3. Jumlah isoflurane terpakai
3.9 Definisi operasional
Teknik low flow anesthesia adalah teknik anestesi inhalasi dengan menggunakan aliran gas segar fresh gas flow FGF sebesar 500 – 1000 mLmenit. Pada
penelitian ini digunakan FGF sebesar 1 litermenit dimana O
2
0,5 litermenit dan N
2
O 0,5 litermenit. Teknik high flow anesthesia adalah teknik anestesi inhalasi dengan menggunakan
aliran gas segar fresh gas flow FGF sebesar 2 – 5 litermenit. Pada penelitian ini digunakan FGF sebesar 4 litermenit dimana O
2
2 litermenit dan N
2
O 2 litermenit.
Aliran gas segar fresh gas flow FGF adalah campuran gas medis yang dapat terdiri dari oksigen, nitrous oxide N
2
O ataupun air udara yang bersumber dari common gas outlet saluran gas umum pada mesin anestesi. Besarnya FGF
ditentukan oleh peneliti berdasarkan randomisasi.
SpO
2
Peripheral capillary oxygen saturation adalah rasio dari oxyhemoglobin terhadap keseluruhan hemoglobin fungsional yang menunjukkan perkiraan kadar
saturasi oksigen di darah. Normalnya adalah lebih besar dari 95. Pada penelitian ini dinilai dengan menggunakan alat pulse oximetry dari monitor non invasif yang
dipasang pada jari telunjuk pasien.
EtCO
2
End tidal carbondioxide adalah kadar CO
2
karbondioksida yang dilepaskan pada saat akhir ekspirasi. Normalnya adalah 30 – 43 mmHg. Pada
penelitian ini dinilai dengan menggunakan alat capnometer mainstream infrared
CO
2
analyzer dari monitor non invasif yang dihubungkan dengan konektor endotrachel tube ETT.
Tidal volume TV adalah volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi setiap kali bernafas normal. Pada penelitian ini Tidal Volume pasien ditentukan dari
mesin anestesi dengan rumus: Tidal Volume = 8 mL x Predicted Body Weight Kg
PBW adalah Predicted Body Weight, rumus perhitungan dengan Panjang Badan PB dalam centimeter cm:
Laki-laki : 50 + 0.91 PB - 152.4 Perempuan: 45.5 + 0.91 PB - 152.4
Minute volume adalah volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi dalam setiap menit. Minute volume ditentukan dengan rumus :
Minute volume = Tidal Volume x Respiratory Rate Respiratory rate RR adalah laju nafas dalam setiap menit. Pada penelitian ini RR
ditentukan dari mesin anestesi sebesar 14 xmenit. Jumlah isoflurane yang terpakai adalah selisih antara jumlah isoflurane yang diisi
ke vaporizer sebelum operasi dengan jumlah isoflurane yang tersisa dari vaporizer setelah operasi dengan bantuan gelas ukur 50 mL. Pada penelitian ini akan
dihitung jumlah isofluran terpakai dalam 1 jam. Tekanan darah adalah hasil kali curah jantung dan tahanan vaskular sistemik.
Nilai normalnya untuk sistolik 90 – 120 mmHg dan diastolik 60 – 90 mmHg. Diukur dengan monitor standar non invasif.
Laju jantung adalah jumlah denyut kontraksi jantung selama satu siklus lengkap per menit. Normalnya sekitar 60 – 90 kali permenit, dinilai dengan menggunakan
monitor standar non invasif. Tekanan darah sistolik adalah tekanan pada dinding pembuluh darah arteri selama
kontraksi jantung. Tekanan darah diastolik adalah tekanan pada dinding pembuluh darah arteri
setelah kontraksi selama bilik jantung terisi. Consecutive sampling adalah semua subyek yang datang secara berurutan dan
memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi.
3.10 MASALAH ETIKA Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin dari komisi etik penelitian bidang
kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Pasien ataupun keluarga pasien
sebelumnya di beri penjelasan tentang tujuan, manfaat serta resiko dari hal yang terkait dengan penelitian. Kemudian diminta mengisi formulir kesediaan menjadi
subjek penelitian informed consent. Sebelum
anestesi dan
proses penelitian
dimulai dipersiapkan
alat kegawatdaruratan oronasopharyngeal airway, ambu bag, oksigen, laryngoscope,
endotracheal tube ukuran pasien, suction set, monitor pulse oximetry, tekanan darah, EKG, laju jantung, obat emergensi efedrine, adrenalin, sulfas atropin,
lidokain, aminophilin, deksamethason.
Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tindakan yang sudah lazim dilakukan pada pasien dan dikerjakan sesuai standar. Bila nantinya terjadi
kegawatdaruratan selama proses tindakan, baik yang berhubungan langsung akibat tindakan ataupun suatu proses dari perjalanan penyakitnya, maka langsung
dilakukan penanganan sesuai dengan teknik, alat dan obat standar seperti yang telah disiapkan sebelumnya.
3.11 Rencana manajemen dan analisa data