Perkiraan besar sampel Cara kerja

3.4.1 Kriteria inklusi

1. Bersedia ikut dalam penelitian. 2. Berumur 21 - 50 tahun.

3. PS ASA 1. 4. Operasi elektif dengan anestesi umum intubasi.

3.4.2 Kriteria eksklusi

1. Pasien dengan riwayat alergi atau hipersensitif terhadap obat yang digunakan dalam penelitian. 2. Pasien dengan kontraindikasi terhadap penggunaan teknik LFA. 3. Pasien hamil.

3.4.3 Kriteria putus uji

1. Terjadi kegawatdaruratan dalam operasi, misalnya: syok, reaksi anafilaksis, dan gangguan pernafasan.

3.5 Perkiraan besar sampel

Untuk menentukan besar sampel dilakukan perhitungan sesuai dengan rumus 1 = n2 = 2 Z α + Z β S gab X1 − X2 S gabungan = √ S1= Simpangan baku kelompok satu dari penelitian sebelumnya =1,1 17 S2= Simpangan baku kelompok dua dari penelitian sebelumnya =4,3 17 n1= Jumlah sampel kelompok satu dari penelitian sebelumnya = 50 17 n2= Jumlah sampel kelompok dua dari penelitian sebelumnya = 50 17 Dari perhitungan dengan rumus di atas diperoleh S gabungan = 3,1384 1 = 2 = 2 1,96 + 0,842 3,1384 2,5 1 = 2 = 25 Z α = 1,96 adalah deviat baku pada 0,05 Z β = 0,842 adalah deviat baku pada 20 Sgabungan = 3,1384 X1-X2 = Perbedaan rerata yang dianggap bermakna ditetapkan = 2,5 Dari hasil perhitungan di atas, maka diperoleh besar sampel minimal 25 orang untuk masing-masing kelompok penelitian. 3.6 Mesin Anestesi, Alat dan bahan 3.6.1 Mesin Anestesi dan Alat 1. Mesin anestesi Datex-Ohmeda Avance dengan vaporizer Isoflurane Tec 7. 2. Pengukuran SpO 2 , EtCO 2 , tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, dan laju jantung dilakukan dengan menggunakan monitor General Electric Dash 4000. Pengukuran suhu tubuh dengan menggunakan termometer digital Omron model MC-245. 3. Corrugated tube disposable Westmed 60 ® Panjang = 152 cm. 4. Soda lime Medisorb Twinpack Carbondioxide Absorbent, GE Healthcare Finland. 5. Timbangan badan kg dan meteran pengukur tinggi badan cm. 6. Gelas Ukur 50 mL merk Pyrex ® . 7. Spuit 3 ml, 5 ml, 10 ml. 8. Infus set. 9. Kateter intravena ukuran 18G 10. Bag valve mask, tabung oksigen cadangan emergensi. 11. Laringoskop set, face mask sungkup dan Endotracheal tube ETT ukuran dewasa. 12. Kasa steril 13. Stop watch 14. Lembar observasi pasien 15. Alat tulis

3.6.2 Bahan

1 Midazolam 0,1 Miloz ® 2 Fentanyl ® Janseen 3 Propofol 1 Propofol FRESOFOL ® 4 Rocuronium Roculax ® 5 Isoflurane Terrel ®

