan perawatan mesin dalam menghindari adanya kerusakan secara tiba-tiba, menghemat pengeluaran biaya
perawatan oleh perusahaan. Karena nilai biaya yang sangat tinggi pada cost of failure disebabkan oleh faktor waktu perbaikan yang sangat lama dan biaya
kehilangan produksi yang sudah dihindari.
6.1.5. Analisis Pengembangan Standard Operation Procedure SOP 6.1.5.1.Analisis Current State Map
Pembentukan current state map dalam Maintenance Value Stream Mapping MVSM dengan ketiga tahapan yaitu Mean Time To Organize
MTTO, Mean Time To Repair MTTR, dan Mean Time To Yield MTTY menunjukkan bagaiama perbaikan yang dilakukan perusahaan dari mulai
Universitas Sumatera Utara
terjadinya kerusakan hingga dilakukannya perawatan mesin. Tahapan pembentukan MTTO saat ini yang dikembangkan perusahaan untuk setiap
komponen kritis untuk nilai MTTO komponen Left and Right Handed Worm PN 13 adalah 10 jam, komponen Bushing adalah 10 jam, komponen Rebuild Worm
adalah 11 jam, komponen Press Cylynder adalah 11 jam dan komponen Bearing SKF 29326 11 jam.
Aktifitas pembongkaran
mesin, penggantian
komponen, sampai
pemasangan komponen baru yang dilakukan saat ini oleh perusahaan yang termasuk dalam MTTR untuk komponen Left and Right Handed Worm PN 13
adalah 6 jam, komponen Bushing adalah 4 jam, komponen Rebuild Worm adalah 3 jam, komponen Press Cylynder adalah 6 jam dan komponen Bearing SKF
29326 4 jam. Sedangkan aktifitas untuk memastikan mesinperalatan dapat digunakan kembali setelah dilakukan peratwan yang termasuk MTTY untuk
setiap komponen adalah 1 jam. Dari hasil tersebut maka didapatkan nilai maintenance efficiency untuk komponen Left and Right Handed Worm PN 13
adalah 35,29, komponen Bushing adalah 26,66, komponen Rebuild Worm adalah 20, komponen Press Cylynder adalah 33,33 dan komponen Bearing
SKF 29326 25. Gambar berikut ini merupakan sebuah tahapan-tahapan kegiatan yang harus dilakukan ketika sebuah kerusakan terjadi.
Tahapan berikut ini adalah sebagai basis dalam pembentukan MTTO Mean Time To Organize yang dapat dikembangkan di PT. Multimas Nabati
Asahan.
Universitas Sumatera Utara
Perencanaan Pekerjaan
Analisis Pekerjaan
dan Alternatif
Pemilihan Altertif
Identifikasi Kebutuhan
dan kondisi Khusus
Identifikasi Kegiatan
Perawatan
Identifikasi Informasi
Identifikasi Instruksi
Identifikasi Kebutuhan
Teknisi
Estimasi Waktu
Perbaikan
Identifikasi Peralatan
Identifikasi Material
Material Tersedia?
Pemesanan Material
Material Diterima
Pemeriksaan Material dan
Peralatan Identifikasi
Supervisor dan Shift
Standarisasi Pekerjaan
Logbook Jadwal Perbaikan
1
19 18
17 16
15 14
13 12
11 10
9 8
7 6
5
4 3
2
No Yes
Gambar 6.1. Flowchart Maintenance Planning Procedure
Penjelasan setiap aktifitas dalam flowchart maintenance planning procedure dapat dilihat pada Tabel 6.4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.4.Perencanaan Prosedur Perawatan PT. Multimas Nabati Asahan No
Aktifitas Keterangan
1 Perencanaan pekerjaan
Merencanakan pekerjaan perbaikan untuk kerusakan mesinkomponen mesin
2 Analisis pekerjaan dan
alternatif Melakukan analisis terhadap pekerjaan perbaikan
yang akan dilakukan 3
Pemeliharaan alternatif Memilih pekerjaan perbaikan yang layak untuk
digunakan
4 Identifikasi kebutuhan dan
kondisi khusus Mengidentifikasi kebutuhan dan kondisi khusus,
seperti bantuan dari pihak kontraktor mesin atau supplier mesin
5 Identifikasi kegiatan
perawatan Indentifikasi langkah-langkah dalam pengerjaan
perbaikan 6
Identifikasi informasi Identifiaksi kebutuhan informasi
7 Identifikasi instruksi
Identifikasi setiap instruksi dalam pengerjaan perbaikan
8 Identifikasi kebutuhan teknisi
Identifikasi teknisi yang akan melakukan perbaikan 9
Estimasi waktu perbaikan Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk
proses perbaikan 10
Identifikasi peralatan Mengidentifikasi peralatan yang akan dipergunakan
dalam perbaikan 11
Identifikasi material Mengidentifikasi materialspare part yang akan
diganti 12
Are material available? Apakah materialspare part tersedia?
