Penyerap CO Pemantauan Peralatan Pada Teknik Low Flow Anesthesia

alat penyerap CO 2 harus berfungsi dengan baik. Konsentrasi CO 2 tertinggi dalam udara inspirasi yang masih diperkenankan adalah tidak lebih dari 0,2. 14,21,29,30,31

2.7.4 Penyerap CO

2 Carbondioxide Absorbent Adanya rebreathing akan menghemat panas dan kelembaban, walaupun di sisi lain CO 2 harus dieliminir untuk mencegah adanya hiperkapnia. Penyerap CO 2 sodalime atau baralime berisi hidrokside salts yang mempunyai kemampuan untuk menetralisir carbonic acid. Akhir dari reaksi akan menghasilkan panas, air dan kalsium karbonat. Sodalime lebih banyak dipakai daripada baralime. Kapasitas absorbs sodalime adalah 23 liter CO 2 per 100 gram absorben. Perubahan warna yang terjadi karena penambahan pH, indikator menandakan adanya peningkatan ion hydrogen yang merupakan tanda bahwa absorben telah jenuh. Absorben harus diganti bila telah terjadi perubahan 50 – 70 pada warna indikator. 1,21,31 Dikatakan bahwa kebutuhan cost akan sodalime akan meningkat bila menggunakan FGF yang rendah closed system, tetapi peningkatan akan sodalime lebih kecil bila dibandingkan dengan penghematan obat anestesi inhalasi. 14,21,31

2.7.5 Pemantauan

Untuk keamanan pada setiap tindakan anestesi harus dilakukan pemantauan terhadap tekanan darah, nadi, respirasi dan saturasi O 2 serta EKG bila ada indikasi. Dalam anestesi modern seiring dengan perkembangan teknologi alat pemantau, tindakan anestesi umum khususnya pada teknik low flow closed sistem, O 2 dan N 2 O digunakan sebagai aliran gas segar maka keamanan dan keselamatan pasien akan lebih terjamin bila disertai dengan penggunaan alat pemantau gas-gas pernafasan, sehingga akan dapat diketahui konsentrasi O2 inspirasi dan ekspirasi. 1,21,25,26 Teknik LFA memiliki potensi untuk terjadinya hipoksia dan hiperkarbia. Penurunan FGF pada teknik LFA akan dapat meningkatkan jumlah gas yang dihirup kembali rebreathing gases secara signifikan. Oleh karena itu, gas yang diinspirasi kembali akan mengandung gas ekspirasi dengan proporsi lebih besar, sementara itu gas ekspirasi ini mengandung sedikit oksigen. Keadaan ini berpotensi untuk menimbulkan terjadinya hipoksia. Selain itu, meningkatnya jumlah gas yang dihirup kembali rebreathing gases juga akan mengakibatkan kadar gas CO 2 yang dihirup kembali akan meningkat walaupun sudah digunakan absorber seperti sodalime ataupun baralime yang masih segar. Keadaan ini berpotensi untuk menimbulkan terjadinya hiperkarbia. Oleh karenanya pada penggunaan teknik LFA minimal harus dipantau kadar saturasi oksigen SpO 2 dengan pulse oksimetri dan kadar CO 2 end tidal CO 2 EtCO 2 dengan Capnograph, untuk menghindari terjadinya komplikasi hipoksia dan hiperkarbia. 1,14

2.8 Praktik Penatalaksanaan Low Flow Anesthesia