Oleh karena itu, panas dan kelembaban gas inspirasi tergantung pada proporsi relative dari  gas  rebreathing  ke  gas  segar  inspirasi.  Aliran  yang  tinggi  akan  disertai  dengan
kelembaban  yang  relatif  rendah,  sedangkan  aliran  yang  rendah  memungkinkan  saturasi  air yang  lebih  besar.  Butiran  absorbent  menghasilkan  sumber  panas  yang  signifikan  dan
kelembaban di dalam sistem lingkar.
4,20,24
2.3.3.5 Kontaminasi bakteri
Resiko terdapatnya mikroorganisme pada komponen-komponen sistem lingkar secara teoritis  dapat  mengakibatkan  infeksi  saluran  pernafasan  pada  pasien  yang  menggunakan
sirkuit  ini  berikutnya.  Karena  alasan  ini,  penyaring  bakteri  kadang-kadang  ditambahkan  ke dalam tabung pernafasan inspirasi atau ekspirasi atau di Y-piece.
24
2.3.4 Kekurangan Sistem Lingkar
Meskipun  sebagian  besar  masalah  rangkaian  Mapleson  terselesaikan  oleh  sistem lingkar, sistem ini tetap memiliki kekurangan, seperti ukuran lebih besar dan kurang praktis
dibawa, meningkatnya kompleksitas, mengakibatkan resiko tinggi pemutusan atau malfungsi, meningkatkan  resistensi,  dan  kesulitan  memprediksi  konsentrasi  gas  inspirasi  selama  FGF
rendah.
24
2.4 Sejarah Singkat Teknik Rebreathing Dalam Ilmu Anestesi
Pada  awal  tahun  1850,  John  Snow  mengenali  bahwa  sejumlah  zat  anestesi  inhalasi diekspirasikan  tidak  berubah  di  dalam  udara  ekspirasi  pasien-pasien  yang  teranestesi.  Dia
menyimpulkan dan dapat membuktikan bahwa efek  narkose dapat nyata-nyata diperpanjang dengan menghirup kembali uap yang tidak terpakai tersebut. Sekitar 75 tahun kemudian, pada
tahun  1924,  peralatan  sistem  rebreathing  dengan  penyerap CO
2
pertama  kali  diperkenalkan dalam praktik anestesi. Pada saat Ralph Waters menggunakan sistem to-and-fro, Ginekologis
berkebangsaan  Jerman  Carl  J.  Gaus  dan  ahli  kimia  Hermann  D.  Wieland  menganjurkan penggunaan  sistem  circle  sistem  lingkar  pada  pemakaian  Acetylene  sebagai  zat  anestesi
inhalasi. Pengenalan zat anestesi yang sangat mudah terbakar yaitu Cyclopropane pada tahun 1933,  mendorong para  ahli  anestesi  untuk  menggunakan  aliran  gas  segar  Fresh  Gas  Flow
FGF serendah mungkin untuk mengurangi polusi di kamar operasi dan meminimalkan resiko ledakan akibat suatu kelalaian.
1,21
Pada  tahun  1954  Halothane  diperkenalkan,  zat  anestesi  volatile  baru  yang  memiliki karakteristik  potensi  anestesi  tinggi  namun  rentang  efek  terapetik  yang  sempit.  Untuk
memastikan  keselamatan  pasien,  penggunaan  zat  anestesi  ini  dibatasi  oleh  pengetahuan tentang  aplikasi  konsentrasi  uapnya.  Dimana  penghitungannya  sederhana  dan  mudah  hanya
jika  FGF  tinggi  digunakan  dan  proporsi  bagian  penghirupan  kembali    rebreathing  dijaga untuk  tetap  lebih  rendah.  Tambahannya,  vaporizer  yang  tersedia  pada  saat  itu,  tidak  dapat
bekerja  dengan  cukup  reliabel  dan  tepat  pada  rentang  flow  yang  rendah.  Jadi,  walaupun hampir  seluruh  mesin  anestesi  sudah  dilengkapi  dengan  sistem  lingkar  rebreathing  yang
canggih, kebalikannya, yang menjadi kebiasaan  praktik rutin yaitu penggunaan FGF sebesar 4  –  6  litermenit,  yang  secara  penuh  meniadakan  prinsip  rebreathing  dengan  signifikan.  Di
banyak  negara  hal ini masih rutin dilakukan pada saat menjalankan teknik anestesi inhalasi. Bagaimanapun,  terkait  dengan  pengembangan  peralatan  anestesi  modern,  ketersediaan  alat
monitor gas yang komprehensif, meningkatnya kepedulian terhadap lingkungan, pengenalan zat  anestesi  inhalasi  yang  baru  tetapi  mahal,  dan  pengetatan  kebijakan  ekonomi  pada
pelayanan  kesehatan,  sejak  sekitar  15  tahun,  keinginan  kuat  untuk  mempelajari  dan mempraktikkan teknik low flow semakin meningkat.
1,21
2.5 Perbandingan High Flow Anesthesia Dan Low Flow Anesthesia