13 Pemesanan material
Lakukan pemesanan jika materialspare part tidak tersedia
14 Penerimaan material
Menerima material spare part dari supplier 15
Material dan peralatan tersedia Memastikan materialspare part dan peralatan tersedia sebelum melakukan tugas pengerjaan
perbaikan 16
Identifikasi mandor dan shift Mengidentifikasi supervisor atau mandor dan shift
yang akan dikenakan tugas pengerjaan perbaikan 17
Standarisasi pekerjaan Lakukan standarisasi sistem kerja perbaikan
18 Logbook
Mencatat dalam logbook ataupun database 19
Jadwal perbaikan Jadwal tindakan kegiatan perbaikan
6.1.5.2.Analisis Future State Map
Setelah membuat current state map, maka langkah terkahir dalam Maintenance Value Stream Mapping MVSM adalah menyusun future state map.
Dari hasil penggambaran future state map didapatkankan nilai total non value
Universitas Sumatera Utara
added time waktu MTTO dan waktu MTTY dan value added time waktu MTTR untuk setiap komponen menurun dibandingkan dengan non value added
time dan value added time pada current state map. Dari hasil pembentukan future state map didapatkan nilai persentase
maintenance efficiency untuk setiap komponen meningkat. Untuk komponen Left and Right Handed Worm PN 13 adalah 52,17, komponen Bushing adalah
42,10, komponen Rebuild Worm adalah 35,9, komponen Press Cylynder adalah 63,15 dan komponen Bearing SKF 29326 42,10.
Berdasarkan future state map yang sudah dibuat maka Standard Operation Procedure SOP perawatan dengan pendekatan Reliability Engineering dan
Maintenance Value Stream Mapping MVSM dapat disusun dengan langkah- langkah perawatan usulan seperti berikut ini:
1. Tujuan
Melakukan perawatan mesin karena jadwal penggantian komponen maupun karena terjadi kerusakan.
2. Ruang Lingkup
Departemen Maintenance 3.
Defenisi Merawat mesin dengan melakukan penggantian komponen yang sudah
terjadwal maupun kerusakan mesin. 4.
Tanggung Jawab OperatorMekanik
Maintenance, Asst
Spv Maintenance,
Spv maintenance, Ass Mill Maintenance
Universitas Sumatera Utara
5. Peralatan dan Bahan
a. Komponen mesin
b. Pelumas
c. Alat tulis dan Logbook
d. Obeng
e. Martil, dll
6. Acuan dan Referensi
ISO : 9001 : 2000 ISO : 14001 : 20014
7. Prosedur Kerja
1. Sesuai
dengan jadwal
penggantian komponen,
operator maintenance melakukan penggantian komponen dengan mengisi
form kerusakanpenggantian dan melaporkan kerusakan ke bagian bengkel.
2. Mekanik bagian maintenance mengidentifikasi masalah kerusakan
mesin. 3.
Mekanik bagian maintenance mengidentifikasi kebutuhan sumber daya yaitu peralatan dan bahan.
4. Mekanik melaporkan hasil analisis ke kepala bengkelmaintenance.
5. Jika kepala maintenance sudah menerima dan menyetujui hasil
analisis oleh mekanik maintenance maka mekanik mengambil form pengambilan sumber dayaperalatan spare part.
6. Jika kepala maintenance tidak menerima dan menyetujui hasil
Universitas Sumatera Utara
analisis mekanik maintenance maka dilakukan kembali identifikasi kerusakan.
7. Mekanik maintenance mempersiapkan rencana perbaikan.
8. Mekanik maintenance melakukan kegiatan perbaikan sesuai
prosedur penggantian komponen mesin. 9.
Mekanik melakukan running test mesin untuk memastikan apakah mesin sudah dapat beroperasi dengan benar.
10. Jika mesin belum berfungsi kembali dengan benar maka mekanik
maintenance melakukan kembali identifikasi kerusakan. 11.
Jika mesin sudah dapat berfungsi kembali maka mekanik maintenance mencatat penyebab kerusakan, waktu kerusakan dan
tindakan perbaikan yang dilakukan. Dari prosedur diatas maka dapat disusun flowchart perencanaan
perawatan usulan seperti Gambar 6.2.
