Teori Low Flow Anesthesia

2.6 Teori Low Flow Anesthesia

Low flow anesthesia memiliki definisi bervariasi sebagai suatu teknik anestesi inhalasi dimana sistem lingkar yang memakai absorben digunakan dengan fresh gas flow sebesar 20 : 1. kurang dari alveolar minute volume pasien, 2. 1 litermenit atau kurang, 3. kurang dari 1,5 litermenit, 4. 3 litermenit atau kurang, 5. 0,5 sampai 2 litermenit, 6. kurang dari 4 litermenit, 7. 500 mLmenit, 8. 500 – 1000 mLmenit. Closed system anesthesia adalah bentuk low flow anesthesia dimana fresh gas flow sama dengan uptake ambilan oksigen dan gas anestesi dari pasien. Pada low flow anesthesia terjadi proses rebreathing gas ekshalasi yang komplit setelah absorbsi CO 2 dan tidak ada gas yang dilepaskan melalui katup APL 20 . Sistem rebreathing dapat digunakan dengan cara yang berbeda : Jika digunakan dengan FGF yang sama dengan minute volume pasien, peran rebreathing akan sia-sia. Hampir sepenuhnya udara yang diekspirasikan akan dilepaskan keluar sistem sebagai kelebihan gas melalui katup APL. Pasien mendapatkan gas segar yang hampir murni. Jika digunakan FGF 4,0 litermenit, peran rebreathing akan meningkat hingga 20. Pasien menghirup komposisi gas yang masih menyerupai gas segar. Hanya jika FGF diturunkan hingga 2 litermenit atau lebih rendah, bagian rebreathing akan mencapai 50 atau lebih. Jadi, hanya ketika FGF yang rendah digunakan sehingga peran rebreathing akan menjadi bermakna. 1,21 Berdasarkan literatur yang ada, teknik low flow dapat dibedakan menjadi 2 cara. Istilah low flow anesthesia yang dikenalkan oleh F. Foldes, yaitu teknik anestesi dengan FGF 1,0 litermenit. R. Virtue memperkenalkan istilah minimal-flow anesthesia dengan merekomendasikan penggunaan FGF 0,5 litermenit. Sebagai penekanan sebelumnya, semakin rendah FGF, semakin rendah jumlah gas yang dibuang dari breathing sistem sirkuit anestesi sebagai gas sisa dan semakin tinggi proporsibagian dari rebreathing. Istilah umum – low flow anesthesia – harus dibatasi untuk mendefinisikan suatu teknik anestesi dimana sistem rebreathing menggunakan paling sedikit 50 udara ekspirasi untuk disirkulasi kembali oleh pasien setelah CO 2 diabsorbsi. Dengan menggunakan sistem rebreathing yang modern, hal ini akan dapat dicapai hanya jika FGF diturunkan menjadi sedikitnya 1 litermenit gambar 2.4. 1,7,17 Gambar 2.4 Rebreathing Volume. Dengan rebreathing parsial, sistem rebreathing menjadi semi terbuka. Hal ini berkoresponden terhadap aliran gas segar FGF sekitar 3 – 6 litermenit. Pengurangan lanjutan dari FGF 1 – 3 litermenit dengan peningkatan subsekuen dalam porsi rebreathe lebih dikenal dengan metode semi tertutup. Jika FGF diatur untuk mengkompensasi agar sesuai dengan jumlah pengambilan gas oleh pasien, udara yang dikeluarkan akan dihirup kembali oleh pasien setelah eliminasi CO 2 untuk nafas berikutnya. Artinya gas segar dimasukkan ke sistem hanya untuk menggantikan gas yang diserap oleh pasien dan hal ini dikenal dengan system rebreathing tertutup. 14, 21 Akan tetapi, ada batasan untuk mengurangi FGF : Untuk mencegah terjadinya defisiensi volume gas yang disampaikan ke sirkuit anestesi, yang tentunya volume gas yang akan dihirup oleh pasien. Selama anestesi, Oksigen diambil oleh pasien dengan konstan pada rentang kebutuhan metabolisme basal. Hal ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus Brody : 1,14, 21 V O2 = 10 x BW [kg] 34 Ambilan N 2 O dan zat anestesi volatile, mengikuti fungsi pangkat. Ambilan N 2 O pada pasien dewasa dengan berat badan normal dapat diperkirakan dengan penggunaan rumus Severinghaus : 1,14,21,25,26 V N2O = 1000 x t -12 Ambilan zat anestesi inhalasi dapat dihitung dengan rumus H. Lowe : 1,14,21,27,28 V AN = f x MAC x λ BG x Q x t -12 Jadi, dengan perkiraan komposisi gas konstan yang bersirkulasi di dalam sirkuit anestesi, ambilan gas total merupakan penjumlahan dari ambilan Oksigen, N 2 O dan zat anestesi inhalasi, mengikuti fungsi pangkat tabel 2.3. Pada awalnya ambilan tersebut tinggi dan menurun tajam pada 30 menit pertama, tetapi sedikit lebih rendah dan menurun seiring waktu dalam prosedur anestesi. Karakteristik ambilan gas ini adalah hasil dari suatu fakta bahwa tekanan parsial gas anestesi berbeda antara di alveoli dan di darah, menjadi tinggi pada awalnya, menurun secara kontinu berkesinambungan dengan meningkatnya saturasi di darah dan jaringan tubuh gambar 2.5. 1,14,21,27,28 Gambar 2.5 Total gas uptake 1,14,21 . Tabel 2.3 Gas Uptake. 1,14,21 Keterangan : - VO 2 : Volume Oksigen setelah 30 menit tindakan anestesi ml - V N2o : Volume Nitrousoxide 30 menit tindakan anestesi ml - V AN : Volume sevoflurane 30 menit tindakan anestesi ml

2.7 Peralatan Pada Teknik Low Flow Anesthesia