Berdasarkan uraian tugas-tugas keluarga tersebut dapat disimpulkan bahwa keluarga bertanggung jawab atas kondisi kesehatan anggota keluarganya, apalagi jika
anggota keluarga menderita stroke. Stroke termasuk penyakit yang berat karena membuat penderitanya bergantung pada orang lain karena ketidakberdayaan yang
disebabkan penyakit tersebut. Keluarga hendaknya mengetahui penyakit yang diderita anggota keluarga, agar bisa mengambil tindakan segera untuk menghindari
keterlambatan pertolongan dan mengurangi tingkat keparahannya.
2.3.3. Bentuk Dukungan Sosial Keluarga
Menurut Sarwono 2003 dukungan adalah suatu upaya yang diberikan kepada orang lain, baik moril maupun materil untuk memotivasi orang tersebut dalam
melaksanakan kegiatan. Menurut Santoso 2001 dukungan yaitu suatu usaha untuk menyokong sesuatu atau suatu daya upaya untuk membawa sesuatu. Sarafino 1990
mengatakan bahwa kebutuhan, kemampuan, dan sumber dukungan mengalami perubahan sepanjang kehidupan seseorang. Keluarga merupakan lingkungan pertama
yang dikenal oleh individu dalam proses sosialisasinya. Studi-studi tentang dukungan keluarga telah mengkonseptualisasi dengan
dukungan sosial sebagai koping keluarga. Baik dukungan-dukungan sosial keluarga yang eksternal maupun internal terbukti bermanfaat. Friedman 1998 menjelaskan
bahwa dukungan sosial keluarga adalah sebuah proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan; sifat dan jenis dukungan sosial berbeda-beda dalam berbagai tahap-tahap
siklus kehidupan.
Universitas Sumatera Utara
Friedman 1998 juga menjelaskan bahwa dukungan sosial keluarga mengacu kepada dukungan-dukungan sosial yang dipandang oleh anggota keluarga sebagai
sesuatu yang dapat diaksesdiadakan untuk keluarga dukungan sosial bisa atau tidak digunakan, tapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung
selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Menurut Taylor 1995, dukungan keluarga merupakan bantuan yang dapat
diberikan kepada keluarga lain berupa barang, jasa, informasi dan nasehat, yang mana membuat penerima dukungan akan merasa disayang, dihargai, dan tentram.
Menurut Caplan dalam Friedman 1998 dukungan sosial memiliki beberapa fungsi dukungan yaitu:
1 Dukungan informasional keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan
diseminator penyebar informasi tentang dunia. Menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah.
2 Dukungan penilaian keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik,
membimbing dan menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan validator indentitas anggota keluarga diantaranya memberikan support, penghargaan,
perhatian. 3
Dukungan instrumental keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya: kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan
minum, istirahat, terhindarnya penderita dari kelelahan. 4
Dukungan emosional keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-
Universitas Sumatera Utara
aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan.
Menurut Nursalam 2006 yang mengutip dari House dalam Depkes 2002 membedakan empat jenis atau dimensi dukungan sosial menjadi:
1 Dukungan Emosional
Mencakup ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan.
2 Dukungan Penghargaan
Terjadi lewat ungkapan hormatpenghargaan positif untuk orang lain itu, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu, dan
perbandingan positif orang itu dengan orang lain, misalnya orang itu kurang mampu atau lebih buruk keadaannya menambah harga diri.
3 Dukungan Instrumental
Mencakup bantuan langsung, misalnya orang memberi pinjaman uang kepada orang yang membutuhkan atau menolong dengan memberi pekerjaan pada
orang yang tidak punya pekerjaan. 4
Dukungan Informatif Mencakup pemberian nasihat, saran, pengetahuan, dan informasi serta
petunjuk. Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dukungan sosial
keluarga pada penderita pasca stroke sangat bermanfaat dalam pengendalian diri terhadap tingkat kecemasan akibat ketidakberdayaan fisik dan dapat pula mengurangi
Universitas Sumatera Utara
tekanan-tekanan yang ada pada konflik yang terjadi pada diri penderita akibat penyakit stroke. Dukungan tersebut berupa dorongan, motivasi, empati, ataupun
bantuan yang dapat membuat individu yang lainnya merasa lebih tenang dan aman. Berikut ini adalah beberapa hasil penelitian tentang dukungan sosial keluarga
pada anggota keluarga yang menderita penyakit tertentu. Hasil penelitian Sebayang 2011 mengungkapkan bahwa dukungan sosial merupakan salah satu sumber
penanganan stres yang penting dan mempunyai pengaruh terhadap kondisi kesehatan seseorang. Dalam penelitiannya tersebut diungkapkan bahwa dukungan sosial
keluarga memiliki hubungan dengan frekuensi kekambuhan pasien skizofrenia paranoid di Poliklinik RS Jiwa Daerah Propsu Medan p= 0,028
ρ =-0,388. Oleh karena itu, disarankan kepada perawat untuk melibatkan keluarga dalam perawatan
pasien skizofrenia paranoid sehingga keluarga mampu merawat pasien skizofrenia paranoid dengan baik di rumah.
Hasil penelitian lainnya oleh Sundari 2011 menunjukkan bahwa hampir seluruh responden 85 dukungan sosialnya baik dan hampir seluruhnya 85 juga
memiliki tingkat kepatuhan yang baik dalam menjalani terapi hemodialisis. Dari hasil uji didapat nilai
ρ 0,05 maka H0 ditolak yang artinya ada hubungan yang bermakna antara dukungan sosial keluarga dengan kepatuhan klien gagal ginjal kronik dalam
menjalani terapi hemodialisis di ruang hemodialisa Siloam Hospitals Surabaya. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa semakin baik dukungan keluarga
maka pasien semakin patuh menjalani terapi hemodialisis. Perawat diharapkan juga
Universitas Sumatera Utara
memotivasi keluarga pasien untuk meningkatkan dukungan terhadap pasien hemodialisa sehingga patuh dalam melakukan terapi hemodialisis.
2.3.4. Sumber Dukungan Keluarga