Universitas Sumatera Utara
Penggantian komponen Operator mengisi form kerusakanpenggantian dan
melaporkan kerusakan ke bagian bengkel
Mekanik mengidentifikasi masalah kerusakan
Mekanik mengidentifikasi kebutuhan sumber daya peralatansumber daya
Mekanik melaporkan hasil analisis ke kepala bengkel
Acc ka. Bengkel? Form penggantian
komponen Jadwal
penggantian komponen
Mekanik mengambil form pengambilan sumber daya
Mempersiapkan rencana perbaikan Form pengambilan
peralatanspare part
Mekanik melakukan kegiatan perbaikan
Mekanik melakukan running test mesin
Mesin berfungsi kembali?
Mekanik mencatat waktu penyebab kerusakan dan tindakan perbaikan yang dilakukan
Selesai No
Yes No
Yes
Gambar 6.2. Flowchart Perencanaan Perawatan Usulan
Universitas Sumatera Utara
6.2. Evaluasi
6.2.1. Evaluasi Jenis dan Komponen Mesin Kritis
Jenis mesin Screw Press yang memisahkan minyak dengan daging buah sawit yang telah direbus dengan penekananpengepresan mempunyai frekuensi
kerusakan yang paling besar diantara mesin-mesin yang lain dalam periode 2013- 2014. Selama pengepresan berlangsung, air panas dengan temperature tertentu
ditambahkan untuk pengenceran sekaligus memudahkan pelepasan minyak dari daging buah. Minyak kasar yang diperoleh dari hasil pengepresan keluar melalui
lobang-lobang di dinding press cylinder berdiameter ≤ 4 mm, sedangkan ampas
press keluar melalui celah antara slidingadjusting cone dan press cylinder. Mesin mangalami kerusakan diakibatkan kerusakan komponen yang dengan frekuensi
yang tinggi. Komponen Left and Right Handed Worm PN 13, Bushing, Rebuild Worm,
Press Cylynder dan Bearing SKF 29326 menjadi komponen kritis dalam pembahasan. Komponen ini mengalami kerusakan dengan frekuensi paling besar
pada periode 2013 - 2014. Komponen mangalami kerusakan diantaranya diakibatkan karena patah sehingga tidak bisa beroperasi kembali, sirip screw yang
aus maka produksi berkurang, terjadi kelonggaran akibat keausan dan harus diganti dengan yang baru. Kerusakan komponen ini mengakibatkan mesin tidak
bisa beroperasi dan mengakibatkan kehilangan waktu produksi.
Universitas Sumatera Utara
6.2.2. Evaluasi Jadwal Penggantian Komponen
Dengan adanya jadwal perawatan mesin yaitu penggantian komponen maka komponen mesin sudah harus diganti pada saat mesin dioperasikan selama
interval waktu yang telah ditentukan. Hal ini akan menghilangkan biaya akibat kehilangan waktu produksi yang dapat ditimbulkan akibat kerusakan mesin yang
tiba-tiba terjadi saat proses produksi berlangsung. Dengan jadwal penggantian komponen ini maka operator, komponen dan waktu perawatan dapat direncanakan
terlebih dahulu untuk melakukan perawatan di parusahaan. Seperti untuk komponen Left and Right Handed Worm PN 13 dengan nilai MTTF 196 hari,
maka pada saat mesin dioperasikan selama 196 hari komponen Left and Right Handed Worm PN 13 sudah harus diganti dan kebutuhan akan komponen pasti
tersedia di gudang karena telah direncanakan sebelumnya. Untuk perawatan mesin seperti pelumasan, pengencangan baut mesin,
pembersihan mesin dapat dilakukan secara berkala setiap minggu sebelum dilakukannya proses produksi oleh operator bagian maintenance. Langkah ini juga
dapat menghindari agar kerusakan mesin tidak terjadi sebelum jadwal penggantian komponen mesin yang sudah diusulkan.
6.2.3. Evaluasi Nilai Keandalan Mesin Kritis pada jadwal Penggantian Komponen
Besar nilai keandalan reliability komponen mesin pada saat jadwal
penggantian komponen mesin dapat menjadi acuan untuk perusahaan supaya melakukan penggantian komponen mesin saat nilai keandalan mesin sudah pada
Universitas Sumatera Utara
nilai yang ditentukan. Besar nilai keandalan setiap komponen kritis menunjukkan bahwa sebelum nilai keandalan menjadi nol atau sudah akan rusak, komponen
tersebut sudah diganti. Oleh sebab itu kerusakan komponen yang bukan pada waktunya atau saat proses produksi berlangsung dapat dihindari.
