Upaya Pencegahan Stroke Teori WHO

b.5. Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak action situation.

c. Teori WHO

Tim kerja dari WHO mengenalisis bahwa yang menyebabkan seseorang itu berprilaku tertentu karena adanya 4 alasan pokok. yaitu : c.1. Sikap akan terwujud didalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu. c.2. Sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan yang mengacu kepada pengalaman orang lain. c.3. Sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasarkan pada banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang. c.4. Nilai value. Dari ketiga teori perilaku kesehatan tersebut, teori Snehandu B. Kar jelas menyebutkan bahwa salah satu faktor yang memengaruhi perilaku kesehatan seseorang adalah adanya dukungan sosial social-support dari masyarakat sekitar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keluarga merupakan orang terdekat yang dapat memberi dukungan pada penderita pasca stroke.

2.2.2. Upaya Pencegahan Stroke

Dalam kesehatan masyarakat ada lima tingkatan pencegahan penyakit dari Leavel Clark, yaitu : 1 Peningkatan kesehatan. 2 Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu. 3 Menegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat. Universitas Sumatera Utara 4 Pembatasan kecacatan. 5 Pemulihan kesehatan. Peningkatan kesehatan dan perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu adalah usaha-usaha yang dilakukan sebelum sakit pre- patogenesis, dan disebut dengan pencegahan primer. Penegakan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat, pembatasan kecacatan dan pemulihan kesehatan adalah usaha-usaha yang dilakukan pada waktu sakit patogenesis. Penegakan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat disebut dengan pencegahan sekunder seconder prevention, sedangkan pembatasan kecacatan dan pemulihan kesehatan disebut pencegahan tersier tertiary prevention Effendy, 1998. Pencegahan stroke dapat dilakukan dengan menjaga kebiasaan hidup sehat. Kebiasaan hidup sehat itu disebut juga paradigma hidup sehat, yang berisi anjuran : 1 Hentikan merokok, 2 Hentikan kebiasaan minum alkohol, 3 Periksa kadar kolesterol, 4 Periksa dan kontrol penyakit diabetes, 5 Berolahraga secara teratur, 6 Kontrol konsumsi garam, 7 Hindari stres dan depresi, 8 Hindari obesitas Sutrisno, 2007 Universitas Sumatera Utara Kontrol terhadap penyakit vaskular, seperti : 1 Hipertensi Hipertensi harus diatasi untuk mencegah terjadinya serangan ulang stroke. Menurut Canadian Hypertension Education Program CHEP, target tekanan darah untuk pencegahan stroke adalah 14090mmHg 13585mmHg untuk pengukuran di rumah. 2 Diabetes Pada penderita diabetes, tekanan darah tetap kita kontrol dan nilainya 13080mmHg. Selain itu, kontrol yang paling penting adalah kontrol terhadap kadar glukosa dan dianjurkan mencapai nilai hampir normal untuk mengurangi komplikasi vaskular. Menurut Canadian Diabetes Association, target untuk kadar gula darah adalah 4.0-7.0mmolL saat puasa dan 5.0-10.0mmolL 2 jam setelah makan. 3 Kolesterol Pasien dengan kadar Low Density Lipoproteins-Cholesterol LDL-C 2.0 mmolL harus dilakukan modifikasi gaya hidup, diet, dan pengobatan dengan statin. Hal ini dilakukan sampai didapati kadar LDL-C 2.0 mmolL. Kontrol terhadap perilaku yang bisa diubah : 1 Merokok Semua penderita stroke yang merokok harus dianjurkan berhenti merokok. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan terapi tambahan berupa terapi pengganti nikotin dan terapi perilaku. Universitas Sumatera Utara 2 Alkohol Pasien yang merupakan peminum berat seharusnya berhenti atau mengurangi konsumsi alkohol sampai ke titik yang aman, yaitu berkisar 14 minuman dalam 1 minggu untuk pria dan 9 minuman untuk wanita. Tetapi, titik aman tersebut tidak sama untuk semua orang sehingga berhenti mengkonsumsi alkohol lebih baik. 3 Obesitas Penurunan berat badan merupakan hal yang dianjurkan sampai dicapai BMI 18.5-24.9kgm2 dan lingkar pinggang 88 cm untuk wanita dan 102 cm untuk pria. Konsumsi makanan rendah lemak dan natrium, dan banyak konsumsi buah dan sayur dianjurkan. 4 Aktivitas fisik Bagi penderita stroke yang mampu melakukan aktivitas fisik, latihan fisik 30-60 menit seperti berjalan, jogging, bersepeda selama 4-7 hari dalam seminggu dapat mengurangi faktor risiko dan faktor lain yang dapat meningkatkan kejadian stroke APSS, 2007 dan AHA, 2006. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor risiko stroke yang dipunyai harus ditanggulangi dengan baik, karena penanganan yang tepat dari faktor risiko tersebut sangat penting untuk prevensi sekunder. Pada kelompok risiko tinggi, setelah terjadi serangan stroke seharusnya menjadi target penanganan secara kontinyu untuk mencegah terjadinya stroke berulang Universitas Sumatera Utara 2.3. Konsep Dukungan Sosial Keluarga 2.3.1. Definisi Keluarga