3.7 Cara kerja

1. Penelitian ini dilakukan setelah disetujui oleh komisi etik penelitian bidang kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. 2. Setelah mendapat persetujuan komisi etik penelitian bidang kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, peneliti meminta informed consent dari pasien atau keluarga pasien yang akan menjalani operasi dimasukkan dalam kriteria inklusi dan eksklusi. 3. Sampel di bagi secara random menjadi 2 kelompok 4. Randomisasi dilaksanakan oleh relawan yang sudah dilatih dengan memakai cara randomisasi blok sebagai berikut: dengan memakai tabel angka random pena dijatuhkan diatas tabel angka random, angka yang terkena ujung pena merupakan urutan untuk memulai penelitian. 5. Kelompok A mendapat teknik low flow anesthesia dan kelompok B mendapat teknik high flow anesthesia. 6. Randomisasi dilakukan satu kali, urutan A atau B dibuat dan disimpan daftarnya oleh relawan yang melakukan randomisasi yang telah dilatih. Setelah melakukan randomisasi, kertas berisi keterangan jenis tindakan anestesi inhalasi low flow anesthesia atau high flow anesthesia tersebut diberikan ke peneliti di dalam amplop putih. 7. Kedua kelompok menjalani prosedur persiapan operasi elektif yaitu dipuasakan 6 jam sebelum operasi. Kebutuhan cairan selama puasa telah dipenuhi sebelum operasi dengan infus RL 2cckgBBjam di ruangan. 8. Pada hari penelitian obat disiapkan oleh peneliti. Peneliti juga mempersiapkan dan memeriksa peralatan yang akan digunakan. Alat penguap vaporizer isofluran dikosongkan, lalu diisi kembali dengan isofluran sebanyak 50 mL. Mesin anestesi dikalibrasi dan dilakukan tes kebocoran mengikuti prosedur standar kalibrasi otomatis mesin anestesi pada saat awal dioperasikan. Soda lime pada absorbent dipastikan segar dan diganti secara berkala setiap kali tindakan anestesi umum intubasi. 9. Setelah memasuki kamar operasi, dipasang alat pantau monitor non invasif yaitu monitor dash 4000. Dilakukan pencatatan terhadap tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, laju jantung, laju pernafasan dan suhu tubuh sebelum, selama dan sesudah tindakan anestesi. 10. Semua pasien yang menjadi sampel penelitian diberikan injeksi Midazolam 0,1 mgKgBB IV dan fentanyl 2 µ gkgBB. 11. Sirkuit pernafasan diflushing, lalu diberikan preoksigenasi 8 lmenit selama 3 menit, induksi dengan propofol 2 mgKgBB IV, relaksasi dengan rocuronium 1 mgKgBB IV dan intubasi dengan ETT No 7 atau 7,5 cuff. 12. Segera setelah intubasi dilakukan pemasangan probe sensor EtCO 2 diantara konektor ETT dan sirkuit pernafasan. 13. Pernafasan dikendalikan secara mekanik dengan volume tidal 8 mlKgBB dan laju nafas 14 kalimenit. Obat pelumpuh otot rocuronium dan analgesia intravena fentanyl diberikan sesuai dengan pemantauan selama operasi. 14. Kelompok A mendapatkan teknik low flow anesthesia: Pada fase awal selama 10 menit, FGF 5 litermenit dengan O 2 2 litermenit, N 2 O 3 litermenit dan isoflurane 1 vol . Kemudian FGF diturunkan menjadi 1 litermenit dengan O 2 0,5 litermenit, N 2 O 0,5 litermenit dan isoflurane 1 vol. Keadaan ini dipertahankan selama operasi. Isoflurane dihentikan 15 menit sebelum akhir tindakan operasi dengan FGF tetap dipertahankan dan pernafasan pasien diambil alih secara manual untuk selanjutnya spontan. Wash out gas anestesi dilakukan 5 menit sebelum ekstubasi dengan O 2 murni 5 litermenit. Selanjutnya pasien mendapatkan perawatan pasca operasi. 15. Kelompok B mendapatkan teknik high flow anesthesia: FGF 4 litermenit dengan O 2 2 litermenit, N 2 O 2 litermenit dan isoflurane 1 vol . Keadaan ini dipertahankan selama operasi. Isoflurane dihentikan 15 menit sebelum akhir tindakan operasi dengan FGF diturunkan secara bertahap dan pernafasan pasien diambil alih secara manual untuk selanjutnya spontan. Wash out gas anestesi dilakukan 5 menit sebelum ekstubasi dengan O 2 murni 5 litermenit. Selanjutnya pasien mendapatkan perawatan pasca operasi. 16. Selama tindakan anestesi dan operasi berlangsung dilakukan pengambilan data- data SpO 2 , EtCO 2 , tekanan darah, laju jantung dan suhu tubuh setiap 10 menit. 17. Saat mulai memberikan N 2 O dan isoflurane dicatat sebagai waktu awal anestesi dan saat menghentikan dicatat sebagai akhir anestesi. 18. Dilakukan pengosongan vaporizer, isoflurane yang keluar ditampung ke dalam gelas ukur 50 mL dan dicatat jumlahnya. 3.8. Identifikasi Variabel 3.8.1 Variabel bebas :