6.2.4. Evaluasi Biaya Perawatan Mesin Saat Ini dan Usulan
Hasil perbandingan biaya perawatan saat ini dengan usulan yang meningkat dari Rp. 1.172.114.632,5 menjadi Rp. 22.489.567,31.menunjukkan
bahwa perusahaan dapat menghemat biaya perawatan jika menerapkan cost of preventive dibanding dengan corrective maintenance. Penghematan biaya ini akan
menguntungkan perusahaan dan biaya yang dihemat dapat dialokasikan untuk biaya yang lain yang dibutuhkan oleh perusahaan.
6.2.5. Evaluasi Pengembangan Standard Operation Procedure SOP 6.2.5.1.Evaluasi Current State Map
Pengembangan current state map yang ada pada perusahaan saat ini yaitu evaluasi sistem perawatan yang ada saat ini, masih memiliki nilai MTTO yang
lama dari 15 jam hingga 17 jam. Hal ini disebabkan karena delay yang terjadi saat melakukan perbaikan kerusakan komponen. Delay ini disebabkan karena akibat
operator yang menggunakan mesinperalatan lambat dalam merespon kerusakan, akibat tidat tersedianya komponen, akibat tidak tersedianya operator perawatan
tidak adanya teknisi yang standby di tempat dan prosedur perawatan dan perbaikan yang belum optimal.
Universitas Sumatera Utara
6.2.5.2.Evaluasi Future State Map
Pada pengembangan future state map pada perawatan usulan menghasilkan nilai waktu MTTO yang lebih rendah dibanding current state map
karena delay yang terjadi telah dapat dihindari. Delay yang telah dihilangkan ini menyebabkan non value added time pada future state map semakin kecil sehingga
persentase maintenance efficiency meningkat dari current state map. Hal ini menunjukan pengembangan future state map akan menghemat waktu perawatan
yang akan dilakukan perusahaan saat terjadinya kerusakan. Pemeriksaan mesin- mesin produksi secara rutin pada perusahaan dapat diterapkan setiap hari saat
proses produksi belum dimulai dan sesudah selesai produksi untuk memastikan kondisi mesin yang akan digunakan. Dengan adanya langkah-langkah
perencanaan perawatan usulan yang telah disusun maka perawatan mesin pada PT. Multimas Nabati Asahan akan menghemat waktu dan biaya yang dibutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan pada BAB VI maka diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Mesin kritis yang menjadi prioritas pembahasan penelitian adalah mesin Screw Press yaitu mesin dengan frekuensi kerusakan terbesar selama periode
2013 – 2014 dengan komponen mesin kritis yaitu Left and Right Handed
Worm PN 13, Bushing, Rebuild Worm, Press Cylynder, dan Bearing SKF 2932.
2. Jadwal perawatan mesin dengan penggantian komponen kritis untuk komponen Left and Right Handed Worm PN 13 adalah 196 hari, komponen
Bushing adalah 179 hari, komponen Rebuild Worm adalah 204 hari, komponen Press Cylynder adalah 243 hari dan komponen Bearing SKF
29326 adalah 248 hari. 3. Nilai keandalan komponen mesin pada jadwal penggantian komponen Left
and Right Handed Worm PN 13 adalah sebesar 0,36906, komponen Bushing sebesar 0,5012, komponen Rebuild Worm sebesar 0,37267, komponen Press
Cylynder sebesar 0,37201 dan komponen Bearing SKF 29326 sebesar 0,50434.
4. Perbandingan biaya perawatan mesin saat ini dan estimasi biaya usulan menghasilkan penghematan biaya Rp. 1.172.114.632,5 menjadi Rp.
Universitas Sumatera Utara
22.345.191,44 kepada perusahaan dengan menerapkan cost of preventive dibandingkan tetap mempertahankan penerapan cost of failure yaitu
perawatan secara corrective. 5. Hasil pengembangan Stansard Operation Procedure SOP dengan
Maintenance Value Stream Mapping MVSM menghasilkan nilai persentase maintenance efficiency untuk setiap komponen meningkat. Peningkatan ini
didapat dari perbandingan nilai penerapan current state map terhadap pengembangan dengan future state map. Persentase maintenance efficiency
untuk komponen Left and Right Handed Worm PN 13 adalah 52,17, komponen Bushing adalah 42,10, komponen Rebuild Worm adalah 35,9,
komponen Press Cylynder adalah 63,15 dan komponen Bearing SKF 29326 42,10.
7.2. Saran